Jangan hanya baca, tapi juga vote.
Happy reading
.
.
"Ankahtuka wajawwajtuka, Miya Atsumu binti Muhammad Farhan Rarendra. Bil mahril bi'adawati sholah, wa milyuunu rubiyyatin wa Al-surah Al-Mulk haalan"
Terjadi keheningan beberapa detik. Tanpa menunggu lama, terdengar helaan nafas dari mikrofon itu.
"Bismillahirrahmanirrahim Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan"
Dengan satu tarikan nafas, Sakusa yang sedang berjabat tangan dengan ayah Atsumu, kini telah berhasil mengucapkan kalimat sakral itu.
"Bagaimana para saksi, sah?"
"SAH"
"Alhamdulillah"
Atsumu dan bunda Zahra yang mendengar nya di balik kamar langsung memeluk Atsumu setelah mendengar kalimat sakral itu. Air mata Atsumu mengalir begitu saja saat kalimat itu di ucapkan lelaki itu, ia tidak menyangka bahwa dia akan menikahi lelaki yang selama ini ia kagumi selama berada di pesantren.
*di ruang tengah
Sakusa melirik ke arah tangga dan ada atsumu yang menggunakan gaun pengantin sedang menuruni tangga menuju ke arah mereka bukan maksudnya ke arah Sakusa.
Atsumu duduk di sebelah Sakusa. Sakusa mengulurkan tangan kanannya, Atsumu menerimanya dan menyaliminya lalu Sakusa mencium kening Atsumu yang berada di depannya.
Sakusa meletakkan sebelah tangannya di atas kepala Atsumu lalu membacakan do'a dan di lanjutkan dengan membaca surat al-Mulk.
# # #
Saat ini hanya ada kecanggungan anatara Sakusa dan Atsumu. Mereka berdua duduk sisi kasur. Tidak ada yang memulai percakapan.
"Tsumu"
"I-iya? " Atsumu terkejut saat sakusa tiba-tiba memanggil namanya.
"Saya mau mandi, kamar mandinya dimana? " tanya sakusa sembari membuka jam tangannya.
"O-oh itu di sana" tunjuk Atsumu ke arah pintu kamar mandi.
Atsumu beranjak dari tempat duduknya pergi mengambil handuk untuk sang suami.
"I-ini han-handuknya" atsumu mencoba agar dia tidak gelagapan di depan sakusa dan menyodorkan handuk yang di tangganya kepada sakusa.
"Makasi" jawab sakusa setelah menerima handuk yang diberikan oleh atsumu dan pergi ke kamar mandi.
Setelah sakusa pergi dan menghilang di balik pintu kamar mandi, atsumu masih berdiam diri di tempatnya sedari tadi seperti patung sambil memegang dada sebelah kiri, dimana letak jantungnya berada.
'YaAllah, kenapa tsumu deg-degan gini yaAllah? 'Atsumu membatin merasakan detak jantungnya yang begitu cepat.
Atsumu mengingat kejadian dimana dia dan sakusa bertemu.
Flashback
"Saya ingin kamu menikahi Atsumu, besok pagi kamu siap-siap untuk pergi ke rumah Atsumu dan memalamarnya" ucap abuya tiba-tiba. Seketika mata sakusa membelalak dan semua yang berada di sana terkejut.
"Apa kamu bersedia? " lanjut tanya abuya.
Sakusa yang mendengarnya ragu untuk menjawabnya. Ia berpikir keras apa yang akan dia jawab.
"Saya bersedia" jawab sakusa pantang. Semua yang di situ terkejut dan tidak percaya dengan apa yang diucapkan sakusa.
"Nak, kamu pulanglah malam ini dengan adikmu dan kasih tau kepada orangtuamu, saya dan sakusa akan datang kerumahmu besok pagi dan akan melamar mu" sakusa, atsumu dan semua yang ada di sana terkejut akan perkataan abuya.
# # #
Sakusa keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.
"Tsumu, kamu pergilah bersih-bersih dan kita akan melaksanakan sholat isya dan sholat dua rakaat"-sakusa.
"Baiklah"-atsumu.
Atsumu mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi. Sedangkan sakusa mengambil sajadah dan menggelarnya.
Lima belas menit sudah atsumu berada dalam kamar mandi dan sekarang atsumu sudah selesai. Dapat atsumu lihat laki-laki yang sedang duduk di atas sajadah sambil berzikir.
Sakusa tidak sadar bahwa atsumu sudah siap dan dia masih saja menatap ke arah sajadahnya sambil berzikir.
"Sakusa"
"A-ah iya" sakusa tersentak karena atsumu memanggilnya.
"Udah siap"
"Udah" atsumu menganggukkan kepalanya.
Setelah melaksanakan sholat isya dan sholat dua rakaat, sakusa berbalik kebelakang. Sakusa memberikan tangan kanannya dan di terima oleh atsumu. Atsumu mencium punggung tangan sang suami.
Setelah itu sakusa balik menghadap kedepan dan dilanjutkannya dengan berzikir dan berdoa.
Atsumu yang sudah selesai dzikir dan berdoa melipat mukena dan sajadah yang ia gunakan meletakkan ketempatnya.
Sakusa masih duduk di atas sajadahnya.
'Apa senyaman itu duduk diatas sajadah sampe istri yang sudah tidak duduk di belakangnya pun dia tidak sadar' batin atsumu yang serasa cemburu dengan sajadah yang selalu di tatap sang suami.
Karena bosan menunggu sakusa, atsumu memutuskan untuk tidur terlebih dahulu.
Sakusa telah selesai berdzikir dan berdoa. Sakusa melihat atsumu yang sudah tertidur di atas kasur di seberangnya.
Sakusa berjalan ke sisi tempat atsumu tidur.
"Capek banget ya, sampe tidurnya pulas gitu. Selamat tidur dan bermimpi indah zaujati nya omi" sakusa mencium kening atsumu.
Sakusa pergi mengganti pakaiannya lalu tidur di sisi sebrang atsumu. Sakusa membaca doa tidur dan membaca Ayat Kursi dan surat-surat yang biasanya ia baca sebelum tidur.
# # #
"Kak sachi, tunggu dulu" perempuan yang menyeret kopernya.
"Cepetan kun" sachi pergi keluar juga membawa koper ke arah mobil.
"Iya, tapi bantuin dulu. Susah ini nurunin koper dari lantai dua, apalagi lewat tangga" akhirnya dengan usahanya dan dengan perjuangannya, dia sampai juga di bawah.
(Random banget pembahasan nya ya, apa mungkin karena otakku yang lagi ngelag)
"Udah siap semuanya? " tanya bunda Dila.
"Udah bunda, tinggal barang kunimi aja yang belum masuk mobil" jawab sachi.
"Kak..... Tolongin, susah ini" kunimi berteriak karena tas yang dibawanya bisa di bilang besar.
Sachi berjalan ke arah kunimi dan membantu kunimi membawa kopernya.
•
•
•
•
•
TBC
Semangat puasanya.
Keknya book ini gak akan tamat, karena aku kehabisan ide. Mungkin kalo aku gabut atau apa, mungkin nambah satu bab. Jadi aku minta maaf karena gak bisa namatin book ini.
YOU ARE READING
Perjodohan ||-Haikyuu Religi-||
Ngẫu nhiênMengisahkan bagaimana kehidupan para santri di pesantren dan para anak geng motor 'Black Penter'. Bagaimana reaksi futakuchi yang akan dijodohkan dengan cucu dari kiyai. . . . . . . . Gimana, penasaran dengan kelanjutannya. mari baca