Keegan

26.2K 341 1
                                    

⚠️Adegan dalam cerita ini tidak untuk di tiru!

Chava mengantarkan pesanan pada seorang pria tampan yang duduk sendiri di dekat jendela cafe. Gadis itu tersenyum sambil meletakkan pesanan pria itu di atas meja. "Silahkan," ucapnya sopan. Pria yang tengah membaca sebuah majalah itu menurunkan majalahnya dan tersenyum tipis.

"Thanks," ucapnya singkat. Chava hanya mengangguk lalu mengantar pesanan yang lain walau sesekali matanya tertuju pada pria tadi.

"Sangat tampan ya," celetuk teman kerjanya yang lain. Chava hanya tersenyum dan memilih fokus pada pekerjaan. Pria itu memang tampan tapi bukan sesuatu yang harus Chava sukai.

***

Chava bersiap untuk pulang dan berjalan ke halte bus. Namun netranya mendapati pria yang tadi siang ada di cafe tengah berdiri menyandar di body mobil. Mulut pria itu mengeluarkan kumpulan asap rokok yang dihisapnya. Entah sedang apa pria itu disini.

Tiba-tiba hujan turun dan Chava melirik pada jam tangannya. Ia hanya berharap bus terakhir malam ini belum datang, tak lama pria tadi ikut meneduh di samping Chava.

"Ah?" Chava menatap pria tampan itu sedikit gugup.

"Boleh saya ikut bergabung, Nona?" Suara pria itu terdengar begitu sexy.

"Y-ya tentu saja." Chava tersenyum lalu bergeser memberi ruang untuk pria itu. Pria itu tersenyum tipis lalu duduk di sampingnya. Tak ada obrolan karena Chava bingung harus berbicara apa.

"Bus terakhir sudah lewat," celetuk pria itu tiba-tiba.

"Be-benarkah?"

"Ya."

Chava ingin mengucapkan sesuatu namun tertahan saat Pria itu tiba-tiba mengulurkan tangan padanya. "Keegan," ucapnya.

"C-chava."

"Wajahmu tegang sekali, aku ada disini sedang menunggu seseorang, mobilku mogok," jelas Keegan membuat Chava hanya tersenyum tipis.

"Aku hanya bersikap waspada."

"Bagus, di dunia ini jangan terlalu percaya pada seseorang."

Chava tersenyum mendengar penuturan itu. Keduanya berbincang kecil sampai taxi yang Chava pesan datang. Gadis itu berpamitan pada Keegan yang tersenyum padanya.

Chava memegang dadanya saat sudah masuk taxi. Kenapa rasanya berdebar? Ia tak boleh jatuh cinta pada pria tadi!

***

"Kamu kesini lagi?" tanya Chava saat melihat Keegan kembali datang ke cafe tempatnya bekerja.

"Cuma disini cafe yang suasananya sangat tenang," jawab Keegan.

"Oke, nikmati harimu," ucap Chava dan hendak kembali mengantarkan pesanan yang lain.

"Chava," panggil Keegan membuat Chava kembali berbalik. "Aku boleh minta nomor kamu?" pinta Keegan.

"U-untuk?"

"Hanya ingin mengenalmu." Chava menatap Keegan tak percaya. Pria itu malah tersenyum miring yang membuat Chava menunduk malu. Tiba-tiba ponsel pria itu berdering membuat Keegan mengalihkan perhatiannya. Pria itu berdiri tanpa mengangkat telepon yang masuk.

"Aku tunggu sampai besok, sampai jumpa, Chava," bisiknya sebelum keluar dari cafe. Chava meremas kuat nampan kayu di tangannya. Pipinya memerah sampai telinga. Keegan tak baik untuk jantungnya.

Delapan BelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang