Pria paruh baya itu terbaring di ranjang. Sudah lama dia seperti itu, sejak 2 tahun lalu. Tubuhnya tidak dapat bergerak karena mengalami stroke, bibirnya pun sulit untuk berucap. Dia memandang langit-langit kamar yang berwarna putih. Menyesali segala tindak tanduknya beberapa tahun lalu. Saat dirinya begitu tega meninggalkan kedua anak dan juga istirnya. Harusnya dia tidak perlu malu mempunyai dua anak omega, karena orang lain malah bangga anaknya omega. Harusnya dia tidak perlu lari dari rumah. Kebahagiaan sesaat yang dia dapat hanya membuat luka semakin besar.
Pria itu adalah ayah Felix. Setelah pergi dengan wanita lain, seorang janda beranak 1 namun dia sangat kaya raya. Dia mempunyai anak bernama Taeyang, ayah Felix merasa bangga saat ibu Taeyang kembali hamil dan dia yakin 100% jika anaknya adalah alpha mengingat Taeyang pun ultimate Alpha. Dia meninggalkan rumah dan juga keluarganya. Menjadi ayah orang lain dan melupakan putranya. Bahkan saat Peter meninggal pun tidak ada rasa empati sedikitpun darinya. Saat anak dari istri barunya lahir, dia pun semakin melupakan keluarganya. Anak itu tumbuh dewasa namanya Kevin. Wajah tampan dengan rahang tegas, dia juga sedikit angkuh. Karena ibunya sangat menyayangi Kevin maka dia pun belajar ke luar negeri. Sementara Taeyang lah yang tertinggal dan harus mengurus klinik yang ditinggalkan almarhum ayahnya. (Ayah Taeyang ya)
Namun setelah bertahun-tahun lamanya, pria itu baru sadar jika mungkin hanya dirinya ayah yang kejam, bahkan seorang perdana menteri sekali pun begitu bangga anaknya omega. Saat melihat berita kematian istrinya yang pertama di televisi. Dia pun shock, dan mengalami stroke ... bagaimana dengan Felix? Bagaimana anaknya itu bertahan hidup? Lalu saat Felix datang tiba-tiba dia merasa bahagia tapi wajah Felix yang begituan benci padanya membuatnya kembali shock jantung dan kejang. Dia berkata jujur pada Taeyang, karena menurut dia hanya Taeyang yang mengurus dia selama ini bahkan Kevin yang jadi kebanggaan dirinya bersikap cuek saat ditelepon dirinya sakit. Taeyang lah yang mengurusnya selama ini padahal Taeyang bukan putranya.
"Ayah tetaplah ayah. Meskipun anda bukan ayah kandung saya tapi saat ini anda adalah ayah saya." Itu adalah jawaban Taeyang saat dia bertanya kenapa mau mengurusnya.
"Tae, bisakah bantu Papa bertemu Felix? Papa menyesal dan ingin bertemu dia untuk terakhir kalinya."
"Papa jangan bicara seperti itu. Aku akan mencoba membawa Felix ke sini. Papa, tenang saja."
Taeyang meminta alamat rumah Felix pada Seungmin tapi anak itu tidak mau memberikan alamatnya karena alasan privasi. Taeyang tidak mau kedua ayah dan anak itu memiliki dendam Sampai akhir terutama Felix maka dia menemui Lewis. Lewis pun heran saat Taeyang ingin bertemu langsung dengannya. Mereka janjian di sebuah cafe.
Taeyang sudah menunggu di meja dengan secangkir late.
"Sudah lama menunggu?" Lewis duduk di kursi dia baru saja pulang dari kantor karena disuruh papanya. Sementara Taeyang memanggil waiters, Lewis memesan secangkir cokelat hangat. Mereka berdua terdiam lalu kemudian Taeyang memulai percakapan.
"Bagaimana kabar Felix?"
"Anda ingin bertemu saya hanya untuk bertanya kabar calon istri saya?!"
"Calon istri?"
"Ya sebenarnya sebentar lagi kami akan menikah."
"Selamat. "
"Terima kasih."
Taeyang terdiam, dalam hatinya dia terasa sakit. Mengapa jatuh cinta begitu rumit.
"Aku ingin minta tolong padamu."
"Tolong apa?" Tanya Lewis. Lalu Taeyang pun menceritakan maksud dan tujuannya. Dia juga menceritakan jika dirinya adalah anak tiri ayah Felix. Lewis terkejut saat mengetahui semuanya. Tapi dia berusaha tetap tenang dan mendengarkan apa kata Taeyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate
FantasyFelix, seorang omega yang membenci alpha. Karena masa lalunya yang kurang baik terhadap alpha. Felix tidak suka hidup dalam bayang-bayang Alpha, hingga kemudian dia bertemu Lewis, seorang pemuda sombong yang ingin dia hindari namun benang merah dian...