"Tante Ujuy, kenapa tante kurus sekali?"
Iya, Eunbi telah memperbaiki panggilannya terhadap adik-adik dari sang ibu. Kini ia sedang menikmati camilan sore bersama Yuju diteras rumah.
"Kamu nanyea? Kamu bertanyea-tanyea kenapa aku kurus? Iya?"
Eunbi mengangguk dengan wajah dongkolnya.
"Kenapa tante berbeda dengan tante Una dan bubun? Apakah tante anak pungut seperti Eunbi?""Heh!!" Yuju membekap mulut kecil Eunbi.
"Siapa yang mengajarkanmu berkata seperti itu? Kata siapa kamu anak pungut?"
"Eunbi kan berasal dari panti, tante. Berarti Eunbi anak pungut, apakah tante juga sama seperti Eunbi?"
Yuju tak bisa berkata-kata lagi. "Hei lihat ibu Uwon, dia juga sama kurusnya dengan tante! Tante mendapatkan aliran gen yang sama dengan ibumu sedangkan tante Una sama dengan bubun"
Eunbi memiringkan kepalanya menatap Yuju penuh tanda tanya. "Apa itu? Eunbi tidak mengerti, tante sangat tidak jelas!"
"Memang! Pergi sana! Kenapa kamu sangat suka mengikutiku?"
"Tante yang mengikuti Eunbi!"
Yuju terkekeh. "Tante bukan mengikutimu tapi mengikuti camilanmu"
Eunbi kecil dengan tak santainya merotasikan bola mata kecilnya, terlebih lagi ia melihat Eunha yang melambaikan tangan dari arah gerbang, habis sudah camilannya.
"Kalian makan saja! Eunbi akan mengadu pada ibu!" Eunbi melompat turun dari kursi lalu berlari kedalam rumah.
"IBU! IBUUU!!"
"Eunbi! Eunbi!!"
Eunbi dengan tidak santai naik keatas meja makan lalu merangkak cepat mendekatkan wajahnya dengan wajah sang ibu, kakinya sempat terbentur tapi ia tidak peduli, Sowon yang tengah duduk sambil mengiris bawang merah dibuat menghela napas dengan tingkah putrinya, iya putrinya.
"Apa ini? Turun sekarang! Tidak baik naik keatas meja seperti ini Eunbi" tegur Sowon.
Eunbi tidak peduli, ia malah tengkurap sambil menopang dagu menatap ibunya dengan tatapan kesal. "Astaga anak ini" Sowon tampak putus asa.
"Ibu, apakah tante Ujuy itu anak pungut seperti Eunbi? Kenapa dia kurus sedangkan bubun dan tante Una memiliki pipi gembul?"
"Anak pungut apanya? Siapa yang anak pungut?"
"Eunbi dan.. tante Ujuy?"
"Tidak ada anak pungut! Jangan gunakan kata-kata itu lagi, itu tidak baik, mengerti?"
"Baiklah"
"Sekarang turun ya?"
"Tidak! Eunbi masih ingin berbincang santai dengan ibu" kini Eunbi mengubah posisinya menjadi telentang, ia menatap wajah ibunya yang kini berada tepat didepan wajahnya karena Sowon dengan sengaja menunduk untuk menyamakan posisi wajahnya dengan Eunbi.
"Kamu bisa berbicara sambil duduk manis disamping ibu"
"Tidak mau!"
"Keras kepala!"
Eunbi lantas menekan-nekan kepalanya sendiri. "Benar bu, ini keras"
Rasanya Sowon sangat ingin menggigit pipi gembul Eunbi.
"Cepat katakan apa yang mau kamu katakan"
"Tante Ujuy selalu mengikuti Eunbi, dia selalu memakan lebih dari setengah camilan milik Eunbi lalu tante Una akan datang dan ikut merebut camilan Eunbi, bu"
"Lalu?"
"Lalu Eunbi merasa sangat kesal!!" Eunbi bangkit dari posisi berbaringnya lalu ia berdiri dan mengangkat kedua tangannya menirukan seekor singa yang siap mencakar mangsanya.
"Rawr!"
Bughh
Eunbi melompat dari meja membuatnya tersungkur namun lagi-lagi ia berlagak seolah tak terjadi apapun.
"Astaga Eunbi!""Eunbi sangat kesal! ROARR!!" Bocah itu menggigit pelan lengan Sowon setelahnya berlari keluar mendatangi kedua tantenya yang kini sibuk memakan sisa-sisa dari camilan Eunbi.
"Tuyul ku? Ada apa dengan tatapanmu itu?" Tanya Eunha saat melihat Eunbi yang berapi-api.
"EUNBI KESAL! EUNBI SANGAT KESAL! ROARR!!!!" Eunbi melompat kepangkuan Eunha menjambak rambut sebahu Eunha sambil berusaha menggigit pipi gembul Eunha.
"Aduh! Aduh! Eunbi ada apa denganmu?!"
"EUNBI KERASUKAN! EUNBI MEREOG! KAK WON! EUNBI JADI REOG AAA!!!" Yuju yang tak disentuh sedikitpun oleh Eunbi malah bertingkah seolah ia yang menjadi korban dari amarah si kecil, Eunha yang sedang diperlakukan bak boneka saja tidak seheboh dirinya yang kini berlarian diseputaran teras.
Melihat itu Eunbi merasa terpancing dengan segera ia melompat dari pangkuan Eunha dan beralih menuju Yuju. Yuju yang melihat itu langsung terbelalak dan melarikan diri dari Eunbi kecil.
"KAK WON TOLONG!!!!"
"ROARR! ROAR! EUNBI RATU HUTAN KELAPARAN KARENA CAMILANNYA DIMAKAN JERAPAH JELEK ROAR!! AHAHAHAHAHAHA" Eunbi dengan semangat mengejar Yuju mereka membuat tontonan menyenangkan untuk Eunha yang masih setia ditempat semula.
"Ahh Kim Yuju yang malang"
Tak lama Sowon keluar ia panik saat melihat putri kecilnya berlarian begitu cepat. "Eunbi hentikan! Kamu bisa terjatuh nanti!"
"Tidak mau wlee!! Ahahahahahaha"
Brukh
HUAAAAAA
Sowon lelah, Sowon menyerah. Beberapa bulan lalu ia pikir Eunbi adalah anak yang sangat pendiam, penuh ketenangan, lemah lembut dan penurut. Namun nyatanya ia salah besar. Eunbi memang pendiam, tenang, lemah lembut dan penurut, tapi itu hanya berlaku saat ia bersama orang baru saja.
"Mengapa dia sangat hiperaktif?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DAUGHTER, Kim Eunbi
FanfictionIa bertemu dengan si kecil Eunbi, sempat menolak kehadiran gadis itu namun ada banyak kesamaan diantara mereka yang membuat keduanya dapat saling terikat tak terkecuali ego. "Maaf. Maaf karena ibu gak pernah mau ngalah"