08: Strong Heart (ind & eng)

1.2K 105 15
                                    

ada yg nungguin kah?

• • •


Hari-hari berlalu dengan cepat, seperti biasa Neteyam dan yang lainnya akan pergi ke laut mempelajari migrasi.

Neteyam mulai menguasai ilmu migrasi dengan praktek yang akurat, bahkan para pemburu Tayrangi mengakui bahwa pemuda ini bisa dikatakan paling unggul dari pada yang lain.

Tak jauh dari keberadaan Neteyam, terlihat Shira sedang mencari hewan laut seperti siput dan cumi cumi. Di tangannya terdapat wadah yang terbuat dari anyaman daun kelapa kering untuk meletakkan hewan hasil tangkapan.

Malam ini Shira berencana memasak hidangan yang dimasak dengan minyak kelapa. Penduduk Tayrangi lebih sering membakar makanan diatas bara api, dan makanan dengan osengan minyak kelapa hanya dibuat di moment tertentu. Biasanya untuk acara besar atau merayakan sesuatu yang special.

Ketika sedang mencari bahan makanan, Oona menghampiri Shira. Sepertinya hewan mamalia itu sudah sangat merindukan sahabat na'vi-nya karena adanya masalah di darat membuat Shira akhir-akhir ini jarang masuk ke dalam air.

Oona mengajak Shira berenang bersama tetapi ia menolaknya dengan lembut.

"Aku tidak bisa, Oona. Aku sedang bekerja"

Oona menolak penolakan Shira.

Shira tersenyum tipis lalu memberikan usapan lembut di kepala Oona, "Aku tidak bisa, Oona. Setelah ini aku harus memasak untuk suamiku" saat mengatakan itu rasanya Shira sangat salah tingkah.

"Aku janji besok akan bermain denganmu" ucap Shira pada Oona.

Oona yang mengerti akhirnya berenang pergi, dan Shira pun melanjutkan pekerjaannya.

Merasa tangkapannya sudah cukup banyak, Shira berenang ke tepian sampai ia mencapai sisi pantai. Beberapa pemburu lainnya terlihat baru kembali dari dalam air juga.

"Ma wife"

Shira mendongak ke atas melihat Neteyam mendaratkan Kaym ke pasir pantai, persis mendarat di depannya. Shira langsung menepuk lembut pipi Kaym lalu memberikan seekor ikan yang tadi ia tangkap saat berburu siput dan cumi-cumi.

"Sudah selesai dengan latihan?" tanya Shira.

"Ya, latihannya selesai lebih cepat" Neteyam menjawab.

"Mereka bilang kalian mulai pandai melakukan pola migrasi dibawah air" ucap Shira bangga, "terlebih kamu, mereka memujimu habis-habisan" 

Mendengar ucapan istrinya Neteyam terkekeh, "Senang mengetahuinya, tapi hari ini airnya cukup dingin. Jari-jariku berkerut" pemuda ini mengadu seperti anak kecil saat memperlihatkan jari-jari tangannya yang berkerut. Shira meraih tangannya, memperhatikan jari-jari suaminya yang memang berkerut, "nanti juga akan kembali semula kalau kamu mulai hangat."

Di lihatnya langit diatas yang awannya terlihat gelap, "langitnya mendung, sepertinya malam ini akan hujan" ucap Shira menebak-nebak karena beberapa hari belakangan hujan selalu turun di desa.

"Aku mau pulang, dan aku akan memasak untukmu juga teman-temanmu"

"Aku kira masakanmu hanya untukku"

"Kalau kamu maunya seper-"

"Tidak, aku hanya bercanda Ma Wife." Neteyam mencubit gemas kedua pipi Shira, "Aku sangat senang kamu mau memasak untuk kami" mendengarnya Shira tersenyum kecil.

"Kalau kamu bertemu Sue tolong beri dia makan" Shira khawatir malam ini ia akan terlambat memberi makan Sue karena sibuk di dapur.

"Yes, wife"

FATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang