12. Hujan

135 19 6
                                    

"Tante tidak bisa kembali karena hujannya sangat deras"

"Bohong! Disini tidak hujan"

"Astaga, tante serius. Kamu ke rumah Juyeon aja biar ga sendirian saat hujan turun nanti"

"Disini cerah tante, tidak akan hujan"

"Jangan sok tau cepat ke rumah Juyeon"

Eunbi berdecak kesal. Ia sendirian dirumah. Ibunya bekerja dan tantenya terjebak hujan. Eunha sedang ada kelas.

"Baiklah, baiklah"

"Pintar. Tante tutup ya?"

Eunbi tak menjawab dan menutup telepon terlebih dahulu. Membuat Yuju hampir mengumpat disebrang sana.

"Tidak akan turun hujan kan?" Tanya Eunbi pada langit yang terlihat cerah. Gadis itu hanya melihat langit dari jendela yang menampakkan langit sisi barat tanpa tahu jika langit disisi timur sudah menandakan hujan lebat yang akan segera turun.

Eunbi kembali duduk disofa sambil menonton animasi kesukaannya ditemani dengan berbagai camilan.

Namun ditengah keseruan itu, suara petir menyapa indra pendengaran membuat Eunbi terlonjak kaget. Ia takut. Dan bertambah takut saat rintik hujan mulai turun dengan angin yang menggerakkan pohon dihalaman rumahnya. Eunbi dengan segera menutup tirai dan menyalakan seluruh lampu karena keadaan tiba-tiba saja menggelap.

Ia ingin menangis tapi ia tahan karena ini kesalahannya yang tidak mau menuruti perkataan sang bibi. Ditengah rasa takut itu telepon rumah berbunyi membuat Eunbi terkejut.

Eunbi mengangkat panggilan tersebut dan dapat didengarnya suara sang ibu yang kini sedikit menenangkan.

"Eunbi, kamu dirumah?"

"Iya ibu"

"Kenapa tidak menurut sama tante hm?"

"Maaf"

"Ibu tidak bisa kembali dalam waktu cepat, jalanan macet, sayang"

"Temani Eunbi, bu"

"Jangan nangis"

"Iya"

"Anak ibu sedang berdiri?"

"Eung!"

"Ambil satu kursi dan duduklah, ibu tidak akan menutup teleponnya"

Eunbu menurut ia mengambil kursi dari dapur lalu duduk diatasnya sambil menonton televisi dan membiarkan ibunya mengoceh dari sebrang sana.

"Eunbi kamu mendengarkan ibu?"

"Iya" bohong, gadis itu berbohong. Ia tetap fokus menonton sambil sesekali tertawa.

"Eunbi, kamu tidak mendengarkan ibu 'kan?"

"Eunbi dengar ibu"

"Lalu apa yang kamu tertawakan?"

"Si spons kuning!"

Sowon sedikit tenang mendengar Eunbi yang tak menunjukkan rasa ketakutan.

"Eum.. ibu.."

"Iya sayang?"

"Eunbi mau pipis, bagaimana cara Eunbi membawa telepon ini ke kamar mandi?"

"Astaga.. berlarilah, tetapi perhatikan langkahmu. Ibu tidak akan menutup teleponnya, atau jika memungkinkan tahan saja, ibu sudah hampir sampai"

"Baiklah, Eunbi akan menahannya"

"Ibu bilang jika memungkinkan"

"Ini memungkinkan bu"

MY DAUGHTER, Kim Eunbi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang