kost

3.2K 228 27
                                    

Setelah kejadian tadi, Galen dan Ravi berpisah untuk pulang ke rumahnya masing masing. Kini Galen sampai di kosanya

Dirinya masih kepikiran tentang kejadian tadi

"Kira kira nasib gua habis ini gimana ya, duh pake acara ketemu antek anteknya Abraham lagi kan jadi repot" Padahal galen sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari mereka tapi kenyataannya tetap saja

Galen  segera merebahkan dirinya di kasur kesayangannya, walaupun tak seempuk kasur di rumah Abraham setidaknya galen  merasa lebih nyaman disini

Suasana seperti ini membuat galen berfikir apakah dirinya yang kurang bersyukur dengan nikmat tuhan atau memang dunia yang tidak pernah adil kepadanya

Mommynya yang dulu meninggalkan galen seorang diri dan selalu galen tunggu tunggu kembalinya, kini sudah kembali dan berbaik hati mengajak galen untuk tinggal bersama keluarga barunya, tapi galen malah menyia nyiakan semua kesempatan itu

Galen dulu memang selalu menanti kedatangan mommynya untuk kembali, tapi bukan kembali seperti ini yang galen maksud, galen tidak suka dengan kedatangan mommy yang kembali membawa keluarga baru

Padahal jika difikir fikir dulu ayah dan mommynya sangat mesra, dengan ayah yang selalu membantu meringankan pekerjaan pekerjaan mommy atau dengan ayah yang sering memberi surprise kecil untuk mommy

Galen kira dengan semua perlakuan ayah yang seperti itu sudah sangat cukup untuk membuat mommy tidak mencari pengganti setelah meninggalnya ayah, memang sih orang tua juga butuh teman untuk mendampingi semasa tuanya

Tapi bukankah dengan begitu juga termasuk mommy sudah mulai melupakan ayah dan mencari penggantinya kan?

Galen juga tidak suka melihat mommy yang perhatian dengan anak anak barunya, bahkan mommynya lebih membela anak barunya daripada dia

Rasanya mommynya kembali dan mengajaknya bergabung dengan keluarga barunya hanya untuk menebus rasa bersalah setelah meninggalkan dia sendiri selama ini

"Ayah maafin Galen karena ga bisa jaga hati mommy buat ayah, andai aja ayah masih ada pasti galen merasa jadi anak yang beruntung"

"Ayahh galen masih butuh ayah untuk membimbing galen, mommy memang kembali, wujudnya memang ada di depan mata, tapi rasanya galen kehilangan peranya. Ternyata proses dewasa tanpa peran orang tua rasanya sangat sulit ya ayah, galen bingung harus melangkah kemana galen bingung harus gimana"

"Kenapa sih gua ga pernah bahagia? Apa iya gua emang ditakdirkan dengan nasib seperti ini? "Galen Mengacak rambutnya frustasi

" Gua mau maafin mommy, tapi kenapa setiap gua mencoba memaafkan rasanya seperti gua membuka kembali luka yang udah susah payah gua tutup selama ini"galen mengusap air matanya yang jatuh, tidak dia tidak boleh menangis hanya karena masalah seperti ini, dia ini laki laki masa diterjang masalah gini doang harus ngeluarin air matanya lagipula bukanya dia sudah terbiasa dengan suasana seperti ini. Tapi kenapa rasanya dirinya tetap tidak terbiasa dengan rasa sakit ini

Lagi lagi galen menghabiskan malamnya untuk bergelut dengan segala permasalahanya








































                           ☘️☘️

Pagi ini di kediaman Abraham mereka sedang berkumpul, tadi malam setelah kejadian kean yang tidak sengaja bertemu dengan Galen

Sebenarnya kean ingin langsung memberitahu keluarganya tapi mengingat kondisi yang sudah malam kean menunggu pagi ini saja

Jadi pagi pagi ini keluarga Abraham sudah berkumpul untuk membicarakan tentang rencana mereka untuk segera menjemput Galen

"Gimana ini, kita harus cepet cepet jemput Galen kasian dia kalau harus sendirian di luar sana" Fira berucap sambil meneteskan air matanya di pelukan Abraham dirinya sungguh kepikiran dengan kondisi galen diluar sana

"Tenang mom kita pasti segera menjemput galen" Tenang abian

"Setelah kejadian tadi malam, kean keknya bisa nyimpulin kalau galen ada di daerah sana, karna waktu galen pergi dia pergi ke arah sana" Jelas kean mencoba mengingat ngingat kejadian tadi malam

"Nakal sekali dia, sudah kabur masih ikut balapan juga"tutur Ansel merasa geram dengan tingkah galen yang menurutnya sangat nakal

" Sepertinya kita harus memberi sedikit peringatan kepadanya saat dia kembali"smrik Abraham memikirkan sedikit peringatan apa yang cocok untuk galen berikan

"Kalian jangan terlalu keras dengan Galen, mungkin galen pergi karena masih belum terlalu nyaman tinggal disini" Bela fira, walaupun yang dikatakan suami dan anakya tentang galen yang harus di beri peringatan memang benar, tapi dia merasa tidak tega jika melihat galen harus mendapat hukuman

"Tenang sayang, kita juga tidak akan kelewat batas hanya sekedar memberi dia peringatan agar tidak seperti ini lagi" Jelas Abraham kepada fira, lagipula dia juga tidak tega jika harus memberi galen hukuman berat disaat mereka saja belum akrab

"Betul mom, mommy tenang saja kita pasti tau batas kok" Terang abian

"Jadi kapan kita akan menjemput Galen? " Tanya kean tak dapat dipungkiri dia merasa sedikit khawatir dengan galen, apalagi melihat galen di usia segitu sudah berani mengikuti balap liar

"Hari ini saja, lebih cepat lebih bagus" Ucap fira bersemangat

"Jangan dulu, kita beri waktu untuk dia bersenang senang dahulu" Putus Abraham

Sementara di kost galen sedang dilanda rasa cemas, pikiranya memikirkan bagaimana kalau dia tertangkap oleh keluarganya Abraham

"Elahh pake acara ketemu kean segala, pasti dia lagi cepu ke keluarganya tentang kejadian tadi malam" Dumelnya sembari memakan mie instan buatanya

"Untung gua tadi buat mie, jadi lebih nikmat kan kalo dumel sambil makan mie gini"

"Kira kira nanti kalo gua dah balik kesana gimana ya? Duh ogah banget kalau harus ketemu mereka lagii, haduh mereka tuh kenapa kaga peka banget sih kalau gua tuh kaga nyaman sama mereka"

"Pasti nanti dateng dateng disambut sama dramanya nenek lampir itu"

"Nanti dia mesti gini ekhem ekhem ya ampun galen kamu kemana aja sih, mommy nyariin kamu galen mommy khawatir" Tiru galen sambil memonyong momyong kan bibirnya mengikuti nada fira ketika sedang berbicara

"Hahahaha jijik banget njir bayanginya, astaga dosa ga sih gini in orang tua, halah orang dia sendiri juga ga kaya orang tua pada umumnya" Galen berusaha menghiraukan pemikiran tadi

"Moga aja hari ini masih selamat dah" Pasrah galen














































Author jadi sedih deh lihat nasibnya galen🥺

kalo kalian gimana nih?

Galendra Emilio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang