PART 6

576 59 2
                                    

Suasana dikelas XII IPA 1 terlihat sangat tenang. Meskipun mereka kedapatan jam kosong tetapi tidak ada satupun dari mereka yang memulai keributan, suasana sangat tenang, aman, dan tentram. Terlebih terdapat dua sosok bidadari bumi pujaan para siswa-siswi Hervald High School berada dikelas itu menambah kesan surga bagi mereka yang satu kelas dengan bidadari sekolah. Terlihat di meja kedua pojok kanan, Shani dan Claurina tengah menyelesaikan beberapa tugas yang diberikan oleh guru mereka yang berhalangan hadir tak lama kemudian datanglah seseorang menuju meja mereka berdua.

"S-Shanii" ucap orang itu yang tampaknya gugup sekali ketika berhadapan dengan sang bidadari sempurna.

"Ya? ada apa Vino?" tanya Shani menatap laki-laki yang berpenampilan cukup nerd namun memiliki segudang prestasi.

"A-aku ma-mau i-itu anu" Vino tergagap-gagap tidak sanggup menahan degup jantungnya yang berdetak kencang bila di dekat sang bidadari.

"Apa Vino? rileks oke" Shani sedikit menenangkan laki-laki itu yang ia tau dari anak-anak punya perasaan lebih terhadapnya.

"Ehh a-aku mau a-ajak mmm kamu jangan lupa makan ya Shani, jangan telat makannya nanti maag kamu kambuh, ehh dah" ucap Vino terburu-buru balik ke mejanya membuat Shani hanya tersenyum tipis menatap laki-laki itu.

"Lo tau kan Shan, dia itu suka sama lo?" celetuk Ina menatap Vino yang tengah mengerjakan tugasnya.

"Tau" balas Shani lalu kembali fokus dengan tugasnya.

"Tanggepan lo gimana?" tanya Ina menatap sahabatnya itu.

"Ya gak gimana gimana" Shani menatap Ina sebentar lalu kembali fokus dengan tugasnya.

"Kalau Gracia?" tanya Ina membuat Shani menghentikan tulisannya dan menatap Ina dengan tatapan penuh tanya.

"Lo ga nyadar dia udah hampir setahun ngedeketin lo" Ina menatap Shani yang kini tampak acuh tak acuh dan melanjutkan tugasnya.

"Terus?" jawab Shani.

"Pasti dia suka sama lo Shan" ucap Ina yang tak terlalu ditanggapi Shani. Baginya Gracia hanyalah biang masalah. Jaket kebanggaan yang sering ia pakai bersama dua tikus imut temannya itu saja sudah melambangkan kalo mereka biang masalah.

"Sejauh yang gue liat setahun dia cari gara-gara sama lo dan setahun orang yang ngehukum dia itu kita mulu karena pak Mano udah ga kuat sama mereka" Ina mengingat dimana mereka berdua selaku ketos dan waketos harus bekerja ekstra untuk mengurus ketiga curut imut itu.

"Dia emang biang masalah" ucap Shani datar sambil tetap fokus pada tugasnya.

"Tapi gue rasa dia punya feeling lebih deh sama lo Shan, terlihat dia yang dari dulu cari masalah mulu tapi selalu nurut dan ga kabur kalo lo yang hukum. Kalo gue atau pak Mano mah boro-boro dia langsung cari celah buat ngacir" Ina mengingat ia pernah menghukum Gracia karena Shani saat itu sedang izin keluar kota alhasil ketiga curut itu kabur dari hukuman kecuali satu curut yang berhasil Ina tahan.

"Selain cari gara-gara tu anak sering banget dulu muncul tiba-tiba dan ganggu lo sampe lo pusing sendiri karena harus ketemu dia tiap saat seakan semesta emang ngedukung kalian buat ketemu haha" tawa Ina sedangkan Shani hanya memutar kedua bola matanya malas mengingat dulu ia sering sekali di ganggu maupun digombali oleh biang masalah itu yang kadang membuat Shani kesal setengah mati.

"Yaa walaupun sekarang gangguannya udah mulai berkurang semenjak lo bilang dia biang masalah di depan kelasnya" lanjut Ina yang membuat Shani terdiam dan mengingat kembali kejadian yang membuat Gracia mengurangi kebiasaan mengganggu Shani.

Flashback on

"Gara-gara lo kan kita telat lagi!" kesal Herris yang kini tengah berlari mengelilingi lapangan menjalankan hukuman bersama dua sohibnya.

Amtrak (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang