Mario

18.7K 568 60
                                    

⚠️ Adegan dalam cerita ini tidak untuk di tiru! Kalian semua berharga
*
*
*

Desahan dua sejoli yang terus mengejar kenikmatan itu terdengar di dalam salah satu kamar apartemen. Tubuh keduanya sudah berkeringat karena permainan panas mereka yang berlangsung cukup lama.

"Ahhh mariohh please fasterr!"

Pria yang terus menghujam miliknya itu mempercepat gerakannya. "Shit! Kaila arghh shh!" erangnya sambil menyusupkan wajahnya di ceruk leher Kaila.

Kaila mengeratkan pelukannya pada leher Mario. Kakinya sudah melingkar erat di pinggang Mario dan terus merasakan hentakkan kasar pria diatasnya.

"Aahh akuhh mau keluarh lagi!" pekik Kaila. Mario mempercepat hujamannya lagi karena miliknya juga siap menumpahkan laharnya hingga pelepasan hebat yang mereka dapatkan bersama menjadi penutup percintaan mereka kali ini.

Kaila memperhatikan Mario yang sudah memakai pakaiannya kembali. Padahal ini sudah malam tapi pria itu memilih pulang dibanding menemaninya disini.

"Mau sampai kapan kita kayak gini?" tanya Kaila yang entah sudah keberapa kalinya. Mario menatapnya lalu hanya tersenyum seperti biasa.

"Kamu tau jawabannya, Kaila," balasnya yang membuat Kaila meremas kuat selimut yang menutupi tubuh polosnya.

"Aku pulang. Jangan lupa minum pil nya." Tanpa mengucapkan apapun lagi, Mario keluar dari kamar apartemen menyisakan Kaila dengan perasaannya yang semakin menyakitkan.

Kaila menyandarkan kepalanya pada sandaran ranjang dan menghapus air matanya yang sudah keluar. Hubungannya dan Mario hanya sekedar teman tidur namun berkali-kali Kaila bilang jika dia mencintai Mario tapi Mario adalah sebaliknya.

Kaila kira selama hampir 4 tahun ini ia bisa meluluhkan Mario, namun nyatanya hati pria itu malah semakin mengeras. Kaila kadang merasa iri melihat kedua temannya yang dicintai begitu hebat oleh pasangannya, namun dirinya yang sudah berjuang keras menyerahkan segalanya nyatanya tak mendapat sepeser 'pun cinta itu.

Kaila ingin menyerah namun setiap ia mencoba untuk pergi, hatinya selalu berteriak untuk kembali pada Mario. Kaila bahkan bingung harus sampai kapan hubungan seperti ini berlanjut dalam hidupnya. Semuanya tak tentu arah dan berantakan.

Kaila ikut beranjak dan memungut pakaiannya yang berserakan di lantai. Ia meraih bathrobe dan memakainya setelah itu berjalan menuju dinding kaca yang menampilkan jalanan ibu kota saat malam hari.

"Kai, kamu harus berhenti. Mario bukan cowok yang baik buat kamu. Dia punya banyak cewek di luar sana! Please Kai! Kita mohon!"

Di sela lamunannya Kaila tiba-tiba teringat ucapan kedua temannya, Sera dan Hanura. Mereka sampai menangis memintanya keluar dari hubungan seperti ini. Mungkin ini akibat karena tidak mendengarkan ucapan teman-temannya saat mendekati Mario. Dia terlalu naif berpikir jika Mario akan berubah.

***

Kaila masuk ke apartemennya dengan sedikit terburu-buru. Akhir-akhir ini tubuhnya cepat lelah. Selain karena pekerjaannya, Kaila juga tengah memikirkan sesuatu yang membuatnya cemas akhir-akhir ini. Kaila mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai setelah itu kembali keluar apartemennya untuk menuju rumah sakit.

Delapan BelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang