Siang ini kantin ramai seperti biasanya, nama Hyungseok masih terselip dalam obrolan beberapa siswa disana.
"Hei tau nggak, kemarin katanya Hyungseok mukul Deokhwa"
Alasan mereka bisa berpikiran seperti ini adalah karena ada siswa yang mengaku melihat Hyungseok dan Deokhwa terlibat adu mulut di toilet sekolah beberapa waktu lalu, ditambah Deokhwa kembali ke kelasnya dengan sejumlah lebam di wajahnya."Yang benar? Jadi muka Deokhwa begitu gara-gara Hyungseok?"
"Jangan ngawur, masa Hyungseok begitu"
Mereka saling berbisik, meramaikan suasana kantin menuai beragam respon dari yang mendengarnya. Beberapa dari mereka mulai terusik oleh rasa penasaran atas kebenaran rumor yang beredar, sementara beberapa yang lain tak ambil pusing karena mereka percaya sepenuhnya pada Hyungseok. Lain lagi dengan teman-teman Hyungseok yang sudah berada di kantin lebih dulu, mereka sedikit kesal karena bagaimanapun mereka tidak terima Hyungseok dituduh yang tidak-tidak."Hyungseok disini"
Haneul berkata dengan sedikit mengeraskan suaranya membuat dia mendapat perhatian dari seisi kantin. Hyungseok tersenyum dari kejauhan saat melihat kearah teman-temannya, saat hendak menghampiri mereka langkahnya terhenti karena seorang siswa."Tunggu sebentar"
Hyungseok kebingungan dia melirik kearah teman-temannya yang sama bingungnya, sampai dia melirik kearah meja siswa yang mencegatnya tadi dia melihat Deokhwa yang duduk menunduk, mendadak dia punya firasat buruk.
"Ya?"
"Temanku ingin berkenalan, bisa duduk disini sebentar?" tanya siswa itu.
Hyungseok dapat merasakan teman-temannya menatap penuh khawatir kearahnya, dia mengenyahkan pikiran buruknya sebab dia tak melihat sesuatu yang berbahaya disini. Dia menurut saat mereka menyuruhnya duduk di salah satu kursi, Hyungseok melihat seorang alpha wanita disana, anehnya dia tidak terlihat tertarik pada apa yang teman-temannya lakukan."Perkenalkan, Aku Hobin. Jin Hobin kelas Dance and Vocal"
Hyungseok menoleh, disampingya ada Alpha lain yang tersenyum padanya. Dia tak asing dengan suara siswa itu, jika dia tidak salah ingat dia ada bersama Deokhwa saat kejadian pemukulan kemarin tapi bukan karena itu dia menatap siswa tadi dengan aneh. Masalahnya ada pada yang siswa itu pakai, Hyungseok bertanya-tanya mengapa dia memakai kacamata hitam di dalam ruangan, bahkan awalnya Hyungseok sempat mengira kalau dia itu buta."Aku Park Hyung-"
"Sudah tau"
Sorot matanya memicing, meski mereka sudah tahu itu tapi memotong perkataan orang lain itu sangat tidak sopan.
"Aku udah boleh pergi? Temanku udah nunggu" ucap Hyungseok sambil tersenyum ke arah meja teman-temannya."Sebentar, pulang sekolah nanti mau main bareng kita nggak?"
"Ayo ikut aja, kita karaokean nanti" siswa yang tadi mencegatnya diawal menimpali.
"Nggak bisa, kalau pulang telat nanti kakakku khawatir"
Hyungseok berusaha memikirkan alasan lain selain itu, bersiap jika mereka masih memaksanya"Kamu kan bisa minta izin lewat telepon. Kamu cantik, aku suka orang yang cantik. Aku juga mau kenal kamu lebih jauh lagi, mau ya?" sesuai dugaan, mereka masih mencoba membujuknya.
"Nggak bisa"
Dia tak bisa menebak apa yang mereka rencanakan tapi yang pasti Hyungseok dapat melihat disana Deokhwa terlihat semakin resah, dia curiga pada mereka."Kalo nggak bisa hari ini, besok juga boleh kok"
Belum sempat menjawab, tubuhnya tersentak saat merasakan usapan pada pahanya. Dia menunduk untuk memastikan hal itu, benar saja tangan Hobin berada diatas paha kanannya."Aku udah bilang nggak mau main, jangan sentuh seenaknya begitu aku nggak suka. Udah ya, aku mau makan dulu"
Ucapan Hyungseok membuat Hobin tersinggung, dia merasa jika Hyungseok sudah memandang rendah dirinya sebab dia pikir omega itu berkata seolah berbicara padanya hanya membuang waktu. Dia bangun dari kursi berniat mencegah kepergian Hyungseok dengan menarik bagian belakang jasnya, omega itu terlihat terkejut saat tubuhnya menubruk dada bidang sang alpha.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAROUSEL
FanfictionHyungseok selalu mengingat nasihat ibunya yang mengatakan bahwa dirinya harus menjaga dan merawat tubuhnya dengan baik sebab di tempat yang jauh itu, belahan jiwanya dapat merasakan sakit yang dia terima. Hyungseok selalu menanti saat dimana dirinya...