Galen hanyalah remaja biasa yang hidup tanpa pengawasan orang dewasa. hidupnya yang dahulu penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya hilang semenjak ayahnya meninggal dunia, dan ibunya yang memilih pergi tanpa pernah memberi kabar kepadanya
Lalu ba...
Galen menuju ke kamarnya dengan perasaan amburadul
dia benamkan wajahnya di bantal dan secara tidak sadar menggigitnya, yakin, kalau ada orang yang melihat hal ini, pasti menyebut Galen gila
Emosi yang sedari tadi sudah ia tahan semakin menggebu gebu
"HIDUP KENAPA SIH, BANGSAT! LO GAUSAH SOK ASIK BISA!? GUA CAPEK ANJING CAPEKKK" pecah sudah emosi nya, emosi yang dari tadi ia redam, beruntung kamarnya kedap suara, jadi teriakan semacam apapun tidak terdengar dari luar
"Arghhh kenapa gini banget sihh nasib guaa" Ujarnya frustasii
"Hiks anjing tu bocah tengik pake mancing segalaa, gua kan jadi kebawa emosii"
"Sakit bangett anjing, dia ga tau rasanya jadi guaa makanya bisa ngomong gitu" Galen mengusap air matanya, mencoba menghalau untuk keluar
"Dipikir gua ga sakit ati apa hiks, biar disayang ya? Bahkan rasanya di beri kasih sayang sama orang tua aja gua udah lupa hiks, gua udah ga butuh kasih sayang dia aja tega ninggalin gua sendirian disaat kita lagi berduka apa itu yang dinamakan orang tua? "Galen sungguh merasa miris dengan kehidupannya sendiri, bukanya orang tak akan menjauhi seseorang yang mereka sayangi apalagi dalam keadaan yang sangat memprihatinkan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Galen berdiri di depan kaca, melihat penampakan dirinya yang terlihat sangat kacau
Setelah kejadian semalam dengan dirinya yang berakhir emosi, galen kesusahan untuk sekedar tertidur dia bahkan mengabaikan suara Abraham yang memanggilnya untuk makan malam
Siall kata kata mereka kemarin masih terus terngiang di telinganya, apabila ucapan kean yang cukup membuat dirinya tersinggung
"Sialan, kalau bukan karena gua harus sekolah ga bakalan sudi gua turun"Dumelnya, dirinya sebenarnya malas melihat wajah wajah janaham mereka
" Eh tunggu deh, bukanya ini waktu yang tepat buat gua kabur ya? Mereka pasti ngiranya gua kabur gegara marah tentang kejadian semalem, trus nanti si kean sama bocah tengik itu jadi di omelin deh"ide jahil tersebut muncul di kepala galen
Benar juga ini kesempatan emas buat dia, ah ada untungnya juga kejadian kemarin
Belum selesai galen berfikir tentang rencananya nanti, terdengar suara pintu di ketok
Galen yakin itu pasti Abraham yang memanggilnya untuk segera turun
Tok Tok Tok
"Galen bangun, sudah waktunya sarapan"kan benar tebakan galen, pasti abraham ga mungkin bocah tengik itu yang samperin, dia pasti masih takut buat ketemu galen
" Em iya"membuka pintu dan menjawah seadanya, tanpa menghiraukan Abraham yang telah memanggilnya .Galen melewati Abraham begitu saja. Tidak sopan memang, tapi siapa peduli
.
.
.
.
.
.
.
Setelah sampai dia langsung mendudukan diri di meja makan, mengambil makanan dan mulai meyantap makananya
Tanpa menghiraukan sekitar yang sudah berbaik hati menunggu dirinya, Abraham saja baru sampai di meja makan namun sudah mendapati Galen yang sedang makan
"Ekhm kita nungguin kamu loh Galen, ko malah makan duluan" Peringat Abraham
"Lah salah sendiri nungguin, gua kan ga minta" Balasnya acuh sambil mengunyah makanan
"Ga sopan banget jadi orang"sindir kean
Galen mana peduli, dia anggep suara kean kaya radio rusak aja Kalau di ladenin mah bakalan ngerusak moodnya pagi pagi gini
" Udah udah mungkin galenya lagi laper banget aja, kan dia tadi malam ga makan"kata fira
"Huwekk pinter banget nenek lampir cari muka, biar dikira apa sih nek? Biar dikata ibu yang baik gitu? Cuih"batin Galen yang mendengar kata kata fira barusan
" Yaudah ayo sekarang makan"perintah Abraham
Setelah menyelesaikan sarapan, Galen berniat ingin beranjak namun urung setelah mendengar fira yang memanggilnya
"Galen tunggu dulu" Cegah fira melihat galen ingin berangkat
"Kamu bawa bekal mau ga? Biar nanti bisa dimakan di sekolah, mommy buatin dulu ya" Galen jadi bingung nenek lampir ni tanya apa kaga sih sebenernya, belum juga di jawab udah nyelonong aja
"Ga usah" Balasnya singkat, ia sangat berharap fira akan mengerti dan tidak memperpanjang masalah bekal ini
"Loh gapapa, sebentar doang ko lagipula kalau bawa bekal kan Galen ga perlu repot harus ke kantin" Bujuk fira
"Ck dibilang ga usah juga" Balasnya
"Udahlah gapapa, tinggal bawa kan ga ngerugiin kamu" Sambung Abian
Nahkan apa kata Galen, pasti jadi panjang lagi nih
"Iyaa, emang dasarnya drama aja anaknya bang" Kean ikut membalas
"Huhh iya deh, gua emang lagi nge drama, puas? " Tanya Galen, kean tu kalau ngomong emang ga pernah difikir anjing bikin sakit hati aja batin galen
"Woww hahhaha puas dong, lagipula nanti kalau kaga bawa bekal jadi telat makan trus sakit,yang repot siapa coba? Pasti daddy sama mommy juga"entah itu kata kata khawatir atau hinaan galen sendiri juga bingung
" Lah emang siapa juga yang nyuruh mereka ngurusin gua? "Ini Kean emang ga paham atau pura pura ga paham sih, dia sendiri kan tau sendiri
Kalau orang tuanya yang nyuruh Galen buat tinggal sama mereka. Berarti kan mereka juga yang menawarkan diri buat bertanggung jawab atas yang terjadi sama Galen dong
" Yaa gimana lagi, lu kan juga anaknya ya harus diurusin lah gimana sih"sahut Kean tak habis pikir
"Owhh gua anaknya ya? Tapi kalau emang gua anaknya seharusya ga ditinggal tanpa kabar bertahun tahun dong ya" Balas Galen setengah menyindir fira
"Kenapa diem? Gabisa ngelawan fakta ya? " Galen ingin tertawa saja rasanya melihat mereka semua bungkam
"Abang tau mommy memang bersalah, tapi semua manusia kan memang pernah berbuat salah kan? Lagipula sekarang mommy juga sudah meminta maaf" Bela Abian kepada fira
"Dan bukanya manusia juga punya perasaan ya? " Balasan menohok Galen berikan kepada Abian
"Hadeh diem lagi kan? Udahlah gua mau berangkat dulu" Aneh mereka yang mulai mereka juga yang kicep
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
