Masalah II

3.6K 246 13
                                    

Setelah pertengkaran tadi,Galen segera menuju ke  kamarnya

Hari ini begitu sial menurutnya, mulai dari Chandra yang membuat masalah dengan dirinya yang mengharuskan dia berakhir di ruang bk

Belum lagi si tua bangka Abraham yang memarahinya.

"Dasar Abraham udah tua juga suudzon mulu kerjaanya, yaa minimal tanya lah alesan gua berantem apaan, bukan main marah marah aja" Dumelnya kesal

"Dipikir gua mau kali ya berantem kaya gitu, kalo si chandra kaga mancing mah ogah gua berantem, buang buang tenaga aja"dumelnya terus sambil merebahkan tubuhnya, rasanya badanya pegel pegel semua

Lama kelamaan Galen mulai memasuki alam bawah sadarnya

Sedangkan di dapur Fira yang baru pulang belanja perlengkapan dapur pun melihat jam yang  menunjukkan waktu seharusnya Galen pulang

setelah menata perlengkapan yang ia belanjakan Fira bertanya kepada suami dan anaknya yang sedang duduk di ruang tamu.

"Honey, Galen sudah pulang? Jam segini kok belum kelihatan dia?" Abraham hanya menghela nafas

"dia buat ulah lagi" Fira tentu kaget, dan balik bertanya kepada sang suami

"ulah apa lagi?" "bolos, dia udah pulang daritadi, memulangkan diri sendiri"

Fira terpanjat, ia menangkap filosofi dari sang suami, sembari memikirkan keadaan Galen.

Fira memasak makanan untuk makan malam keluarga kecilnya. Setelah beberapa menit, masakan pun selesai.

Lagi-lagi Fira tidak mendapati Galen
berada.

"Mom, bang Galen kemana, ya?" Celetuk si bungsu,

"mommy juga nggak tau, coba kamu ke atas, panggil bang Galen, suruh makan malam, ya?"
Kalimat itu pun di sahut anggukan oleh si bungsu, Fira berharap anaknya tidak kenapa-kenapa

si bungsu mulai melangkah pergi menuju kamar Galen dan berhenti ketika suara seseorang mengintimidasi geraknya

"kalau dia nggak mau, paksa aja, gapapa"

Setelah sampai di depan kamar Galen, dia menghela nafas dan mengetuk pintu tiga kali

"Bang, mommy masak enak, ayo turunn abang udah di tunggu buat makan" Setelah beberapa menit hening, akhirnya pintu pun terbuka

"suruh duluan aja, gua ga laper"

"Tapi, bang, mommy masak enak, mommy juga nunggu bang Galen tadii"

"Dibilang ga laper ya ga, paham?"

"Ayolah, emang ga kasian sama mommy? " Rayu si bungsu dengan menatap Galen

"Ck yaudah ayo" Daripada debat Galen memilih mengalah saja, toh dia juga sedikit merasa lapar

Galen mengikuti Kaleel dari belakang, dia sebenarnya sangat malas untuk sekedar turun dan makan malam

Bukan males makanya sih, lebih tepatnya males ketemu setan setan jahanam kaya Abraham

"Nah ini Galenya, ko lama banget nak" Tanya Fira yang melihat Galen dam Kaleel baru sampai di meja makan

"Iya, tadi ngerayu bang Galen dulu" Jawab Kaleel polos, sembari mendudukan diri di kursi

"Dih" Gumam Galen sedikit merasa tidak terima Kaleel mengatakan hal tersebut

"Yasudah, Galen mau makan apa nak biar mommy ambilin" Fira yang melihat Galen tidak mengambil makanan pun mencoba menanyakan

"Gua ambil sendiri aja"Galen yang melihat Fira ingin mengambilkan makanan pun segera merebut piringya

" Lohh kenapa? Yaudah kalo emang mau ngambil sendiri"Fira sedikit terkejut dengan perlakuan Galen yang tiba tiba mengambil piring dari tanganya, namun melihat ekspresi Galen yang sedang dalam mood tidak baik dia memilih untuk mengalah saja

"Bang Galen kok makanya dikit sih, ga pake sayur lagi,kata bu guru kita harus makan yang banyak biar tubuhnya sehat" Kata Kaleel yang melihat Galen hanya memakan nasi dan ayam dengan porsi sedikit

"Kaleel kalau makan jangan banyak bicara"Ansel yang memahami situasi berubah sedikit canggung pun segera menghentikan pembicaraan adiknya

" Tapi Abang kan emang bener apa yang Kaleel bilang, kata bu guru kalau kita makanya banyak dan bergizi nanti kita jadi anak yang sehat terus pintar, jadi di sayang mommy daddy deh gitu"

"Kaya Kaleel ini bang Galen, Kaleel makanya banyak ada sayurnya juga, Kaleel jadi anak pintar deh terus jadi di sayang sama mommy, daddy, dan abang,nanti bang Galen kalau makanya dikit jadi ga di sayang loo iya kan mom? " Kata Kaleel dengan semangat sambil menatap mommynya meminta persetujuan

"Emm tetep sayang dong adek, bang Galenya mungkin lagi ga terlalu lapar jadi makanya sedikit deh" Balas fira sambil mengusap kepala Kaleel

"Lohh tapikan seengga-"

Bruk

"Halah bacot, tinggal makan aja kenapa ribet banget sihh" Galen yang sedari tadi sudah tidak mood menjadi gampang emosi, apalagi mendengar perkataan dari Kaleel yang menyinggung masalah yang sensitif bagi Galen

"Emangnya disini siapa sih yang mau di sayang sama KELUARGA lu ha? Pede banget" Tekan Galen

"Galen maafin adik kamu ya sayang, adik kamu ga berniat buat kamu tersinggung" Fira mencoba menenangkan Galen

"Maafin ya? Kenapa harus gua yang selalu maafin orang? Kenapa ga lu suruh aja tuh ANAK KESAYANGAN lu buat jaga omonganya?" Muakk Galen sudah sangat muak mendengar kata maafin maafin dan maafin

Dia juga manusia yang punya hati, punya emosi enak banget nyuruh nyuruh maafin doang, dikira gampang kali maafin orang

"Apasih gini doang teriak teriak, adek gua cuman ngingetin kali baperan amat"Kean yang melihat adiknya menangis jadi tidak tega, dan mencoba membela

" Baperan? Coba sini lu ngerasain jadi gua dulu, kira kira marah ga di gituin ha?"tanya Galen emosi

"Ya gaklah orang yang di omongin juga biasa aja" Balas Kean

"Owh iya gua lupa, lu kan selalu dapet kasih sayang dari IBU lu ya makanya ga tau rasanya gimana" Balas Galen remeh sambil melenggang pergi

Matanya memanas jika membahas hal tersebut, luka yang dari dulu coba dia tutupi rasanya seperti terbuka lagi

Galen akui kata kata Kaleel tidak ada yang salah, tapi menurut beberapa orang yang kehilangan peran ibu sejak kecil kata kata tersebut menjadi sangat sensitif

Apalagi melihat Fira yang malah membela Kaleel dibanding dirinya, membuat hatinya semakin sakit

Galen tidak mau meteka melihat sisi lemahnya, makanya dia segera pergi dari ruang makan sebelum mereka menyadari matanya yang memerah


















































































Hadehh si Kaleel bangun singa tidur nih yaa

Kira kira kalo kalian di posisi Galen bakal gimana nihh?

Galendra Emilio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang