"Apa?"
Eunbi terus menatap sang tante dengan wajah tanpa ekspresi. "Kenapa tante pulang lebih cepat?" Tanya Eunbi.
Yuju menatap aneh keponakannya itu. "Kamu gak suka?"
"Tentu saja! Eunbi ingin bersama tante Una"
"Ya udah, sana!"
Eunbi benar-benar beranjak dengan langkah angkuh menuju pintu utama. Saat Eunbi dan Sowon tiba dirumah ternyata Yuju sudah kembali dari kegiatan belajarnya dikarenakan suatu hal sehingga membuat Eunbi berakhir dalam asuhan Yuju bukan Eunha.
"Hei! Kamu mau pergi kemana?"
"Menemui tante Una!"
"Kamu bener-bener bakal pergi sendiri?"
"Tentu saja!"
"Berhenti disana Kim Eunbi!"
Eunbi tidak peduli kini tubuhnya sudah tak nampak lagi dari pandangan Yuju membuat gadis itu harus beranjak dari duduknya untuk mengejar gadis kecil itu.
"Eunbi, kembali!"
"Tidak mau!"
"Tante akan mengantarmu"
Eunbi seketika berbalik dengan ekspresi yang berubah drastis. "Bener ya?!"
"Tante tidak punya pilihan lain, kamu terlalu keras kepala sama seperti ibu mu"
"Tentu saja! Eunbi kan anak ibu bukan anak tante!"
៹꒰𑁬۪۪۪۪໒꒱֢
"Ku titipkan beban ini kepadamu" kata Yuju sambil membukakan pintu mobil agar Eunbi bisa turun.
"TANTE UNA!!" Eunbi berseru lalu menubruk tubuh Eunha, memeluk tantenya itu dengan erat.
"Kangen tante gak?"
"Banget!! Eunbi bosan bersama tante Ujuy, dia gak mau main sama Eunbi, yang dia lakukan cuma belajar, belajar dan belajar"
"Heh! Kamu mau aku telan bulat-bulat?" Geram Yuju.
"Wle! Tante Una ayo kita masuk! Biarkan saja nenek sihir ini sendirian diluar"
Eunha tertawa renyah. "Mulut mu benar-benar tidak benar" ucapnya membuat Eunbi dan Yuju sedikit bingung.
"Lupain aja, aku bakal menjaganya sampai kak Won pulang, nikmati waktu belajarmu adik ku sayang!"
Setelah memastikan Yuju pergi barulah Eunha membawa Eunbi masuk ke dalam apartement milik Eunha yang ia beli menggunakan uang Sowon.
"Apa? Apa yang kamu inginkan hm?"
"Tidak ada! Eunbi cuma mau tante!"
Eunbi tiba-tiba saja mengecup pipi Eunha dan tentunya Eunha tahu jika bocah itu menginginkan sesuatu. "Katakan saja apa yang kau inginkan, bocah!"
"Eum.. mengecat kuku?"
"Yakin?"
"Tentu saja!"
"Bagaimana kalau ibu mu marah?"
"Tante yang bertanggung jawab"
"Bagaimana bisa?" Eunha tak habis pikir dengan Eunbi.
"Tante.. ayolah"
"Ah, oke ayo!"
Eunha membawa Eunbi ke kamarnya memberikan beberapa cat kuku dengan warna yang sudah dikatakan Eunbi sebelumnya. "Tante kurang yakin, tante aja yang pasangin ya?" Tawar Eunha.
"Tidak perlu tante, Eunbi udah besar"
Eunha mengalah dan membiarkan Eunbi duduk dikarpet dengan benda kental tersebut. Eunha hanya memantau sesekali menegur Eunbi saat hampir mengotori bajunya dengan cairan kental tersebut.
"Eunbi... bisa gak lebih rapih lagi?" Tanya Eunha pasalnya jemari Eunbi kini benar-benar kacau, si kecil itu bukan hanya mewarnai kuku kecilnya melainkan sekaligus dengan satu ruas jarinya.
"Tidak"
"Ibu mu akan marah besar"
Kegiatan tersebut terus berlanjut hingga cat kuku itu mengering di jemari Eunbi. "Ini.. sangat indah!!" Seru Eunbi, Eunha hanya tersenyum menanggapi.
"Tante, Eunbi ngantuk"
"Ke kamar mandi gih, cuci tangan dulu"
"BAIK!"
៹꒰𑁬۪۪۪۪໒꒱֢
Sowon menghela napas menatap pemandangan didepannya. Gadis kecilnya sudah terlelap dengan jemari yang penuh warna. "Kenapa kamu biarin?"
"Tidak ada yang bisa menentang gadis kecil mu. Kecuali dirimu" kata Eunha dengan malas.
"Kayaknya kakak salah dalam mendidik Eunbi"
"Enggak juga"
"Tapi dia terlalu keras"
"Eum... kak Won, kakak membutuhkan cermin? Kalian sama kerasnya"
"Ya, kamu gak salah"
Sowon membawa Eunbi dengan perlahan agar tidur gadis itu tidak terganggu. Setelahnya ia berpamitan kepada Eunha untuk pulang. "Kakak bisa nitipin Eunbi kapan aja, walaupun kita udah pisah tapi dia tetap keponakan ku"
"Kenapa kamu bicara hal konyol kayak gitu? Kamu pikir kakak mu ini mantan suami mu? Iya?"
Eunha mengedikkan bahunya lalu melambaikan tangan pada Sowon yang sudah berada diambang pintu "Hati-hati dijalan"
"Hati ku cuma satu!"
៹꒰𑁬۪۪۪۪໒꒱֢
"Eunbi, lihat betapa kotornya kuku mu"
"Ini cantik, ibu"
"Tidak. Ini terlalu kotor"
Eunbi menyembunyikan kedua telapak tangannya kebelakang ia tahu jika ibunya akan menghapus cat kuku tersebut.
"Sini, biarin ibu membersihkan jarimu"
"Tidak mau!"
"Eunbi.."
"Tidak"
"Setelah itu ibu akan memakaikan yang baru tentunya dengan lebih rapih"
"Bener ya? Ibu janji?"
"Iya, ibu janji"
Eunbi menyerahkan kedua telapak tangannya pada Sowon untuk dibersihkan. Ia tidak banyak bergerak maupun berbicara, gadis kecil itu memerhatikan bagaimana jemari sang ibu bergerak untuk membersihkan kukunya.
"Selesai!" Sowon bertepuk tangan berharap Eunbi mengikutinya, namun ternyata tidak. Eunbi hanya diam sembari menatap sang ibu tanpa ekspresi.
"Hei, ada apa?"
"Bukannya ibu mau memasangkan yang baru?"
"Iya, tetapi nanti waktu libur panjang. Kamu tidak bisa menggunakan cat kuku ke sekolah, sayang"
"Ibu jahat!" Eunbi berlari menuju kamarnya. Ia marah.
Yuju yang sejak tadi menyimak hanya menatap malas kakaknya. "Tidak bisakah kalian lebih akur wahai kakak ku sayang?" Tanya Yuju.
"Ku rasa tidak"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DAUGHTER, Kim Eunbi
FanfictionIa bertemu dengan si kecil Eunbi, sempat menolak kehadiran gadis itu namun ada banyak kesamaan diantara mereka yang membuat keduanya dapat saling terikat tak terkecuali ego. "Maaf. Maaf karena ibu gak pernah mau ngalah"