Mulai

28 4 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡








Mark sudah memulai projek buku barunya itu, Haechan juga tidak bisa mencegahnya.

Anak-anak mereka sudah kembali tidak perduli, tapi yang masih Haechan pertanyaan adalah kenapa Mark bisa tiba-tiba membuat karya baru?

Setiap kali Haechan tanya, Mark selalu menjawab mendapatkan inspirasi setelah liburan kemarin.

Padahal kalo diingat lagi, inspirasi dari mana coba? Mereka liburan aja cuma dua hari dan belum ngapa-ngapain, cuma keliling desa dan bahkan belum mendatangi tempat-tempat yang nyaman buat berpikir.

Tapi terlepas dari semua keheranan nya, Haechan hanya bisa mendukung serta mendo'akan karya suaminya bisa selancar dan sesukses karya yang lainnya.

"Maa, kayaknya malem ini kakak nginep di kosan temen deh." Ujar si sulung, Haechan ngerjap cepat dan melirik anaknya.

"Kenapa emang nya?"

"Ada beberapa projek yang harus diedit, soalnya penilaian nya besok pas kelas pagi." Jelas Chenle.

Haechan ngangguk paham. "Tapi jangan kelayapan yah !!"

"Enggak lah, Lele kan izinnya bikin tugas bukan main."

Haechan ngedengus. "Soalnya anak sekarang tuh kayak gitu, izin nemenin temen eh tahunya nemenin ayang."

"Gak mungkin maa, orang kakak gak laku." Celetuk Rui singkat.

"Enak aja lo." Desis Chenle tak terima.

Adiknya hanya tertawa puas, Haechan ngegeleng heran sama kelakuan kedua anaknya.

"Yaudah, ada yang perlu mama bantu siapin gak?"

"Enggak, Lele cuma bawa baju buat besok ngampus sama laptop aja."

Haechan ngangguk lagi. "Kapan berangkat nya?"

"Sekarang."

"Naik apa kamu?"

"Dijemput Eunseok."

"Pacar?" Chenle ngedelik.

"Dia temen aku maa, gak usah kayak ibu-ibu deh ah. Tiap liat temen anaknya, disangka pacar. Nyebelin."

"Yehhh, mama cuma nanya yah."

"Yaudah deh, Lele berangkat yah !!" Haechan ngangguk.

"Uang masih cukup?"

Chenle ngacungin jempol. "Masih, dah maa."

Ngeliat kakaknya yang lari keluar rumah, Rui langsung mepet kejendela.

Ngeliat itu Haechan senyum kecil, anak keduanya ini emang persis bapaknya yang gak bisa ngungkapin perasaannya dan lebih milih buat mantau dari jauh aja.

Dibalik Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang