05: That Voice (ind & eng)

1.5K 129 29
                                    

olaaa aku kembali lagi dengan chapter yang baru

happy reading...

• • •

"Ha ha ha..."

"Tidak, kau tidak bisa mengejarku."

"Oh ya? bagaimana kalau aku bisa?"

Shira berjalan membawa bakul berisikan beberapa daging mentah untuk memberi makan Sue. Kalana terbang melintas di atas kepala Shira bersama kekasihnya. Dua insan di mabuk cinta itu bermain kejar-kejaran sambil menunggangi Ikran dan tertawa lepas seakan tak ada beban.

Terkadang ada saat ketika di mana Shira merasa iri dengan hubungan percintaan Kalana bersama kekasihnya karena tak ada tersirat keterpaksaan di dalamnya.

Terlihat pagi ini di sekitar tebing banyak Na'vi yang memberi makan Ikran mereka. Biasanya daging hasil berburu memang akan di sisihkan untuk memberi makan para Ikran.

Shira mengambil sepotong daging lalu melemparnya kepada Sue. Tak jauh dari tempatnya, ia melirik Kaym yang sedang berdiam diri menunggu tuannya datang memberi makan. Padahal Lo'ak sudah turun dari tebing setelah selesai memberikan makan Ikrannya. Entahlah apa yang Neteyam lakukan sehingga dia masih belum datang.

"Sebentar, Sue." Shira menepuk-nepuk pipi Sue kemudian menghampiri Kaym.

"Kaltxi, Kaym" Shira mengusap pelan ke leher Ikran jantan ini. Kaym sedikit bangun karena senang atas kedatangan dirinya. Shira tersenyum tipis kemudian memberikan beberapa potongan daging untuknya.

"Seharusnya kau sabar sedikit, Kaym." Neteyam datang dengan membawakan beberapa potong daging. Shira tertegun atas kedatangannya yang tiba-tiba itu.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Shira berencana untuk pergi. Tapi suara Neteyam menghentikannya langkahnya.

"Terima kasih." Ucap Neteyam.

Shira berbalik menatap Neteyam. Mata mereka bertemu, dan rasanya sedikit canggung karena sudah lama mereka tak berdiri sedekat ini.

"Terima kasih sudah mau membagikan jatah Sue kepada Kaym." Ucap Neteyam lagi.

Shira hanya mengangguk-angguk kecil. Berusaha menyembunyikan ekspresi kerinduan di wajahnya. "Sama-sama."

* * *

Shira terlihat sangat lesu. Tidak biasanya ia tak bersemangat seperti ini. Kalana dan Noera bahkan bertanya-tanya mengapa beberapa hari ini Shira tak banyak bicara.

Walaupun sebenarnya Shira memang tak terlalu banyak bicara, tetapi tetap saja ia tidak pernah sediam ini.

Seperti hari ini, mereka bertiga berada di dalam rumah menyiapkan makan malam. Namun keheningan melanda rumah ini. Kalana yang sudah tidak tahan akhirnya bertanya. "Sebenarnya apa yang terjadi padamu?"

"Berapa lama kau akan menahan ini?"

"Huh?"

Shira pun berhenti memotong sayuran. Pandangannya terangkat menatap Noera dan Kalana dengan raut wajah bingung.

"Aku tidak mengerti." Ucapnya polos.

Kalana menghela nafas, ia beranjak dari tempatnya lalu duduk di sebelah Shira.

"Aku tahu, pasti ada sesuatu."

"Apa sih maksudmu?"

"Sudahlah, tidak perlu basa-basi. Lebih baik langsung ke bagian intinya saja." Noera sedikit gemas karena Kalana terlalu berbasa-basi. "Sebenarnya kau menyukai Neteyam, kan?"

FATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang