Eunbi tampil cantik menggunakan seragam sekolah dengan rambut yang dikepang menjadi dua, tak lupa jepit rambut berbentuk kupu-kupu biru yang menambah kesan manis pada anak itu.
Sejak tadi Sowon tak henti-hentinya menatap Eunbi dengan tatapan kagum sekaligus gemas. "Coba aja kamu nurut waktu ibu suruh beli tas meong waktu itu, pasti tambah lucu"
"Eunbi tidak suka meong"
"Tapi Eunbi itu meong"
"Bukan!"
"Iya, Eunbi anak meong kesayangan ibu"
"Eunbi bukan anak meong! Eunbi anak ibu!" Kedua alis Eunbi kini berkerut karena kesal.
Sowon tertawa dibuatnya. "Pasang sabuk pengaman mu, kita tidak boleh terlambat dihari pertama"
Eunbi mengangguk paham dan melakukan perintah Sowon. "Jangan bertengkar dengan Umji, mengerti?"
Eunbi mengangguk sambil memperhatikan sebuah motor yang berhenti disampingnya karena kini lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Lebih tepatnya Eunbi memperhatikan anak yang berada diatas sepeda motor tersebut, ia menggunakan seragam yang sama seperti Eunbi.
Saat sedang asyik memperhatikan tanpa disadari Eunbi anak itu juga memperhatikan Eunbi yang berada didalam mobil. Saat lampu berubah menjadi hijau motor tersebut melaju terlebih dahulu, gadis kecil yang berada dimotor tersebut melambaikan tangannya kepada Eunbi, membuat Eunbi terbelalak. Ia ketahuan.
"Siapa itu? Teman baru?" Tanya Sowon.
"Tidak tahu"
"Berteman dengan baik ya?"
"Iya!"
"Pinter"
Tak perlu waktu lama mereka sampai ditempat tujuan. Disana sudah banyak anak-anak seumuran Eunbi bersama dengan orangtuanya, Umji dan Yerin juga sudah ada disana.
"Ayo ke tempat Umji" ajak Sowon.
Eunbi mengangguk mengikuti langkah sang ibu. "Bubun!" Eunbi langsung memeluk Yerin membuat Umji kesal.
"Lepaskan bunda ku!"
"Umji gak boleh gitu" tegur Yerin.
"Umji sama tante aja sini" Sowon merentangkan tangannya membawa Umji kedalam gendongannya.
Kali ini Eunbi yang merasa kesal, ia langsung melepaskan Yerin lalu menarik ujung baju Sowon berharap ibunya itu segera melepaskan Umji. "Kamu sama bubun aja sana"
"Aaa~ ibu!!"
"Ibu gak pernah melarang kamu sama bubun tapi kenapa kamu selalu melarang ibu–"
Sowon menghentikan kalimatnya saat mata Eunbi mulai berkaca-kaca. Ia dan Yerin terkekeh melihat tingkah si kecil Eunbi yang dipenuhi rasa cemburu. Yerin dengan segera mengambil Umji dari Sowon.
Sowon berjongkok menyamakan tingginya dengan Eunbi. "Jangan nangis ah! Nanti jelek"
Tepat setelah Sowon mengatakan hal itu bel pertanda jam pelajaran akan dimulai pun berbunyi. Beberapa anak dengan mudahnya memasuki kelas, beberapa lagi sibuk menangis enggan untuk berpisah dengan orangtuanya, salah satu dari anak-anak tersebut adalah Umji.
"Umji harus berani, kan ada Eunbi" bujuk Yerin.
"Ayo cepat Umji! Eunbi mau berkenalan dengan gadis cantik yang tadi Eunbi temui dijalan!" Desak Eunbi. Ia tak sadar jika ibunya tengah memberikan tatapan tajam ke arahnya.
"Bunda gak pulang deh! Bunda tungguin, ayo" Yerin menggiring Eunbi dan Umji menuju kelas. Eunbi berbalik lalu melambaikan tangan kepada Sowon.
"Jangan lupa jemput Eunbi ya bu!"
Didalam kelas tidak ada pelajaran yang benar-benar serius berhubung mereka hanya anak-anak berusia empat sampai lima tahun jadi mereka hanya bermain sambil bernyanyi.
Eunbi dengan semangat mengikuti pelajaran sedangkan Umji sedari tadi menunduk, sesekali mengusap air matanya yang tak sengaja jatuh. Ia merindukan bundanya. Padahal biasanya saat Yerin memiliki jadwal ia tak sampai menangis seperti ini walaupun ditinggal berhari-hari. Lebih tepatnya tangisan Umji adalah tangisan takut dan tidak nyaman.
Yerin mengingkari kata-katanya tentang menunggu hingga kelas berakhir karena ia memiliki jadwal lagi hari ini.
"Jangan cengeng! Kamu bikin Eunbi malu!" Bisik Eunbi.
"Umji mau pulang.." lirih Umji dengan suara bergetar.
Eunbi tiba-tiba saja menarik wajah Umji agar dapat menatapnya. Ia menghapus jejak air mata pada pipi Umji. "Jangan nangis, kata ibu nikmati saja ini tidak akan lama" Eunbi mengatakan hal itu dengan penuh percaya diri. Namun seperkian detik matanya ikut memerah. "Eunbi juga kangen ibu.." akunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DAUGHTER, Kim Eunbi
FanfictionIa bertemu dengan si kecil Eunbi, sempat menolak kehadiran gadis itu namun ada banyak kesamaan diantara mereka yang membuat keduanya dapat saling terikat tak terkecuali ego. "Maaf. Maaf karena ibu gak pernah mau ngalah"