15. Pengangguran

216 20 5
                                    

"Eunbi ayo cepat keluar!"

"Tunggu ibu, busa-busa ini masih menempel ditubuh Eunbi"

"Biarkan ibu masuk ya? Ibu mau memban-"

"Tidak! Eunbi sudah besar!"

Sowon sejak tadi menunggu Eunbi dengan handuk biru yang bertengger dibahunya. Anaknya itu sedang mandi, Sowon sudah menawarkan diri untuk memandikannya namun Eunbi terus menolak bahkan saat ini ia juga mengunci pintu kamar mandi.

"Eunbi sayang ayo dong, ibu bisa terlambat"

Pintu kamar mandi terbuka tepat setelah Sowon mengatakan kalimat tersebut, menampakkan sosok Eunbi kecil yang bertelanjang bulat dengan rambut yang masih dipenuhi busa.

"Kan sudah ibu bilang, ibu saja yang mandikan" kata Sowon saat Eunbi memasang wajah paniknya sambil mengusap kedua matanya.

"Ibu, Eunbi tidak bisa mendengar dengan baik... bagaimana ini?"

"Jangan nangis, ayo masuk lagi ibu akan membersihkan kepala mu itu"

Namun belum sempat Sowon membilas putrinya yang penuh busa itu dering ponsel sudah membuatnya lepas tangan dalam urusan Eunbi.

"Maaf sayang, ibu harus pergi sekarang, maaf ya"

"Tapi telinga Eunbi–"

"Ada tante Ujuy. Ibu duluan ya! Jangan merepotkan tante!"

Ibunya benar-benar pergi meninggalkan ia dengan rasa kesalnya. Tak lama Yuju datang dengan seragam yang sudah melekat rapih pasa tubuhnya. "Ayo cepat biar tante mandiin"

"Eunbi malu!"

"Malu?" Yuju bingung dengan ungkapan Eunbi, bagaimana bisa ia mengatakan  'malu' padahal saat ini ia tidak mengenakan sehelai kain pun.

"Aya aya wae" Yuju menggeleng tak habis pikir.

៹꒰𑁬۪۪۪۪໒꒱֢

Yuju berhasil. Ia berhasil memandikan, memasangkan seragam, menguncir rambut, memberi sarapan serta mengantarkan Eunbi ke sekolah, walaupun menggunakan jasa taksi.

"Jangan kemana-mana kalau belum dijemput ya! Tante ada kelas tambahan jadi tunggu ibumu"

"Iya!"

"Sana masuk"

"Iya bawel!" Eunbi memukul mulut Yuju yang kini sedang dalam posisi berjongkok guna menyamakan tingginya dengan Eunbi.

"Kurang ajar!"

Setelah menjulurkan lidah dan membuat Yuju berapi-api Eunbi pun berlari cepat kedalam kelasnya.

"Dasar bocah kematian!"

Sesampainya dikelas Eunbi mendapati Eunseo yang sedang menyusun balok bersama Umji. Ia mendekat dan menarik lengan Eunseo untuk menjauh dari Umji.

"Jangan bermain dengan Umji!"

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan!"

"Eunbi kenapa kamu jahat sama aku?" Tanya Umji.

"Karena kamu ngambil bubun dari aku!"

"Tapi bubun kan bundanya Umji!"

Eunseo mengangguk setuju dengan kalimat Umji. "Ibunya Umji itu tante Yerin, ibunya kamu itu tante Sowon, Eunbi" jelas Eunseo.

"Aku tau itu!"

"Terus kenapa kamu harus cemburu? Kamu kan juga punya ibu"

"Ck, terserah!" Eunbi melangkahkan kakinya dengan kesal menuju Soyeon yang sedang sibuk memasang puzzle.

"Aku mau ikutan dong!" Seru Eunbi membuat Soyeon mengernyit heran.

"Sejak kapan kita berteman?" Tanya Soyeon membuat Eunbi emosi. Gadi kecil itu demgan segera melangkah keluar kelas dan memilih duduk di ayunan sambil memperhatikan anak-anak lain yang bermain dengan riang.

"Kapan pulangnya sih? Eunbi kangen Juyeon" gumam Eunbi. Kali ini ia benar-benar ingin pulang, namun saat waktu pulang tiba ia justru ingin kembali lagi ke waktu belajar. Pasalnya sang ibu tak kunjung datang.

Ia hampir menangis, namun urung saat matanya menangkap langkah seseorang yang mendekat ke arahnya.

"Ibu~" rengek Eunbi.

"Maaf, maafin ibu ya?" Sowon dengan segera membawa Eunbi kedalam pelukannya.

"Ibu jahat"

"Maaf, sayang. Ibu lagi sibuk maaf ya?"

Eunbi pikir ia akan pulang bersama ibunya, namun ternyata salah, didepan sana sudah ada Yuju dengan sebua taksi.

"Halo bokem! Sekolah tante mu ini mengadakan rapat dadakan, ayo kita pulang!!" Seru Yuju.

"Sebelum pulang, jelaskan dulu apa itu bokem?"

Yuju menyengir. "Bocah kematian" cicitnya.

"Kamu bosan hidup?" Tanya Sowon.

"Eh? Enggak! Maaf kak, lain kali gak lagi deh!"

"Kamu selamat karena kakak mu ini lagi sibuk ya!" Sowon mengalihkan gandengan tangan Eunbi kepada Yuju.

"Ibu harus kerja lagi, Eunbi yang pinter ya?"

Eunbi kecil tau ibunya ingin dimengerti, jadi ia hanya mengangguk pasrah, Eunbi kecewa. Bahkan saat malam hari tiba lagi dan lagi gadis kecil itu merasa kecewa karena ibunya terlalu fokus pada layar laptop alih-alih membantu Eunbi untuk tertidur dengan usapan kecil.

"Ibu, Eunbi tidak bisa tidur"

"Kenapa?"

Eunbi tidak menjawab ia hanya menatap wajah Sowon membuat Sowon menoleh. "Ibu tanya, kenapa gak bisa tidur?"

Eunbi bergeming.

"Ibu ada disini, ayo tidur"

"Eunbi cemburu dengan benda itu!" Sentak Eunbi sambil beranjak duduk. Ia menatap laptop dipangkuan Sowon dengan kesal.

"Kenapa?"

"Ibu selalu sibuk sama dia! Ibu sibuk terus! Ibu tidak memperhatika Eunbi lagi! Ibu jahat!"

"Astaga Eunbi.. ibu pikir kamu ngerti" Sowon menyingkirkan laptop dari pangkuannya lalu membawa Eunbi untuk kembali berbaring. Ia memeluk tubuh Eunbinya sambil mengecup gemas pucuk kepala Eunbi.

"Maafin ibu ya?"

Eunbi memberontak untuk lepas dari pelukan Sowon.

"Maaf sayang, setelah ini ibu janji, ibu janji akan menjadi pengangguran dadakan kalau sedang bersama Eunbi"

MY DAUGHTER, Kim Eunbi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang