Wali Kelas

47.8K 411 1
                                    

"Tepuk tangan untuk Bapak ganteng kita yang sekarang umurnya 27 tapi masih jomblo semoga segera dipertemukan dengan jodohnya! Aamiin!"

Satu kelas bertepuk tangan setelah berhasil memberikan suprise ulang tahun pada Wali Kelas mereka yang sering disebut dengan nama Samuel.

Semua orang bahagia kecuali Anna yang sedari tadi wajahnya pucat menahan sesuatu. Tubuhnya panas padahal dia hanya meminum cocacola milik temannya.

"Woy siapa yang minum coca cola gue?" teriak Gilang tiba-tiba.

"Aku!" balas Anna cepat.

Gilang melotot dan Anna lantas meminta maaf. Tadi ia kepedasan jadi minum apapun yang ada di dekatnya.

"Udah nanti pulang sekolah Bapak terakhir di cafe depan. Kalian jangan berisik ya, bentar lagi jam selanjutnya. Terima kasih kado dan surprise nya," ucap Pak Samuel sambil tersenyum. "Anna tolong bawain LKS-nya ke ruang guru ya."

"A-ah iya, Pak!"

Anna segera bangun lantas membawa LKS Fisika mata pelajaran yang dipegang Samuel. Gadis itu mengikuti Samuel dari belakang sambil sesekali meringis pelan.

"Kamu gak papa, Anna? Itu wajah kamu keringetan banget lho," ucap Samuel saat Anna sudah meletakkan LKS nya di meja.

"Ah saya lagi kegerahan aja, Pak. Tadi makan pedes," jelasnya membuat Samuel mengangguk-angguk.

"Yaudah kamu boleh balik ke kelas lain kali jangan makan pedes kebanyakan," ucap Pak Samuel yang dibalas anggukan oleh Anna.

"Terima kasih, Pak. Kalau begitu saya permisi."

Anna tersenyum setelah itu berjalan menuju toilet. Mungkin cuci muka bisa membuat tubuhnya membaik namun di toilet ia malah mendengar suara-suara aneh.

"Pelan-pelan Hans Ahh!"

Anna mengerutkan keningnya karena tentu saja dia tahu orang yang mengeluarkan suara itu sedang melakukan apa, tapi kenapa mereka berani sekali melakukannya di sekolah? Anna tak habis pikir.

Karena dia sudah tak kuat, Anna lantas segera kembali ke kelas. Pulangnya Samuel benar-benar membayar semua pesanan teman sekelasnya di cafe depan sekolah. Anna hanya memesan minuman cokelat karena sedari tadi perutnya tak enak.

"Kamu nggak pesen makanan?" tanya Samuel membuat Anna menggeleng.

"Lagi gak enak perutnya, Pak," jawab Anna.

"Gara-gara makan pedes tadi?"

"Nggak kok."

Anna tersenyum dan Samuel hanya menatapnya tanpa ekspresi. Anna memilin gugup jari tangannya karena Samuel benar-benar tampan. Saat pulang ke rumah, Anna buru-buru melepas pakaiannya dan duduk di sofa.

"Ahhh!!"

Anna memejamkan matanya saat jarinya mulai mengusap cepat kewanitaannya. Ia sudah menahannya dari sekolah. Gilang bilang coca colanya terdapat obat perangsang dan itu untuk menjahili temannya tapi malah diminum oleh Anna.

Anna bohong jika dia tak merasakan apa-apa. Sedari tadi, sejak Samuel bertanya keadaannya, miliknya makin berkedut.

"Hmphh!" Anna menyandarkan kepalanya kesandaran sofa dan menutup mulutnya agar desahannya tak terlalu terdengar. Pinggulnya terangkat karena rasa geli dan nikmat yang jadi satu.

Delapan BelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang