Part 22

14 3 0
                                    

[FOLLOW DULU SABI KALI YAH]

TYPO TANDAI!!

HAPPY READING

Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, dan kini Davi mengantarkan Zia pulang, namun masih di pertengahan jalan menuju rumah Zia, Mobil Ferarri merah menghadang jalan mereka membuat Davi mau tak mau berhenti.

Seorang Remaja turun dari mobil tersebut, sedikit terkejut kala remaja itu adalah Akkash dengan wajah datarnya menghampiri Zia dan Davi. Zia sontak turun dari motor Davi

"Pulang sama gue, Zia."

Davi ikut turun, "Apaan sih lo? Gak, Zia harus pulang sama Gue!" jawab Davi, jelas tak terima begitu saja.

Akkash menatap nyalang pada Davi, lalu meraih lengan Zia, "Kakak lo, yang minta." ujar Akkash dingin, membuat Zia yang semula ingin menolak untuk pulang bareng Akkash, kini terurung niatnya. "Gue tunggu di mobil." ujar Akkash, lalu berjalan menuju mobil terlebih dahulu, meninggalkan Zia yang kini terdiam sebentar.

"Sorry, Dav, gue pulangnya biar sama Akkash aja, thanks udah ajak gue keluar malam ini" ucap Zia,  mau tak mau, meskipun ia tak enak hati pada cowok di hadapannya itu.

Davi hanya mengangguk, mau tak mau, ia tak ada hak untuk melarang Gadis di depannya itu.

"Gue duluan" pamit Zia, lalu berjalan meninggalkan Davi yang kini masih berdiri di tempatnya semula, dengan tatapan mata lekat menatap Zia yang kini sudah mulai masuk kedalam mobil.

"Lo main main sama gue, Zia."

Zia yang baru saja duduk di samping Akkash, kini di buat menoleh pada cowok di sampingnya itu yang kini menatap kesal padanya.

"Gue minta maaf" ucap Zia, menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil cowok di sampingnya itu.

Akkash mendengus, lalu memutar balikan mobilnya, dan kembali melaju menuju rumah Zia.

"Gue hampir bilang kalo lo gak sama gue, dan gak ada namanya kerja kelompok" ungkap Akkash, mengingat betapa menyeramkan nya suara dari kakak Zia yang bertanya pada dirinya lewat telpon padanya.

"Gue gak ada pilihan lain" jawab Zia, melirik sekilas pada Akkash yang masih fokus melajukan mobilnya itu.

Akkash berdecak, "Tapi lo gak bilang ke gue dulu" jawab Akkash, benar benar kesal.

"Ya.. maaf, gue sengaja." jawab Zia, memainkan ponselnya, mengabaikan Akkash yang berdecak berulang kali mendengar kalimat terakhir dari Zia.

Tinn

Tinn

Setelah gerbang sudah di buka, mobil Akkash masuk kedalam pekarangan rumah besar milik Adrage.

Kakaknya sudah berdiri di depan teras depan sana, membuat Zia bersyukur berulang kali karena ia tak menolak ajakan dari Akkash, kalau tidak bisa bisa ia ketahuan bohongnya.

Zia keluar dari mobil Akkash, dan menghampiri sang kakak yang terus mengamati pergerakan Zia dan Akkash yang menghampirinya.

"Assalamualaikum" ucap Zia, meraih punggung tangan sang kakak, dan menciumnya.

"Waalaikum salam, Udah kerja kelompoknya?" tanya Adrage, menatap bergantian pada orang di depannya itu

Mereka mengangguk, "Udah, beres" jawab Zia, tersenyum manis.

Adrage ikut mengangguk, "Baiklah, sekarang sudah waktunya tidur, Zia kamu masuk bersihin badan kamu dan segera tidur. "Ujar Adrage yang langsung di beri hormat oleh Zia, membuat Adrage menggeleng tersenyum, menatap Zia yang kini berjalan masuk meninggalkan Dirinya dengan Akkash. "Dan kamu, segera pulang, ini sudah malam."

ZIA & DAVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang