"BUBUN!" Eunbi berlari mendekati sang bubun yang baru saja selesai melaksanakan tugas sebagai pramugari.
"Sayangku~"
Alih-alih memeluk Yerin, Eunbi malah melesat melewatinya. Gadis kecil itu kini menempel dikaca besar yang membuatnya dapat melihat pesawat dengan jelas. "Woah..." kagumnya.
"Memalukan" gumam Yerin. Bukan malu karena Eunbi bertingkah seperti itu tapi malu karena ia terlalu berharap Eunbi akan memeluknya.
"Sepertinya aku harus mengatur jadwal untuk berlibur dengannya" kata Yerin.
Sowon menatapnya dengan dongkol. "Bagaimana jika sesuatu yang sama terjadi lagi?"
"Tidak akan"
"Iya, aku juga tidak akan mengizinkan Eunbi untuk pergi, kenapa kamu tidak pergi dengan Umji saja?"
"Ah benar! Umji pasti senang jika berkenalan dengan Eunbi"
"Mereka sudah saling mengenal"
"Ha?"
Dari arah yang sama Yuju datang bersama gadis manis yang berusia empat tahun, sama seperti Eunbi.
"Bunda!!" Pekiknya membuat Yerin dan Sowon berbalik.
"Umji~" Yerin merentangkan tangannya, membawa putrinya kedalam pelukan hangatnya.
"Umji kangen bunda!"
"Bunda juga kangen Umji"
"Ayah jahat, kenapa ayah selalu melarang Umji untuk bertemu bunda?"
Yerin sudah terbiasa dengan pertanyaan seperti itu. "Karena bunda sibuk, sayang"
"Umji, kenapa kamu gak main sama Eunbi aja?" Tanya Yuju, ia tidak mau kakaknya berpikir keras untuk menjawab berbagai pertanyaan dari Umji.
"Tidak mau! Eunbi nakal!"
"Hei.. dia itu sepupu kamu" tegur Yerin.
"Tidak mau"
Sowon terkekeh. "Maafkan Eunbi ya"
"Tidak"
"Kamu juga nakal kalau begitu" kata Sowon, lalu ia melenggang pergi menghampiri Eunbi.
"Anak ibu lagi apa sih?"
"Eunbi mau naik itu!"
"Iya, nanti ya? Kalau Eunbi sudah besar"
"Kenapa harus tunggu besar?"
Sowon tak menjawab ia membawa Eunbi kedalam gendongannya. "Ayo, kita harus mengantar bubun pulang"
"Bubun tidak pulang ke rumah lagi?" Tanya Eunbi.
"Tidak, sayang. Bubun pulang ke apartemennya"
"Kenapa? Kenapa tidak ke apart-musuhnya saja?"
"Dari mana kamu belajar jokes bapak-bapak?" Tanya Sowon sambil terkekeh.
"Tidak tahu, dari mana ya, bu?"
"Lho ibu nanya, kok kamu nanya balik?"
"Eunbi juga tidak tahu. tapi ibu, Eunbi tidak punya bapak tapi Eunbi bisa tahu jokes bapak-bapak, bukankah itu keren?"
Sowon tersenyum dengan senyuman yang sulit diartikan. "Terkadang menjadi terlalu pintar juga tidak baik, Eunbi"
"Kenapa?"
Sowon tak menjawab. Eunbi terlahir menjadi seorang anak dengan rasa ingin tahu yang tinggi, tiada hari baginya tanpa bertanya 'kenapa?'.
"Kenapa bu?"
"Tidak, tidak kenapa-napa"
"Bohong, ayo cepat kenapa?"
Sowon lanjut melangkah mendekati Yerin, Yuju dan Umji. "Pulang sekarang?" Tanya Sowon.
"Ibu, kenapa?" Tanya Eunbi yang masih penasaran.
"Apa lagi yang kakak katakan sampai membuat rasa penasarannya kambuh?" Tanya Yuju.
Sowon menggeleng. "Sulit untuk dijelaskan" ia menyerahkan Eunbi pada Yuju. Yuju sudah siap dengan tangan yang terbuka lebar namun Eunbi malah memeluk Sowon dengan erat.
"Ah.. baiklah" pasrah Sowon.
"Ibumu itu sudah tua, Eunbi"
"Kim Yerin!"
Yerin tertawa, setelahnya Umji yang berada disampingnya mulai menarik-narik ujung rok milik Yerin sambil menunjuk-nunjuk Eunbi yang berada dalam gendongan Sowon.
"Ada apa?" Tanya Yerin.
"Dia meledek Umji!"
"Eunbi.." tegur Sowon.
Yerin menunduk sedikit untuk melihat wajah Eunbi yang bersembunyi ke arah belakang Sowon. "Tidur?"
"Masa sih?"
"Dia hanya berpura-pura!" Celetuk Umji.
Eunbi pada akhirnya mengangkat pandangannya, ia menatap wajah Sowon sambil tersenyum lebar.
Chuu!
Satu kecupan mendarat sempurna pada bibir sang ibu. Pipi Sowon merona dibuatnya.
"Ke-randoman macam apa ini?" Yuju menggeleng tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DAUGHTER, Kim Eunbi
FanfictionIa bertemu dengan si kecil Eunbi, sempat menolak kehadiran gadis itu namun ada banyak kesamaan diantara mereka yang membuat keduanya dapat saling terikat tak terkecuali ego. "Maaf. Maaf karena ibu gak pernah mau ngalah"