Prolog

248 13 2
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
»»——⍟——««
Happy Reading
»»——⍟——««



"Siapa laki-laki yang di depan tadi, yang antar kamu pulang?" Ucap seorang pria paruh baya dengan nada tegas dan matanya menatap tajam kepada anak gadisnya.

"H-hah? Laki-laki siapa? Orang aku pulangnya naik taksi." Jawab gadis itu ikut menatap wajah ayahnya.

"Jangan bohong sama Ayah, Fina!" Sentak sang Ayah.

Gadis itu tersentak kaget, kakinya mundur satu langkah.

"Bohong apanya, sih, yah? Aku jujur, kok."

"Jawab jujur, siapa laki-laki yang antar kamu pulang? Ayah jelas-jelas liat kamu pulang diantar laki-laki, naik motor."

Gadis itu diam, tak menjawab pertanyaan dari sang ayah.

"Kenapa gak jawab? Jawab yang jujur Fina!" Suara sang Ayah meninggi.

"D-dia, dia..." Bibirnya terasa kelu untuk berbicara.

"Dia siapa?" Desak sang Ayah.

"Ck! Iya-iya, dia pacar Fina."

Deg!

Sang Ayah terkejut dengan ungkapan dari anaknya. Tidak salah lagi, selama ini anaknya memang memiliki hubungan dengan laki-laki di luar sana.

"Pacar? Bukankah ayah sudah melarang kamu untuk melakukannya? Kenapa kamu melakukannya, Fina?"

"Apa, sih, yah? Aku cuman pacaran, gak ngelakuin apa-apa. Ayah ngerti gak, sih? Aku tuh kesep-"

"Kesepian?" Ayah memotong ucapan si gadis.

"Kamu bilang kesepian, kan? Kenapa kamu pacaran untuk mengisi kesepian itu? Kalo kamu kesepian, ada banyak, kan temen cewek kamu yang bisa mengisi kesepian kamu, gak perlu pacaran."

"Tap-"

"Ayah benar-benar kecewa sama kamu, putuskan pacarmu dan tunggu hukuman dari ayah." Setelah mengatakan itu, sang ayah pergi dari hadapan anaknya.

                                        ***

Seorang perempuan berjalan menuju kamar asramanya di pesantren dengan wajah yang ditekuk."Kesel banget deh, sama si ustadzah. Dikit-dikit hukum, salah ini hukum, salah itu hukum." Mulutnya terus mengomel tak jelas, kepalanya menunduk, melempar-lempar batu dengan kakinya.

Karena kepalanya menunduk, tak melihat jalanan di depannya. Perempuan itu tak sengaja bertabrakan dengan seorang pria tampan. Tubuhnya terjatuh ke tanah sehingga tangannya terkena batu yang tajam dan berakhir terluka.

"Anjir, lo jalan gak liat-liat, ya. Jadi sakit kan tangan gue."

"Maaf, saya tidak sengaja." Ucap si pria tanpa menatap lawan bicaranya.

"Lo buta atau apa? Kalo ngomong tuh liat lawan bicaranya!"

"Maaf, sekali lagi saya minta maaf, saya tidak sengaja, saya permisi. Ada hal yang harus saya selesaikan." Pria itu pergi meninggalkan si perempuan yang menatapnya dengan kesal.

"Ih! Tuh cowok bego apa, ya? Bukannya nolongin malah pergi. Sial banget gue hari ini. Kenapa sih, ayah buang gue ke penjara kayak gini."

Bersambung.

Udah, ah. Ngasih prolongnya cuma dikit, gak panjang.

Kalo rame, Firr update chapter 1.

100 vote, Firr lanjut ke chapter 1.

Tunggu Firr buat update chapter 1, yaa. Jangan lupa votenyaa.

Gus Untuk Alfina [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang