02. Ajaib!

188 25 3
                                    

Ditengah keheningan malam ini Sowon menangis disudut kamar sambil memeluk figura berisi foto gadis kecil yang sedang berada dalam pangkuannya. "Maafin mama.." Sowon tak henti-hentinya mengeluarkan kata maaf, ia pun tak sadar jika sejak tadi Eunbi kecil berada diambang pintu memerhatikan Sowon yang terus mengeluarkan air mata.

"Ibu.." panggil Eunbi ketika Sowon mulai menenggelamkan kepalanya diantara kedua lututnya sambil meremas erat rambut hitam legamnya.

Mata Eunbi kecil mulai berkaca-kaca, dia ketakutan. Tak lama Eunbi ikut menangis sambil berlari ke arah Sowon, ia memeluk tubuh wanita yang dipanggilnya ibu itu sambil sesekali menarik tangan Sowon yang masih terus menjambak rambutnya sendiri.

"Ibu jangan!!" Sentak Eunbi lalu ia terduduk dilantai dan mulai menangis meraung melebihi tangisan Sowon.

Hal tersebut berhasil membuat Sowon memberhentikan aksinya, matanya membulat sempurna melihat Eunbi menangis sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya.

"Ibu jangan! Ibu tolong jangan!! Eunbi takut! Huaaaa"

Grepp

Sowon membawa Eunbi kedalam pelukannya.
"Maaf"

"Jangan minta maaf ibu!!"

"Kenapa kamu bisa masuk kesini?" Tanya Sowon saat tangisan Eunbi berhenti.

"Ibu menangis"

"Aku nangis sekeras itu?"

Eunbi menggeleng lalu melepaskan dirinya dari pelukan Sowon,  ia menuntun tangan Sowon menuju dadanya. "Disini, dia bilang ibu ga baik-baik aja"

Sowon meluluh, tatapan matanya menghangat, entah apa yang membuatnya tiba-tiba ingin membuka hati untuk Eunbi. Ia mengusap sisa air mata yang ada dipipi Eunbi.

"Mulai sekarang, aku akan jadi ibu mu"

Eunbi mengerutkan keningnya.

"Coba panggil aku" suruh Sowon.

"Ibu?"

"Iya sayang, ibu disini"

Eunbi dibuat bingung namun juga senang disaat bersamaan.

៹꒰𑁬۪۪۪۪໒꒱֢

"Gimana Juy? Ketemu?"

Yuju menggeleng dengan keputusasaan.

"Mati aku" gumam Yerin.

"Kemana perginya buntelan kentut itu?" Geram Yuju.

"Harusnya kakak turutin apa kata kak Won semalem" kata Eunha.

"Kalian kok jadi nyudutin gue?!"

"Kan kakak yang bawa Eunbi kesini!"

Yuju mengabaikan keributan tersebut ia teringat akan Sowon yang menentang kehadiran Eunbi, bisa saja Sowon melakukan sesuatu seperti mengembalikan Eunbi ke panti semalam bukan? Pasalnya setelah diperhatikan bukan hanya Eunbi yang menghilang tapi Sowon juga, atau mungkin saja Sowon belum bangun.

Yuju membuka pintu kamar sang kakak dengan perlahan, ia dibuat menganga oleh pemandangan didepan matanya. Eunbi yang tertidur sambil memeluk Sowon dan Sowon yang menepuk pelan pantat mungil Eunbi sambil memandangi wajah tenang Eunbi.

"Kak Won" panggil Yuju.

"Syutt nanti aja" kata Sowon sambil mengibaskan tangannya, menyuruh Yuju untuk keluar.

Yuju sempat terdiam sejenak mencerna keadaan setelahnya ia tersenyum dan berlari menuju lantai satu untuk memberi laporan pada Yerin dan Eunha.

"Ajaib! Ajaib!!" Seru Yuju.

Yerin dan Eunha menatap si bungsu dengan tanda tanya. "Apa? Kamu nemuin Eunbi?" Tanya Yerin.

Yuju mengangguk antusias. "Dia dikamar kak Won! Kak Won meluk Eunbi! Manis banget manis!!"

Yerin tersenyum lega mendengarnya. Lain lagi dengan Eunha dan pikiran acaknya. "Kamu yakin Eunbi tidur? Gimana kalau ternyata kak Won ngasih racun ke Eunbi? Gimana kalau ternyata itu cuma mayat—mmph!!" Yerin menyumpal mulut berisik Eunha menggunakan beberapa lembar tisu.

"Kamu nuduh kakak, Na?"

Suara itu mengalihkan fokus Yerin, Eunha dan Yuju. Eunha menyengir lebar saat melihat Sowon datang bersama Eunbi yang berada dalam gendongan Sowon dengan kedua tangan melingkar dileher Sowon dan kedua kaki yang saling terkait dipinggang Sowon.

"Selamat pagi bibi Yennie, bibi Una dan bibi Ujuy!!" Sapa Eunbi tanpa mengubah posisinya.

"Bibi?!" Yerin tak setuju dengan panggilan tersebut.

"Eunbi kenapa kamu tega sama bubun?"

Akhirnya Eunbi mengangkat kepalanya yang semula ia tenggelamkan di celuruk leher Sowon. "Bubun itu kan artinya ibu, ibunya Eunbi cuma ibu Uwon"

"Kenapa? Kenapa kamu jadi banyak bicara begini Eunbi?!!" Yerin menampilkan wajah penuh dramanya sambil melemaskan tubuhnya membuat Eunha yang duduk disampingnya merasa terbebani dengan tubuh sang kakak yang kini menyandar sempurna padanya.

"Eunbi, gimana kalau kamu manggil aku kakak aja?" Tanya Yuju.

Eunbi menggeleng. "Kakak itu panggilan untuk yang lebih muda"

"Yang lebih muda itu adik!" Semprot Eunha.

"Bibi tua diam! Eunbi juga sudah tau itu!"

"Sialan"

"Kim Eunha!"

"Hehe"

MY DAUGHTER, Kim Eunbi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang