Zia & Davi
Keesokan harinya, Davi tetap kekeuh masuk kembali ke sekolah nya. Padahal, dirinya sudah di keluarkan, atas perjanjian nya sendiri.
Melangkah kan kakinya memasuki area gedung sekolah, Davi hari ini berangkat sekolah sendiri, tidak dengan teman temannya. Sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, Davi tersenyum saat menyadari, kalau dirinya datang terlalu pagi dari biasanya.
Drrrtttt
Drrrrtttt
Dering ponselnya yang di silent, memberhentikan langkahnya yang lebar. Tangannya merogoh saku celananya, mengambil ponsel.
Manusia paling sibuk. Is Calling....
"Tck. Pasti ngomel" Gerutunya, Saat melihat layar ponsel, menampilkan panggilan masuk dari sang papa.
Davi menggeser layar hijau ke atas, lalu mendekatkan ponselnya ke telinga nya.
"Lama sekali!"
Davi berdecak, menjauhkan ponselnya itu sedikit saat suara berat itu terdengar cukup keras di gendang telinga nya.
"Davi ini terakhir kalinya kamu di keluarkan di sekolah, dan papah gak akan lagi bantu kamu!" Lagi, Davi hanya bisa menggerutu menatap layar ponselnya yang sedang tersambung dengan sang papa di Kantornya sana.
Di rasa sudah ada jeda, sang papah tak lagi bicara, barulah, Davi mendekat kan ponselnya kembali.
"Davi gak butuh bantuan papa!" Jawab Davi, Dengan Santainya. Menatap kesal pada layar ponselnya itu. "Davi bisa urus sendiri. Lagian, papa urus aja pekerjaan papa, gak usah pedulikan davi lagi."
"Bicara apa kamu!" Suara keras sang papa, lagi lagi membuat Davi ingin sekali membanting ponselnya. "Papa sudah urus masalah kamu! Gak usah kamu bicara seperti itu"
"Itu sih kemauan papa yah, Davi enggak pernah minta bantuan papa." Jawab Davi, dengan santai. Tentu merasa benar, karena memang dirinya tidak pernah meminta bantuan papahnya, ia bisa mengurus semuanya sendiri.
"Banyak omong kamu! Sudahlah, Papa gak mau kamu sampai di keluarkan lagi dari sekolah. Kalau masih saja~
"Kalau masih saja apa Pah? Davi bakal papah hukum gitu? Gak mempan Pah!"
"Dav~"
"Sudahlah, Davi mau piket, karena hari ini jadwal Davi piket kelas. Emang papah mau davi masuk BK lagi karena enggak mau piket?" Ujar Davi memotong ucapan sang papa. Membuat Sang papa di sebrang telpon sana menghela nafasnya.
"Malam ini, papa tunggu kamu di rumah!" Suara terakhir sang papa, memutuskan sambungan telpon mereka.
Davi menatap sembari mencibir sang papa, "Milik ini, pipi tinggi Kimi di rimih."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIA & DAVI
Teen FictionIni kisah LEZAYN DAVI ALESSANDRO, cowok dengan tinggi badan 179 cm itu adalah murid yang terkenal dengan tidak ramah, suka bolos, dan sering keluar masuk BK karena Perbuatannya yang selalu semena mena pada murid lainnya. Hingga kedatangan seorang si...