Malam itu, sesudah makan malam semua bersiap untuk pergi tidur. Sowon mengantarkan Eunbi untuk pergi ke kamarnya. "Ibu, jangan pergi"
"Ibu juga harus tidur, Eunbi"
"Tidur bersama Eunbi saja bu"
"Tidak bisa, ini terlalu sempit" kata Sowon sambil menepuk kasur Eunbi.
"Kalau begitu bagaimana jika Eunbi saja yang tidur dikamar ibu?" Tawar Sowon.
"Tidak mau. Eunbi tidak suka melihat ibu meningis ditengah malam"
Sowon tak mengatakan apapun ia hanya mengelus surai hitam Eunbi. Setelahnya menyuruh Eunbi untuk berbaring.
"Tidurlah, ibu akan menunggu sampai Eunbi benar-benar terlelap"
Eunbi mengangguk dan mulai memejamkan matanya. Usapan lembut dari Sowon berhasil membuat Eunbi tertidur dalam waktu singkat. "Maaf"
៹꒰𑁬۪۪۪۪໒꒱֢
Pagi harinya rumah tersebut dipenuhi dengan kesibukan. Sowon yang biasanya bangun pagi kini malah kesiangan. "Kenapa kakak tidak membangunkan ku?!" Tanya Yuju.
"Hei! Kamu bukan bocah yang harus dibangunkan setiap hari, seharusnya kamu belajar untuk bangun awal sendiri!" Kata Sowon sambil menyisir rambut Eunbi.
"Di kepang? Atau kuncir kuda? Ah atau digerai lalu ditambah bandana?" Sowon bergumam sembari memainkan rambut Eunbi.
"Ibu jangan terlalu lama berpikirnya!" Tegur Eunbi.
"Ah benar, maafkan ibu" akhirnya Sowon memilih untuk menggerai rambut Eunbi dan menambahkan bandana biru yang membawa kesan tenang dalam diri bocah itu, walau faktanya ia tidak akan pernah bisa tenang.
"Turun duluan ya, ibu sudah menyiapkan sarapan dibawah"
"Eunbi mau menunggu ibu"
"Tidak akan sempat, turun dan makanlah bersama tante mu ibu harus ganti pakaian dan mengantarkan kalian lalu pergi bekerja tidak ada cukup waktu untuk sarapan" Sowon mengoceh sambil memoles tipis wajah cantiknya.
"Baiklah"
Eunbi turun ia mendapati tante nya yang tengah menyantap sarapan didapur dengan terburu-buru. Yuju yang melihat kehadiran Eunbi langsung memanggil bocah itu untuk ikut makan.
"Dimana piringku?" Tanya Eunbi.
"Diam, tante akan menyuapi mu"
"Tidak mau!"
"Jangan membantah! Kita sedang dikejar waktu!" Tegas Yuju membuat Eunbi menunduk takut.
"Ah.. maaf tante tidak bermaksud, ayo buka mulutnya, aaaa"
Eunbi enggan untuk membuka mulutnya, ia membalikkan tubuhnya agar tak menghadap Yuju. Yuju berdecak kesal "Eunbi, jangan bertingkah! Ayo cepat kamu tidak boleh sakit dan berakhir menyusahkan kakak ku! Kehadiran mu saja sudah benar-benar menyusahkan" ia terbawa emosi.
"Kalau kamu tidak mau ya sudah setidaknya aku sudah berusaha! Aku juga sibuk, untuk apa aku melakukan pekerjaan aneh ini" Yuju dengan segera bangkit dari duduknya ia memilih untuk menunggu Sowon dimobil.
Eunbi masih diam ditempatnya sampai akhirnya suara Sowon berhasil membuat Eunbi beranjak dari sana. "Eunbi ayo cepat!"
៹꒰𑁬۪۪۪۪໒꒱֢
"Setelah sekolah langsung ikut Eunseo ya?" Kata Sowon.
Eunbi mengangguk dengan wajah murung.
"Kenapa? Ada apa? Eunbi sarapan kan tadi?" Lagi-lagi Eunbi hanya mengangguk."Ibu akan menjemput setelah selesai bekerja, atau mungkin nanti tante, jadi tetaplah ditempat les"
"Minta tante Una saja"
"Apartement tante Una terbilang jauh dari tempat les mu sayang, jangan menyusahkan tante Una ya?"
Eunbi menghela napas seolah ia sedang sangat frustasi. "Baiklah, tidak perlu menjemput Eunbi" bocah itu langsung berlari memasuki perkarangan sekolah.
"Ada apa dengannya?" Gumam Sowon.
៹꒰𑁬۪۪۪۪໒꒱֢
"Yeay!! Eunseo senang Eunbi ikut!!"
"Eunbi tidak senang Soyeon ikut"
Soyeon yang sejak tadi diam dibangku samping kemudi kini menoleh ke belakang.
"Apa masalah mu?""Eung.. masalah ku ya? Ibu memaksa ku untuk ikut kelas menari" kata Eunbi lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Eunseo.
Seola—ibunya Eunseo terkekeh. "Turuti saja apa kata ibumu Eunbi, maka kamu tidak akan menyesal"
"Benar!" Seru Eunseo.
"Apa yang benar?" Tanya Seola.
"Turuti apa kata ibu"
"Ya.. kamu tau itu tapi kamu tidak pernah menurut pada ibu" Seola mengangguk kecil sambil menatap malas Eunseo dari kaca spion.
Setelah sampai ketiga bocah itu turun tak lupa melambaikan tangan kepada Seola.
"Gurunya tidak galak kan?" Tanya Eunbi. Ini hari pertama ia mengikuti kelas baletnya selama ini ia selalu membuat alasan agar tidak pergi.
"Tentu saja tidak!" Seru Soyeon.
"Aku tidak bertanya padamu!"
Eunseo terkekeh lalu merangkul kedua temannya itu. "Mengapa kalian selalu bertengkar?"
"Diamlah Eunseo, Eunbi tidak suka Soyeon! Dia berisik"
"Eunbi juga berisik" kata Eunseo membuat Eunbi mendelik kesal.
Setelah melakukan perkenalan lalu belajar hal-hal dasar dan bermain kini waktu pulang pun tiba. Eunseo pulang terlebih dahulu karena jemputannya sudah tiba, gadis itu pulang bersama ayahnya. Eunbi menolak saat ayah Eunseo menawarkan tumpangan.
"Siapa yang menjemput mu?" Tanya Eunbi ketus.
"Ayah" jawab Soyeon tanpa menatap Eunbi. Entah apa masalah yang mereka miliki hingga sulit untuk akur satu sama lain.
"Ah.. Eunbi juga ingin dijemput ayah" tiba-tiba saja gadis kecil itu menarik bahu Soyeon agar beradu tatap dengan dirinya.
"Apakah ayah mu orang baik?" Tanya Eunbi.
"Tentu saja"
"Kamu tidak mau berbagi?"
"Berbagi?"
"Berbagilah! Ayo berbagi ayah dengan Eunbi! Sebagai gantinya Eunbi akan membagi ibu dengan mu!"
"Tapi aku sudah punya ibu"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DAUGHTER, Kim Eunbi
FanfictionIa bertemu dengan si kecil Eunbi, sempat menolak kehadiran gadis itu namun ada banyak kesamaan diantara mereka yang membuat keduanya dapat saling terikat tak terkecuali ego. "Maaf. Maaf karena ibu gak pernah mau ngalah"