Pagi ini tidak seperti hari hari biasanya, Galen sangat bersemangat . Dia berniat ingin membolos hari ini, tentu saja karena dia akan mencari kerja
Yaaa walaupun Galen sendiri kurang yakin, apakah ada tempat pekerjaan yang bisa menerima remaja yang bahkan belum lulus sekolah menengah atas tersebut.
"Ayoo Galenn, lu pasti bisa buktiin ke mereka kalau lu bisa hidup tanpa mereka, daripada di sana hidup terjamin tapi makan ati terus" Semangatnya kepada dirinya sendiri
Galen sempat mencari cari lowongan pekerjaan di internet, ada beberapa tempat pekerjaan yang menerima remaja seperti dia
Setidaknya ada sedikit harapan bahwa dia bisa mendapat pekerjaan, Galen mulai menjalankan motornya menuju ketempat tersebut
Sedangkan di mansion Abraham, mereka mencoba menghubungi pihak sekolah Galen untuk menanyakan tentang anaknya tersebut
Fira sebenarnya ingin langsung menuju ke sekolah Galen, tetapi Abraham dan anak anaknya mencoba menenangkanya
Semalam Fira terus uring uringan, khawatir jika anaknya kenapa napa. Abraham sendiri juga merasa cemas meskipun Galen bukan anak kandungnya tapi dia sudah menganggap Galen seperti anak kandungnya sendiri
"Halo, selamat siang pak"mendengar suara Ansel, mereka segera mendekat
" Saya wali dari Galendra, ingin bertanya apakah kemarin Galen masuk sekolah pak? "Tanya Ansel
" Owhh iyaa, boleh saya minta nomer telpon teman Galen"
Setelah mendapat nomor teman Galen Ansel segera menghubungi nomor tersebut
Ravi yang mendapat notifikasi dari nomor tidak dikenal yang menanyakan Galen pun dibuat panik
"Njirr bener kan dugaan gua, pasti yang kena gua juga" Dumelnya sembari mimikirkan alasan yang tepat
"Gua bilang ga tau aja kali ya? Biar kaga resiko amat" Monolognya
"Katanya dia ga tau keberadaan Galen dad" Beritahu Ansel
"Dia kan teman dekatnya, masa ga tau sih" Jawab Bian kurang merasa puas dengan jawaban Ravi
"Galen orangnya tertutup sekalipun sama temen deketnya" Kata Ansel memberitahu
"Huhh kalo gini caranya mah susah"
Lupakan mereka yang sibuk mencari cari Galen, sedangkan disini orang Galen sudah kehilangan semangatnya kala tidak mendapat pekerjaan juga
"Ah elah gini amat nasib, udah seneng seneng ada titik cerah ternyata sama aja" Keluhnya sembari mengusap keringat
"Masa gua harus minta tolong Ravi lagi sihh" Dari awal Galen ingin meminta Ravi mencarikan pekerjaan, tapi dia terlalu tidak enak kepada Ravi
Bunyi telepon terdengar, Galen melihat siapa gerangan orang yang menelfonya ternyata nasib baik memang di pihaknya
"Lama amat sih ngangkat telfon doang" Suara Ravi di sebrang sana, yaa yang menelfon Galen ialah Ravi
"Yaa maklum lah gua kan orang sibuk"
"Helehh, len lu tau ga sih tadi ada nomer ga dikenal hubungin gua nanyain lu, kayaknya keluarga lu deh" Cerita Ravi tentang kejadian tadi
"Yang bener lu, ternyata mereka nyariin juga ya" Balasnya terkejut, Galen pikir mereka tidak sampai menghubungi Ravi hanya untuk mencarinya
"Yaa gua bilang juga apa, mana nanyanya ke gua lagi"
"Terus lu jawab apa, jangan bilang lu jujur ke mereka" Tuduhnya siapa tau Ravi cepu ke mereka
"Ya gak lah, gua bilang kalo lu orangnya tertutup jadi gua ga tahu lu ada dimana sekarang gituu" Jelasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Galendra Emilio
Teen FictionGalen hanyalah remaja biasa yang hidup tanpa pengawasan orang dewasa. hidupnya yang dahulu penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya hilang semenjak ayahnya meninggal dunia, dan ibunya yang memilih pergi tanpa pernah memberi kabar kepadanya Lalu ba...