Seorang pemuda membuka matanya perlahan. Dia meraba meja nakas, meraih ponselnya. Sepasang mata sipit itu semakin menyipit kala cahaya ponsel terasa menusuk matanya. 12.30, setelah melihat angka yang tertera di layar dia kembali menaruh ponselnya. Kembali memejamkan matanya untuk beberapa saat. Lima menit setelahnya, dia terbangun mendudukan dirinya. Menoleh ke kanan kiri linglung. Saat sekelebat ingatan hari kemarin muncul di otaknya, dia melebarkan matanya bergegas turun dari ranjangnya. Berjalan tergesa ke arah dapur.
"Jisung, kau baru bangun?" Sapa Renjun yang sedang menonton TV.
"Iya," sahut Jisung seadanya.
Pemuda berbadan tinggi itu membuka lemari es, melihat isinya dengan seksama. Tidak ada, dia tidak menemukan sesuatu yang dia cari. Tangannya terulur menyingkirkan beberapa barang yang mungkin menghalangi pandangannya. Barangkali sesuatu yang dia cari tersembunyi di dalam, tapi nihil. Dia tetap tidak menemukannya.
"Renjun hyung! Apa kau melihat cheesecake di lemari es?" Jisung menghampiri Renjun yang sedang fokus menonton variety show.
"Eoh, aku yang memakannya tadi. Apa itu punyamu?" Renjun menoleh menatap wajah bantal Jisung.
"Kenapa Hyung makan! Itu punyaku!"
"Aku pesan makanan, tapi lama sekali datangnya. Karena sangat lapar, jadi aku memakan cheesecake di lemari es. Lagi pula hanya sepotong, kupikir kau pasti sudah makan itu kemarin."
"Kenapa Hyung tidak ijin dulu?!"
"Ya! Itu hanya sepotong cheesecake, kenapa kau meributkannya? Bukankah kau mendapatkan banyak kue ulang tahun kemarin?" Renjun meninggikan nada bicaranya. Dia mulai kesal karena adiknya itu terus saja memojokkannya, padahal hanya perkara sepotong kue.
Memang kemarin adalah hari ulang tahun Jisung. Pemuda itu pastinya mendapatkan beberapa kue. Semua member NCT Dream juga sempat memakan kue ulang tahun Jisung--pemberian agensi bersama-sama kemarin. Renjun tidak tahu siapa yang memberikan cheesecake kepada member termudanya itu. Tapi, seharusnya dia sudah puas memakan kue kemarin, kan?
Jisung menghela napas panjang, kemudian berbalik pergi ke dapur. Dia meminum air putih kemudian kembali masuk ke kamarnya dan menutup pintunya rapat. Hal itu tak luput dari pandangan Renjun. Apa Jisung marah?
Suara bel mengalihkan perhatian Renjun. Akhirnya makanan pesanannya datang. Dia membawa makanannya ke meja makan. Membukanya satu persatu.
"Jisung, ayo makan! Aku pesan banyak."
Karena Jeno dan Jaemin sudah meninggalkan dorm sejak pagi untuk jadwal pribadi, hanya ada Renjun dan Jisung di dorm. Karena itu dia berinisiatif membeli makanan untuk porsi dua orang. Namun, tidak ada sahutan apapun dari Jisung. Renjun menghampiri kamar adiknya itu, tapi dia tidak dapat masuk karena pintunya terkunci. Dia mengetuk pintu itu pelan.
"Jisung-ah, ayo makan!"
"Jisung--"
"Aku tidak lapar," sahut Jisung dari dan kamarnya. Renjun mengernyit heran, ada apa dengan adiknya itu. Tidak biasanya dia menolak makanan.
Apa dia benar-benar marah? Hanya karena sepotong kue? Batin Renjun.
"Cepat makan, sebentar lagi ada jadwal untuk fansign. Setelah itu latihan grup. Kau tidak akan sempat makan kalau tidak makan sekarang." Renjun masih berusaha membujuknya. Namun, tidak ada jawaban apapun.
"Terserah kau saja!" Dengan kesal Renjun meninggalkannya dan memilih menikmati sarapannya sendirian.
Sesuai jadwal, mereka pergi ke perusahaan untuk melakukan fansign online. Member yang lain sudah lebih dulu sampai di perusahaan. Namun, yang masih dipikirkan Renjun adalah Jisung benar-benar melewatkan sarapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Jwi (One shoot)
FanfictionKumpulan cerita pendek dengan tokoh utama Jisung Park Uri Jwi, uri maknae, uri aegi Walaupun pendek-pendek, semoga kalian suka Jangan copy paste ya yeorobun Plagiat itu nggak boleh Mari hargai hasil karya orang lain