Lewis POV
Hari tepat 2 tahun dia pergi. Meskipun aku benci padanya tapi dia tetap sahabatku. Dia Kevin, yah dia mengorbankan segalanya untuk Felix--istriku.
Flashback
Lewis seperti seorang pria gila. Wajah dan tubuhnya tak terawat. Dia lebih fokus pada Felix yang sudah sebulan lebih belum bangun. Setiap hari asupan gizi dan nutrisi untuk anaknya diberikan lewat infus. Hidup Lewis kacau serasa kapal yang tenggelam ke dasar lautan paling dalam.
"Lewis. Makanlah dulu. " Bibble datang bersama istrinya Biu. Dia khawatir melihat Lewis yang terlihat seperti orang sakit'.
"Sayang, temani Felix dulu ya. Aku akan pergi sebentar."
Bibble menarik tangan Lewis dan membawanya agak jauh dari kamar Felix. Dia menatap Lewis tajam dan menampar adiknya itu kesal. Lewis hanya diam dan berusaha pergi dari hadapan Bibble.
"Kamu pikir ini yang Felix mau! Hah!? Jika dia bangun melihatmu begini, kamu pikir dia tidak akan sedih!"
"Tapi aku lelah hyung dia seperti itu terus tidak ada perubahan aku--"
Plaaak!"
"Brengsek! Jadi kamu nyerah! Kamu tidak bisa sabar padanya hah! Jika aku jadi dirimu akan kuupayakan apa pun demi dia! Kalau perlu kubawa ke luar negeri!" Bibble kesal pada adiknya.
"Maafkan aku."
"Dari pada kamu minta maaf sekarang cepat mandi. Lalu makan, biar aku dan Biu yang jaga dia."
Lewis tak menjawab dia pun pergi untuk membersihkan tubuhnya lalu mencukur jenggot dan kumisnya. Makan lahap dan mengganti bajunya dengan yang lebih baik. Dering ponsel menginterupsi kegiatannya.
"Halo Bibble hyung."
"Lewis datang ke sini cepat! Felix sadar."
Lewis segera membayar makanannya dan berlari ke rumah sakit. Jantungnya berdegup kencang. Dia membuka pintu kamar Felix. Melihat istrinya sedang diperiksa dokter.
"Felix!"
"Lewis. Hiks Lewis."
Lewis memeluk Felix erat. Tak peduli dokter di sampingnya dia menciumi wajah Felix dengan penuh haru. Felix masih menangis tersedu-sedu saat Lewis melepaskan pelukannya.
"Jangan menangis sayang."
"Aku--"
"Ada apa ini sebenarnya?"
"Maaf Tuan Lewis. Sepertinya Tuan Felix buta. Ada serpihan kaca yang menembus kornea matanya dan dia--"
"Lewis, aku tidak bisa melihat lagi Lewis!"
Felix menangis tersedu-sedu. Lewis merasakan sakit di hatinya tapi dia memeluk Felix erat dan menyalurkan kasih sayang agar Felix kuat dan sabar.
6 bulan berlalu. Felix sudah kembali ke rumah dan kandungannya semakin besar. Lewis begitu over protective pada Felix dan calon anaknya. Felix memang sedih karena buta tapi bagaimana pun dia harus hidup demi anaknya. Dia teringat mimpinya saat ketika masih di rawat di rumah sakit.
'Felix pergilah sayang.'
'Aku ingin ikut ibu.'
'Kamu yakin?'
'Yakin Ibu.'
'Tidak! Kembali saja pada anak dan suamimu. Felix.'
'Anak? Suami?'
Felix melihat ke belakang. Dia melihat dua sosok tengah melambaikan tangan ke arahnya. Seorang anak kecil laki-laki dan seorang pria dewasa dengan senyuman menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate
FantasyFelix, seorang omega yang membenci alpha. Karena masa lalunya yang kurang baik terhadap alpha. Felix tidak suka hidup dalam bayang-bayang Alpha, hingga kemudian dia bertemu Lewis, seorang pemuda sombong yang ingin dia hindari namun benang merah dian...