Felix tidak paham dengan Lewis. Bagaimana seminggu lalu dia mengejar-ngejar Felix seperti orang gila. Lalu malam itu Felix menerima cintanya, namun setelah malam itu dan seterusnya Lewis bahkan seperti terkesan dingin dan tidak mau melihatnya. Felix pernah berpapasan dengan Lewis di cafe tapi Lewis cuek dan seolah-olah tidak mengenal Felix, bahkan saat Seungmin menggodanya dan memanggil Felix. Lewis menghindari Felix dan pulang. Felix menghela napas panjang, seperti inikah rasanya pacaran? Apakah Lewis memang sengaja mempermainkan dirinya?
Felix makan siang di kantin sendirian. Hari ini dia sangat lelah karena tugas dari dosennya sangat memusingkan. Felix makan siang dalam diam. Seungmin sedang pergi makan siang dengan Christ , lalu hanya dirinya sendiri di sana. Melihat orang lain berpasangan dia hanya tersenyum miris.
"Seharusnya aku tidak menerima Lewis. Seharusnya aku mengabaikan perasaan Lewis." Felix mendengar para mahasiswi membahas soal Tuan muda Seo.
"Kau tahu Lewis? Kudengar dia sudah memiliki kekasih. Hah kira-kira siapa ya pacarnya. Aku ingin tahu, apa dia cantik? Apa dia kaya? Aku yakin dia seorang chaebol juga."
"Tentu saja, keluarga Lewis adalah ultimate Alpha. Mereka terkenal dan sangat kaya raya. Kau tahu Bibble kakaknya Lewis dia adalah foto model terkenal dan kekasihnya seorang Omega manis bernama Biu."
'Teruslah seperti itu, teruslah mengingatkan aku, jika aku tidak pantas buat pangeran kalian.' Felix jadi malas untuk melanjutkan makan siangnya. Dia pun segera membayar dan pergi dari sana. Felix harus segera ke cafe untuk membuka cafe lebih awal.
***
"Kau keterlaluan Lewis!"
"Aku hanya ingin yang terbaik untuk Felix, Christ ."
"Kau tahu aku kasihan melihatnya."
"Tapi kau akan menyesal jika aku tidak seperti ini. Setidaknya tunggu sampai purnama berlalu."
Lewis frustasi, sudah seminggu dia menjauhi Felix. Bukan dia tidak cinta salah. Kalian salah besar jika menganggap Lewis mempermainkan Felix. Lewis sangat mencintai Felix dan terlalu mencintai Felix. Lewis menghindari Felix karena tidak kuat jika berada di sisi Felix lama-lama. Aroma Felix yang memikat tak kuasa untuk ditolak. Bahkan sedang tidak heat pun setiap berdekatan dengan Felix, tubuhnya terasa panas seperti diberi afrosididak alami. Lewis takut menyerang Felix tiba-tiba, cooker yang ada di leher Felix hanya berlaku untuk alpha lain tapi tidak akan mempan untuk matenya.
Lewis akan hilang kendali dan menyentuh Felix, Lewis tidak mau itu terjadi. Bagaimana? Dia tahu Felix ingin jadi dokter jiwa dan mewujudkan impiannya bukan hamil anaknya. Lewis frustasi dan satu-satunya jalan menghindari Felix, setidaknya sampai purnama menghilang.
"Aku saja bisa menahannya pada Seungmin masa kau tidak."
"Tidak semudah itu ferguso. Maksudku Christ , Felix itu berbeda. Aku melihat dia seperti melihat sepiring melon orange yang menggairahkan dan manis. Jika aku di dekatnya maka aku akan lepas kendali."
"Tapi bagaimana kalau dia berpikir kau tidak menyukainya?"
Lewis terdiam. Dia bingung harus bagaimana. Lewis melihat Felix selesai berganti baju dengan baju waiters. Melihat mengelap meja saja Lewis ereksi, buat Lewis segala gerak-gerik Felix seperti hipnotis untuknya. Lewis meminum teh melati yang dibuat oleh Christ sambil memandang Felix dari kejauhan. Sementara Felix sedang melayani para tamu.
"Ah, maaf biar saya ganti minumannya." Felix membungkuk pada seseorang, dia tidak sengaja tersandung karena kurang fokus dan menumpahkan minuman yang dia bawa. Pelanggan itu tersenyum ramah dan berkata.
"Tidak apa-apa. Aku hanya perlu membersihkannya di kamar mandi."
Pria bermata sipit dan berwajah oriental itu berdiri dan menuju kamar mandi. Felix segera membuat minuman baru. Semua itu tidak luput dari pandangan Lewis. Jauh dalam lubuk hatinya, dia tidak suka pandangan pelanggan itu pada Felix. Pandangan kagum dan terpesona.
Felix kembali setelah pelanggan itu duduk di kursi. Dia pun menaruh minuman pengganti di meja dan meminta maaf sekali lagi.
"Sudah tidak apa-apa kok." Orang itu tersenyum, dia tampak dewasa dan matang.
Felix pergi meninggalkan pelanggan lain dan tak lama seorang pria datang melambaikan tangan pada pelanggan tadi.
"Taeyang, maaf aku terlambat."
"Tidak apa-apa."
Taeyang melihat Felix yang sedang melayani pelanggan lain dan dia merasa tertarik dengan Felix. Sementara Lewis membuat Christ geleng-geleng kepala karena menghancurkan cangkir di tangannya dengan sekali remas. Kilat cemburu terlihat di mata Lewis.
"Kubilang juga apa, Felix itu seperti bunga merekah. Aku meleng sedikit sudah banyak kumbang yang datang menjadi pelakor."
Lewis benar-benar kesal pada pria itu. Lewis tidak bodoh lelaki itu menyukai kekasihnya yang manis.
***
"Lee Felix."
"Yes, Sir."
"Profesor Moon cuti melahirkan. Akan ada dosen baru pengganti Prof. Moon, hari ini dia akan datang tolong kau ajak dia ke kelasku dan juga berkeliling kampus ya Felix."
"Oke, Sir."
Felix menunggu Profesor pengganti Profesor Moon yang sedang cuti melahirkan. Tadi Prof. Oh menyuruhnya menunggu di dekat koridor,
"Permisi..."
"Ya? Ah apa kau adalah mahasiswa baru?" Felix bertanya pada laki-laki yang ada di depannya. Setelah dia ingat-ingat ternyata dia adalah pria yang ada di cafe kemarin.
"Ah kau yang di cafe? Kau kuliah di sini?"
"Ah tidak, aku sebenarnya—"
"Tuan Taeyang?"
"Profesor Oh?"
"Felix, dia adalah Profesor Taeyang, hahaha dia memang masih sangat muda. Dia dosen pengganti Moon." Felix terkejut segera dia membungkuk pada Taeyang.
"Maaf Profesor, aku—"
"Tak apa-apa. Sungguh, jadi kau muridku?"
"Ya benar dia murid yang pandai. Nah Felix ajak Profesor Taeyang ke kelasmu." Profesor Oh tersenyum lalu berpamitan dan meninggalkan Felix yang kikuk dan canggung sementara di mata Taeyang Felix seperti sebuah melon yang manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate
FantasyFelix, seorang omega yang membenci alpha. Karena masa lalunya yang kurang baik terhadap alpha. Felix tidak suka hidup dalam bayang-bayang Alpha, hingga kemudian dia bertemu Lewis, seorang pemuda sombong yang ingin dia hindari namun benang merah dian...