Sudah diputuskan, cherry tak bisa menjawab pertanyaan dan pernyataan yang diberikan wakatoshi secara terus menerus. Tak disangka, pertemuan mereka dari hampir sepuluh tahun terakhir akan terjadi seperti ini. Pengarahan yang bagus untuk Cherry, namun ia pikir ia dapat memberi kesan terbaik juga untuk wakatoshi. Nyatanya di mata wakatoshi sekarang, cherry hanyalah gadis lugu yang tak tahu arah, tak bisa mengambil keputusan dan hanya mengikuti orang orang disekitarnya saja. Pikiran itulah yang terlintas di pikiran cherry sekarang, ia benar benar malu untuk menunjukkan wajahnya dengan wakatoshi. Rasanya ia ingin menangis tapi itu akan membuatnya semakin terlihat lemah.
"Arigatou wakatoshi san" cherry mengucapkannya dengan suara pelan. Ia menghembuskan nafasnya panjang lalu kembali menatap mata olive nya. "Aku tidak akan mengubah pilihanku, aku yakin dengan tim ku dan aku percaya dengan mereka. Kali ini, akan ku pastikan kami yang akan memenangkan kejuaraan interhigh di Tokyo" Ujarnya dengan sangat percaya diri.
"Akan ku nantikan"
"Ossu" Cherry mengatakannya dengan sangat formal karena terbawa suasana, membuat semi dan tendou menyeringai tawa. Cherry melirik mereka dan tersipu malu karena tingkah nya, lagi lagi ia mencengkram handle paper bag --- Eh, baru sadat tujuan utama cherry menemui wakatoshi kan karena hendak mengantar ini.
Ia menyodorkan paper bag dari bibi ushijima kepada wakatoshi "Ini, titipan dari ibumu" wakatoshi mengambilnya "Arigatou" .
"Ya, kalau begitu aku pamit pulang. Maaf sudah menyita waktumu cukup lama" Cherry menahan rambut belakang nya dan mengenakan topi yang sedari tadi ia genggam.
"Tak apa. Berikan nomor ponsel mu" Wakatoshi mengulurkan ponselnya. Cherry mengambil lalu mengetik nomor ponsel nya lantas mengembalikan ponsel nya ke Wakatoshi. Wakatoshi menekan tombol add dan call. "Aku akan menghubungi mu ketika tim ku mewakili miyagi lagi dalam kejuaraan nasional di Tokyo"
"Hai, akan ku tunggu" Cherry mengulas senyuman lalu membungkuk. "Sampai jumpa nanti wakatoshi san, tendou san, semi san"
"Hati hati ya" Semi membalas dengan senyuman ceria, cherry berbalik dan pergi dari hadapan mereka. Perlahan punggung cherry kian menjauh tak terlihat lagi dari pandangan mereka bertiga.
"Apa aku sudah boleh bicara ?" Tendou memecahkan keheningan. "Apa, hah ?" Semi tampak jengkel.
"Ushijima san, bicaramu cukup kasar dengan gadis tadi" komentar tendou, semi membelalakkan matanya terkejut dengan kejujuran yang diberikan tendou. Karena semi sebetulnya setuju namun tak berani mengungkapkan nya. "Haruskah aku meminta maaf ?"
tendou berdehem "Eghem, Biar aku saja yang mewakili maafmu, berikan saja nomor ponselnya" sebuah jitakan keras mendarat tepat di kepala belakang tendou "Alasan" Gertak semi. Tendou meringis kesakitan sembari mengusap kepala belakangnya.
"Tapi tadi aku benar mengatakannya dengan serius. Karena kelihatannya gadis itu mempunyai masalah yang tak bisa ia bicarakan"
***
Waktu masih menunjukkan pukul empat sore, cherry masih harus menunggu lama jika ia ingin pergi ke stasiun lebih awal dan itu lebih membosankan dari yang ia bayangkan. Cherry memutuskan untuk duduk di sebuah sudut kursi taman dibawah pohon sakura dengan pemandangan banyak orang yang menghabiskan waktu di taman ini; ada yang berpacaran, bermain bersama keluarga atau temannya, menyantapi makanan layaknya tamasya dan ada juga yang tengah berolahraga. Saat ini pandangan cherry tertuju kearah volleyball court yang terletak tepat di arah jarum jam 12 dari tempatnya. Ia melihat salah satu pria yang sedang dikerumuni beberapa gadis yang lebih pendek darinya di depan pintu masuk jaring court tersebut. Mungkin idol ya, Pikir cherry.
KAMU SEDANG MEMBACA
The kind girl [ Haikyuu! ]
ActionCherry telah menyiapkan diri nya untuk kembali ke Tokyo dengan harapan agar kehidupannya menjadi lebih menyenangkan tetapi apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapannya. Selang beberapa bulan di Tokyo, dirinya mendapatkan musibah yang membuat diri...