five

127 20 2
                                    

Felix adalah orang yang tegar. Sebulan berlalu semenjak ibunya meninggal, dia masih menjalani hidupnya dengan normal. Sekarang dia punya kalung colar yang dibelikan Seonghwa, dia kembali bekerja di cafe Seonghwa. Karena sekarang Seonghwa benar-benar tidak bisa bekerja di cafe. Dia harus mengurus Bastian dan Nathan. Christ yang mengambil alih cafe. Malah sekarang sering ada pertunjukan live music di cafe Christ . Sebuah band yang dibuat oleh Christ dan teman-temannya. Seungmin sudah berpacaran dengan Christ dan Felix masih keras hati menolak Lewis. Padahal Lewis selalu berbuat baik padanya. Meskipun kata-kata kasar menyakiti hati keluar dari mulutnya Felix tapi Lewis selalu menanggapi dengan senyuman.

Lewis adalah vokalis band yang Christ buat. Sementara Rhino gitaris, Christ sendiri bermain keyboard dan drum seorang Woyoong Felix bersikeras untuk membayar semua yang telah Lewis lakukan padanya. Biaya rumah sakitnya.

'Felix jangan begitu dia baik padamu.'

'Ya dia baik, lalu nanti berlagak pahlawan agar aku berhutang Budi padanya dan menuruti apa maunya. Kau seperti tidak paham saja Seungmin?!'

'Ya terserah lah aku lelah berdebat denganmu.'

Felix sedang mengelap meja lalu menatap menu. Seungmin dan teman-temannya datang. Menyusul para perempuan yang sibuk dengan cermin dan ponsel ingin tampil cantik untuk SpaerB. Itu adalah nama panggung Lewis. Seungmin seperti biasanya mendukung sang kekasih hati dan membawakan kue buatan mamanya. Sangat sempurna, pikir Felix. Sementara dia? Ini karena ayahnya karena alpha busuk yang menyiksa kakaknya. Kebencian Felix makin parah sejak ibunya meninggal. Dia juga agak beda pada Christ . Tidak sedekat dulu.

"SpearB I love you!" Teriak para gadis. Lewis tersenyum manis dan mengucapkan terima kasih karena mereka setia menonton acara musik alpha band.

"Selamat malam semuanya, malam ini gerimis. Aku akan membawakan sebuah lagu romantis, lagu ini kupersembahkan untuk seseorang. Seseorang yang sangat aku cintai dan kagumi. Meskipun berkali-kali dia membenciku, mengumpatku, aku masih di sini mate-ku."

Penonton berteriak histeris dan bertepuk tangan. Felix menunduk, dia tidak berani menatap Lewis. Karena Felix takut, takut akan jatuh cinta dengan Lewis. Lewis sangat baik, dia pria terhormat, akan banyak laki-laki dan perempuan yang sepadan untuk Lewis. Bukan dirinya, Felix yang sebatang kara, tidak ada satu pun yang bisa dia banggakan untuk Lewis. Felix menutup dirinya, Felix selalu berpikir sempit, padahal meskipun untuk dunia dia bukan siapa-siapa tapi bagi Lewis dialah dunianya. Felix seperti poros kehidupan Lewis.

"Untukmu yang di sana, meskipun banyak bintang yang indah berserakan di depan mataku. Bagiku kau adalah bintang kecil yang paling indah di mataku. Meski kau ranjau aku dan menjadikan aku abu, cintaku tidak akan pernah hilang. Aku akan bicara pada Dewa supaya aku berenkarnasi dan selalu menjadi pasanganmu di kehidupan mendatang."

Para gadis dan para uke berteriak so sweet. Kali ini ada yang beda, Seungmin ikut andil memainkan biolanya.

Mungkin ini memang jalan takdirku

mengagumi tanpa dicintai

tak mengapa bagiku

asal kau pun bahagia dalam hidupmu, dalam

hidupmu

telah lama kupendam perasaan itu

menunggu hatimu menyambut diriku

tak mengapa bagiku

mencintaimu pun adalah bahagia untukku,

bahagia untukku

Lewis menatap Felix, saat itu seperti sebuah takdir mata mereka bertemu. Felix merasakan hatinya berdenyut nyeri, Lewis menangis, penonton terhanyut dalam lagunya. Jantung Felix berdebar kencang, dia menelan ludah paksa. Lewis kembali bersuara.

Kuingin kau tau diriku disini menanti

dirimu

meski kutunggu hingga ujung waktuku

dan berharap rasa ini kan abadi untuk

selamanya

dan ijinkan aku memeluk dirimu kali ini saja

tuk ucapkan slamat tinggal untuk slamanya

dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja

Apakah Lewis akan menyerah? Apa Lewis akan pergi? Kenapa? Felix gemetar dadanya terasa sakit. Lewis mengakhiri lagunya. Semua tepuk tangan gemuruh dan lontaran pujian mereka berikan pada Lewis.

"Mungkin malam ini, malam terakhirku bernyanyi di sini. Besok akan ada seseorang yang menggantikan saya. Terima kasih kalian sudah datang dan selalu datang." Lewis turun dari pangHang, Lewis meminta Felix berbicara berdua dengannya. Felix menurut dan mereka pergi ke belakang cafe tepatnya di ruangan Christ . Lewis tersenyum melihat Felix.

"Maaf, bagaimana kabarmu?"

"Baik."

"Syukurlah, Felix. Felix maafkan aku, kalau kehadiran diriku selama ini membuat kau tidak nyaman. Felix seperti maumu, aku akan berhenti tapi bukan berarti menyerah. Aku hanya akan menghindari dirimu sesuai dengan permintaanmu padaku. Felix aku akan berangkat ke Hongkong besok, jika kau beri aku kesempatan maka tahan aku dan aku akan tetap di sini. Jika tidak aku akan pergi."

"Apa alasanku menahanmu?" Felix berucap dingin. Suaranya gemetar, Lewis tersenyum kecut dan meninggalkan ruangan Christ . Christ dan Seungmin masuk dan berkata pada Felix.

"Kau keterlaluan Felix."

Felix merasa tubuhnya lemas. Dia tidak tahu harus berkata apa.

"Pergi saja! Pergi saja bodoh!" Felix menangis tersedu-sedu. Dia meremas dadanya. Saat Felix keluar Lewis sudah pergi, tetapi teman-temannya masih ada. Felix memejamkan matanya. Dia mengambil tas Selempangnya dan berlari, dia mengejar mobil Lewis.

"Tuh kan ideku mantul." Rhino terkekeh. Dia langsung menghubungi Lewis.

Felix berlari sekuat tenaga, dia terus mengejar mobil Lewis. Lewis yang sengaja tidak mempercepat mobilnya menengok ke arah spion. Di sana terlihat Felix berlari mengejarnya. Lewis menghentikan mobilnya lalu keluar dan mereka bertemu.

"Felix? Ada apa—"

"Brengsek! Pergi saja! Pergi! Tidak usah perduli padaku! Pergi saja jangan ingat janjimu padaku! Hiks ... Hiks."

"Felix aku—"

"Kau brengsek Lewis, aku benci padamu hiks ... Benci hiks ... Jangan pergi!" Felix memeluk Lewis, membenamkan wajahnya yang penuh air mata ke dada Lewis. Lewis tersenyum dan membalas pelukan Felix. Lewis menepuk punggung Felix.

"Aku antar pulang." Lewis menarik Felix ke mobilnya. Felix duduk diam, dia sendiri merasa aneh. Kenapa dia lakukan itu? Kenapa dia memeluk dan melarang Lewis pergi? Apa dia mencintai Lewis? Selama perjalanan pulang keduanya sibuk dengan pikiran dan hati masing-masing. Felix merasa bodoh tapi sisi hatinya berkata benar.

Cinta itu seperti kembang api ular, berputar membuat pusing berputar membuat khawatir. Lalu meledak dalam hati. Apa kau pernah jatuh cinta? Kau akan seperti orang gila saat mencintai seseorang. Melakukan apa pun sekalipun itu bodoh dan memalukan.

"Terima kasih sudah antar aku. Dan semuanya."

"Hm. Felix apa Sekarang kita ...."

"Kita ..."

"Pasangan?"

"Tidak, mimpi sana." Felix berlari dengan pipi merah merona seperti Cherry. Lewis tersenyum lalu berteriak.

"Saranghae Felix! neoleul neomu salanghae!"

"Dasar Gila!" Felix masuk ke dalam rumahnya.

Felix melihat seseorang menghubungi teleponnya.

"Lewis jangan senang dulu. Kemari traktir kami." Rhino terkekeh-kekeh.



My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang