part 03

104 58 70
                                    

Zia & Davi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zia & Davi

SMA Bagaskara

Brummmm

Brummmmm

Deruan motor ninja, memasuki kawasan SMA Bagaskara yang sudah di penuhi dengan banyaknya kendaraan murid bahkan guru yang terparkir rapih.

Tinnnnn tinnnn

"Woyy! minggir woyy!! Gue males ngerem nih" Teriakan dari salah satu motor anggota Astrax, terdengar di telinga murid yang masih berada di area parkiran. Siapa lagi, kalau bukan Kenzo. Cowok paling pendek di antara ke enam temannya.

"Berisik anjing! Gue sumpel mulut lo, mau?" Jawab Nathan, yang duduk di atas jok motor kenzo. Ya, Nathan tidak membawa motornya hari ini, di karenakan motornya harus di servis dulu.

"Tai! Udah Nebeng, komplen lagi"

Nathan mendengus, lalu turun setelah motor Kenzo, yang mengangkutnya terparkir di samping motor Raka.

"Makasih"

Kenzo mendengus sambil melepas helm nya itu, dan menaruhnya di atas motor setelah turun dari motor.

"Baperan Lo, kek cewek!" Ucap Kenzo, yang langsung di tatap tajam oleh Nathan.

"Ngomong apa Lo tadi?"

Kenzo menaikan bahunya acuh, lalu berjalan mendekat pada ke enam temannya yang sudah berbaris.

"Jam 07.10, lima menit lagi bel masuk berbunyi" Ujar Rafka. Menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Gue pengen ke toilet" Ujar Davi, berjalan lebih dulu, meninggalkan ke enam temannya itu.

"Toilet apa bolos Lo?"

Damn

Suara dingin dari Mervin, Memberhentikan langkah Davi.

"Dua duanya" Jawab Davi, tanpa berbalik menghadap pada teman temannya itu. Bahkan Davi kembali melangkah kan kakinya memasuki are gedung sekolahnya itu.

"Gue juga mau bolos lah, Kan ada pelajaran Matematika" Ujar Varel, yang memang varel ini paling gak suka sama pelajaran MTK, karena katanya pusing dikit-dikit hitungan.

Kenzo berdecak, "Cupu Lo!"

Varel mendengus mendengar makian dari sohibnya itu, "Bukan cupu, tapi gue kan, gak akan mengikuti apa yang gak di inginkan hati gue"

Wait?

"Emang keinginan lo apa? Di terima sama Aina? Halu kali ah!"

Varel kembali mendengus kesal, meskipun kebenaran nya begitu. Setidaknya kan ia masih bisa saja di terima oleh Aina kan? Meskipun entah itu kapan.

ZIA & DAVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang