Sebenarnya keringat dari sehabis latihan tadi saja belum berhenti bercucuran tapi cherry mendapatkan tugas wajib untuk membersihkan aula sendirian sehabis latihan klub, entah karena apa seniornya melakukan itu kepada salah satu juniornya ini. Sesekali cherry menyeka keringat saat sedang mengepel dan berharap keringatnya tak jatuh ke lantai. Latihan kali ini di selesaikan lebih lama dari biasanya, karena Yuki lebih banyak mengoceh hari ini. Mungkin saja suasana hati nya sedang buruk, ngomong ngomong tentang mengoceh dalam klub basket. Sedari awal kaede, kapten klub basket tak pernah berbicara di depan para anggotanya ya, apa karena dia memang tak pandai bicara, atau malas untuk berbicara dengan anggotanya ?
Akhirnya lantai aula sudah selesai di bersihkan, bola juga sudah dimasukkan ke dalam keranjang, tinggal menarik tuas ring basket lalu mengelap bola basket lagi dan tugas nya pun selesai. Cherry menarik rambut depannya ke belakang dan menghela nafasnya kasar seolah menarik semangat baru "Yosh, ayo"
Dia berlari ke arah sudut aula dan menarik tuas tersebut sehingga ring basketnya terlipat dengan sendirinya, ia lalu berbalik dan berlari pelan seraya mendorong alat pel nya hingga masuk ke dalam gudang.
Lagi lagi tanpa disadari, kenma sudah berdiri di depan pintu aula tanpa menyapa cherry dan mengatakan apapun. tentu saja cherry tak sadar, hawa keberadaan kenma terasa kosong. Cherry mengambil beberapa bola basket dari keranjang dalam gudang dan meletakkan nya dibawah, dengan posisi duduk bersilang cherry pun mengelap satu persatu bola nya dengan perasaan senang dan ikhlas.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara nyaring yang berdatangan tanda anggota klub volly hendak memakai aula. Mendengar itu, cherry yang tengah duduk membersihkan bola itu pun menjadi berdiri mengintip dari pintu gudang dan menyapa mereka dengan ekspresi yang ceria "Konichiwa"
"Cherryyyyyy" yamamoto hendak berlari dengan tangan terbentang seolah ingin memeluknya namun di hentikan oleh kuroo dengan cara menarik kera kaos bagian belakangnya.
"Cherry chan lagi apa ?" Tanya yaku berjalan menghampiri nya. "sedang membersihkan bola"
"sendirian ?" Yaku mengintip isi bilik gudang dan melihat beberapa bola basket berantakan di bawah. Cherry mengangguk polos lalu kakinya berbalik menghadap ke dalam bilik gudang "Aku bantu bawakan net"
"Tak usah, biar aku saja" Tolak yaku seraya berjalan hati hati unguk menghindari bola basket agar tak tersenggol.
kuroo dan kenma melihat secara terang terangan di depan pintu gudang tanpa ekspresi. "Gomenasai kuroo san" Ucap cherry terdengar getir dan sangat merasa bersalah karena gudangnya menjadi berserakan bola. ia lalu mengumpulkan bola basket yang sudah ia bersihkan itu ke dalam keranjang kosong.
"Kenapa kau sendirian yang melakukannya ? Seniormu yang menyuruh nya ?" pertanyaan kuroo membuat cherry bergidik ngeri. kontan membuat cherry bingung ingin menjawab apa. Kalau dia jujur, kuroo pasti akan marah dan langsung menemui kaede tetapi jika dia berbohong, apa mungkin kuroo akan percaya ?
Yaku, kenma dan kuroo tampak menunggu jawaban dari Cherry. Dengan pandangan mereka bertiga berdiri dari atas sedangkan cherry berlutut memeluk bola dengan tatapan takut. "I..ini kehendakku sendiri"
"Benarkah ?" cherry meneguk salivanya karena melihat wajah kuroo sangat menakutkan.
"Sudahlah kuroo, ayo cepat angkat tiang ini" Ucap kenma yang sadar melihat cherry tampak ragu menjawab.
"Matte kenma"
"Bukankah jawabannya sudah jelas, kuroo" ketus kenma terdengar berang. Mereka sontak kaget mendengar nya, jarang sekali seorang kenma berbicara dengan nada seperti ini. "Kenapa kau terus memaksa jawaban nya, hah ?"
Cherry mengerling, melihat kuroo dan kenma. lagi lagi mereka berselisih paham gara gara dia. Cherry berdiri dari lututnya. "Ah, so. kau benar" Kuroo yang awal membelalakkan matanya kaget menjadi menundukkan kepalanya tampak merasa bersalah dan setuju dengan ucapan kenma "Gomen cherry"
KAMU SEDANG MEMBACA
The kind girl [ Haikyuu! ]
ActionCherry telah menyiapkan diri nya untuk kembali ke Tokyo dengan harapan agar kehidupannya menjadi lebih menyenangkan tetapi apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapannya. Selang beberapa bulan di Tokyo, dirinya mendapatkan musibah yang membuat diri...