7 Dream

1K 112 21
                                    

Hari-hari sibuk dengan jadwal penuh, hingga waktu tidur bahkan harus direlakan hilang. Rasanya sangat melelahkan. Ingin melarikan diri dari semua hal tanpa mempedulikan apapun. Namun, dukungan dari orang-orang di sekitar ternyata berperan sangat besar. Berkat semua orang terdekatnya, pemuda yang baru memasuki usia dua puluhan itu berhasil melewati masa-masa sulit itu.

Ketika hari libur datang, dia malah merasa aneh dengan rutinitasnya yang tak biasa. Seharian tidak melakukan apapun, rasanya benar-benar aneh. Rasa bosan mulai datang, padahal hingga dua hari kedepan laki-laki itu masih harus menjalani hari-hari tanpa jadwal apapun.

Sejak kapan memilih hari yang sibuk dan hari libur menjadi sesulit ini?

Park Jisung, member termuda dari grup NCT itu mulai merindukan hari-hari sibuknya. Atau mungkin lebih tepatnya dia merindukan para anggota yang lebih tua darinya. Sebenarnya bukan jadwal tak berujung yang dia inginkan. Dia hanya mulai merasa kesepian. Ternyata pekerjaan melelahkan itu terasa sangat menyenangkan karena dilalui bersama para hyungnya.

Sejak Jeno dan Jaemin mulai tinggal di rumahnya sendiri, dorm yang semula ramai kini hanya menyisakan Jisung dan Renjun. Padahal sumber utama kebisingan dorm mereka adalah Jisung sendiri. Tapi, karena kini hanya tinggal berdua dengan Renjun, tentu saja Jisung tidak lagi memiliki seseorang yang bisa diajak bicara selain hyungnya yang menggemaskan itu.

Seperti hari ini, Renjun sudah pergi sejak pagi untuk berlibur dengan temannya. Entah siapa, Jisung tidak sempat bertanya. Yang pasti, dia tidak bisa ikut pergi. Maksudnya malas pergi keluar. Sejak saat itu hingga malam ini pukul sebelas malam, Jisung menghabiskan waktunya sendirian di dorm. Sekedar bermain game atau berselancar di sosial media. Berinteraksi dengan para penggemarnya.

"Membosankan sekali," gumamnya pelan.

Pemuda bongsor itu menghela napas panjang, beranjak dari tempat tidurnya dengan membawa ponsel yang seharian ini menemaninya. Dengan langkah lunglai dia menuju dapur. Membuka lemari pendingin untuk mengambil sekaleng minuman kemudian menuju ke ruang tamu. Duduk dengan malas di sofa sembari menikmati minumannya.

"Kenapa Renjun hyung belum pulang?" tanyanya entah pada siapa.

Dia terpaku saat tanpa sengaja menatap pintu ruangan yang tertutup. Mulanya itu kamar Jeno. Tapi, sudah cukup lama ruangan itu ditinggalkan penghuninya. Ruangan yang mulanya sering dikunjungi Jisung saat bosan, sekarang tidak ada alasan lagi baginya untuk membuka ruangan itu.

"Masa kangen Jeno hyung?" Pemuda itu terkekeh pelan. "Padahal kemarin juga bertemu."

Jujur saja hyung tsundere-nya itu sebenarnya orang yang selalu menemaninya di hari libur seperti ini. Jeno dan Jisung selalu sama saat diajak pergi keluar, malas. Tidak seperti Renjun yang suka bepergian, kedua pemuda itu teramat malas kalau harus pergi dari tempat ternyaman mereka yaitu dorm.

Beralih menatap pintu lain, Jisung benar-benar merindukan masakan pemilik kamar itu. Di saat seperti ini biasanya Jisung akan meminta Jaemin memasakkan sesuatu untuknya. Apapun yang dimasak hyungnya itu pasti enak. Apalagi dengan baik hati hyungnya itu masih bisa menerima setiap request yang diinginkannya.

Masakan Chenle juga tidak kalah enak sebenarnya. Dia jadi berpikir apakah mungkin berkunjung ke rumah Chenle di jam ini. Dia mencari kontak temannya itu dan langsung memencet tombol panggil.

Cukup lama ia menunggu, panggilannya tak kunjung diangkat. Dia hampir menyerah, berpikir mungkin menganggu. Namun, senyumnya terbit ketika panggilan balik muncul. Dia segera mengangkat panggilan itu.

"Ada apa?" tanya Chenle di seberang tanpa basa-basi.

Jisung mengernyit mendengar napas Chenle yang tak beraturan. "Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa napasmu cepat sekali?"

Uri Jwi (One shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang