Part 06

62 38 16
                                    

Zia & Davi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zia & Davi

Keesokan harinya, Davi tetap kekeuh masuk kembali ke sekolah nya. Padahal, dirinya sudah di keluarkan, atas perjanjian nya sendiri.

Melangkah kan kakinya memasuki area gedung sekolah, Davi hari ini berangkat sekolah sendiri, tidak dengan teman temannya. Sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, Davi tersenyum saat menyadari, kalau dirinya datang terlalu pagi dari biasanya.

Drrrtttt

Drrrrtttt

Dering ponselnya yang di silent, memberhentikan langkahnya yang lebar. Tangannya merogoh saku celananya, mengambil ponsel.

Manusia paling sibuk.  Is Calling....

"Tck. Pasti ngomel" Gerutunya, Saat melihat layar ponsel, menampilkan panggilan masuk dari sang papa.

Davi menggeser layar hijau ke atas, lalu mendekatkan ponselnya ke telinga nya.

"Lama sekali!"

Davi berdecak, menjauhkan ponselnya itu sedikit saat suara berat itu terdengar cukup keras di gendang telinga nya.

"Davi ini terakhir kalinya kamu di keluarkan di sekolah, dan papah gak akan lagi bantu kamu!" Lagi, Davi hanya bisa menggerutu menatap layar ponselnya yang sedang tersambung dengan sang papa di Kantornya sana.

Di rasa sudah ada jeda, sang papah tak lagi bicara, barulah, Davi mendekat kan ponselnya kembali.

"Davi gak butuh bantuan papa!" Jawab Davi, Dengan Santainya. Menatap kesal pada layar ponselnya itu. "Davi bisa urus sendiri. Lagian, papa urus aja pekerjaan papa, gak usah pedulikan davi lagi."

"Bicara apa kamu!" Suara keras sang papa, lagi lagi membuat Davi ingin sekali membanting ponselnya.  "Papa sudah urus masalah kamu! Gak usah kamu bicara seperti itu"

"Itu sih kemauan papa yah, Davi enggak pernah minta bantuan papa." Jawab Davi, dengan santai. Tentu merasa benar, karena memang dirinya tidak pernah meminta bantuan papahnya, ia bisa mengurus semuanya sendiri.

"Banyak omong kamu! Sudahlah, Papa gak mau kamu sampai di keluarkan lagi dari sekolah. Kalau masih saja~

"Kalau masih saja apa Pah? Davi bakal papah hukum gitu? Gak mempan Pah!"

"Dav~"

"Sudahlah, Davi mau piket, karena hari ini jadwal Davi piket kelas. Emang papah mau davi masuk BK lagi karena enggak mau piket?" Ujar Davi memotong ucapan sang papa. Membuat Sang papa di sebrang telpon sana menghela nafasnya.

"Malam ini, papa tunggu kamu di rumah!" Suara terakhir sang papa, memutuskan sambungan telpon mereka.

Davi menatap sembari mencibir sang papa, "Milik ini, pipi tinggi Kimi di rimih."

ZIA & DAVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang