Kejadian

34 3 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡








"Thanks yah udah nganterin."

"Gak mau gue temenin dulu, Le?" Yang ditanya ngegeleng.

"Gakpapa, gue duluan yah Ci, bay."

"Oke, hati-hati dan jangan panik !!"

Walaupun kepalanya ngangguk tapi perasaannya tak bisa dicegah, bagaimana mungkin disaat seperti ini Chenle tidak merasakan panik.

Si mahasiswa itu berlari kearah pintu utama rumah sakit, pikiran nya semakin semberaut karena panik.

"Kak." Chenle berbalik, ternyata adiknya juga baru sampai. "Mama gimana?" Tanya Rui dengan nafas yang memburu.

Chenle ngegeleng. "Belum tahu, ayo langsung aja !!"

Keduanya langsung lari menuju ruangan yang barusan ditanyakan pada resepsionis, persetan dengan larangan ataupun umpatan kekesalan orang lain yang melihat mereka berlari dikoridor.

Untuk saat ini, Chenle dan Rui sedang bergegas menemui semesta nya.

"Kak, ini kamarnya." Seru Rui.

Ngerasa bener, Chenle masuk lebih dulu tapi ruangan itu kosong.

"Kok gak ada?"

"Tenang !! Kakak telepon papa dulu." Chenle berusaha setenang mungkin dihadapan adiknya, walaupun bisa Rui lihat dengan jelas getaran hebat ditangan kakaknya.

"Pa, kita udah sampe ruangan tapi kok kosong?"

"Maaf sayang, mama baru dipindah keruang operasi." Tubuh Chenle langsung membeku, semua pikiran negatif sudah menghinggapi seolah tak ingin lagi ditepis.

"Ruangannya lewat mana pa?" Tanya Rui, dia ngambil alih ponsel kakaknya.

"Dari lorong kamar kalian balik lagi kearah resepsionis, nanti ada lorong disebelah kiri, masuk aja kesitu nanti papa jemput."

"Oke."

Gak mau berlama-lama, Rui dengan segera meraih tangan kakak sulungnya dan menuntun agar segera jalan kearah yang dimaksud papanya tadi.

Emang gak terlalu jauh, tapi disetiap langkah nya pikiran buruk mereka makin bertambah.

"Kak, abang." Keduanya natap sosok yang manggil.

"Papa." Chenle ngeburu tubuh papanya, begitupun dengan Mark yang menerima pelukan duka si anak.

Rui jalan nyusul kakaknya, dia natap kakak dan papanya yang mulai terbawa suasana.

"Mama gimana paa?" Tanya Rui.

Masih dengan memeluk anak sulungnya, Mark natap Rui sendu.

"Masih ditangani, kita berdo'a yah semoga semuanya lancar." Rui ngangguk.

Mereka jalan kearah depan ruang operasi, Mark ngebawa tubuh anaknya yang masih meluk dia untuk duduk sedangkan Rui duduk disisi Mark yang satunya lagi.

Dibalik Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang