Mario 4

12.6K 592 42
                                    

Double up nih!
*
*
*

"Aku udah tau masalah Mbak sama Mas Rio dan mungkin Mbak juga gak mau bahas Mas Rio lagi tapi kayaknya aku harus ngomong ini sama Mbak."

Kaila terus mendengarkan ucapan Gio yang terdengar sangat serius. "Mas Mario depresi," ucap Gio membuat Kaila terdiam.

"K-kenapa?"

"Mas Rio ngira Mbak udah meninggal. Aku tau Mas Rio pantes dapetin itu karena apa yang dia lakuin ke Mbak nggak bisa dimaafin." Gio nampak menghela nafas sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Mas Rio berkali-kali minta Mas Raska sama Mas Leo buat ngasih tau makam Mbak dimana tapi mereka nggak pernah kasih tau. Aku seneng sih liat dia menderita kayak gitu tapi aku juga takut waktu dia overdosis dan hampir mati."

"Dia overdosis kenapa?"

"Minum alkohol sama obat tidur. Kalau Mbak udah ketemu sama Mas Rio lagi pasti tau kalau badannya sekarang kurus, nggak terurus. Karena kejadian itu Mas Raska sama Mas Leo ngasih tau yang sebenernya tapi dengan syarat Mas Rio jangan pernah ganggu Mbak lagi. Mas Rio udah tau kalau Mbak pergi ke New York, dia sering kesana juga buat ketemu anak Mbak tapi sesuai perjanjian dia gak pernah berani ganggu Mbak lagi."

Kaila benar-benar tidak tahu harus merespon apa ucapan Gio. Semuanya terasa sulit untuk dia percayai. Mario tak mungkin sampai seperti itu hanya karena kehilangannya.

"Aku nggak maksa Mbak buat percaya, tapi Mas Rio udah kayak orang gila sekarang. Aku beneran gak papa kalau Mbak masih mau ngasih pelajaran ke Mas Rio, aku beneran seneng kalau itu bisa bikin Mas Rio sadar."

"Kamu suka liat Mas kamu menderita?" Kaila melempar senyum gelinya.

"Tentu aja, dia udah keterlaluan banget. Ayah sampe pusing karena Mas Rio sempet gak mau ngurus bisnis Ayah lagi. Tapi kemarin tiba-tiba dia bilang ke Ayah mau semangat kerja lagi. Udah gila 'kan dia?"

Kaila tertawa mendengar penuturan Gio. "Aku ketemu Mas kamu kemarin, emang kayak orang gila, sih, tapi brengseknya gak ilang," jelas Kaila sambil memakan potongan cake yang dipesannya.

"Hah dia ngapain Mbak lagi?" tanya Gio tak terima.

"Ya gitu deh, terus ketemu Melvin sama Melyssa juga, cuma dia gak ngomong apa-apa waktu di bilang jahat sama Melvin."

"Dia udah sadar diri kali, otaknya udah berfungsi lagi."

Kaila diam karena ia masih belum sepenuhnya percaya jika Mario sudah berubah. Ia ingin memastikannya sendiri. Jika semuanya masih sama, Kaila akan menyelesaikan semuanya hingga Mario tak akan bisa lagi melihat Melvin dan Melyssa.

"Dimana Mas kamu? Aku mau ketemu."

***

Kaila melipat tangannya di depan Mario yang duduk di sofa sebrang. Pria itu jelas sekali terlihat tegang, padahal kemarin masih berani bersikap brengsek padanya.

"Aku mau kamu jujur. Dari kapan kamu ngawasin Melvin sama Melyssa? Jangan macam-macam dan jangan pernah berani mendekat, Mario," ucap Kaila yang tak mau basa-basi.

Ucapan Gio benar, pria di depannya seperti kurang mengurus dirinya sendiri. Tidak ada lagi Mario yang selalu berhasil membuat wanita bertekuk lutut padanya. Sekarang hanya ada Mario yang seperti orang gila.

Delapan BelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang