Keheningan kembali tercipta saat jinan menanyakan hal yang belum pernah sebelumnya ia tanyakan pada sisca, genggaman jinan semangkin kuat dan tatapannya sangat serius, tangannya mulai dingin dan keringat turun dari dahi jinan.
Sisca menatap lekat jinan penuh tanya, meski terdengar aneh mungkin jinan tetap membutuhkan jawabannya, sisca bahkan tidak tau untuk apa jinan menanyakan itu, tapi ia harus tetap menjawab.
" lebih dari sekedar temen nan " jawab sisca pelan dengan nada yang terdengar serius
" kali ini aku bener bener gabisa melihat dia menemukan orang lain untuk menjaganya, aku ingin dia membalas perasaan ku, aku ingin perasaanku terbalaskan, aku ingin dia terus menjaga namaku di hatinya, sebagai orang yang ia cintai " gumam jinan penuh harap
" bahkan lebih dari sekedar sahabat "
" lalu?"
" gue udah anggap lo sodara gue sendiri nan, lo udah jadi bagian dari hidup gue, gua udah anggap lo Kaka gue sendiri, karna cuman sama lo gua bener bener ngerasa nyaman "
Jinan meregangkan genggaman tangannya dan menghela nafasnya pelan, kembali menarik tubuh sisca untuk ia peluk.
" oke, lo adek gue sekarang, jangan pernah ngerasa sendiri, lo boleh ngadu ke gue kapanpun lo mau " gumam jinan di dalam pelukannya, meneteskan air matanya dan langsung mengusapnya, tidak ingin sisca melihat dirinya menangis, itu akan terdengar konyol.
" mari hentikan, sisca gaakan suka sama gue, setidaknya dengan kaya gini gue gaakan menaruh harapan apapun "
Hiksss
Jinan membuka matanya dan mengerutkan alisnya heran, sisca menangis? Jinan melepas pelukannya dan menatap sisca penuh tanya.
" lah? Ko nangis?" Tanya jinan heran
" harusnya kan gue yang nangis "
" makasih udah mau jadi Kaka gue, gua gatau kalo gaada lo di sini gue bakal jadi apa, lo slalu ngejagain gue dengan baik nan, gue bersyukur banget bisa ketemu sama lo "
Jawab sisca sesegukan lalu kembali memeluk tubuh jinan, sisca merasa jinan benar benar selalu ada untuknya, jinan menjadi sosok kakak yang baik untuknya, Tuhan selalu membentur nya dengan memberikan keluarga dan pasangan yang buruk sejak dulu, tapi sekarang Tuhan memberikan sahabat seperti jinan dan pasangan seperti shani yang sangat menjaganya dengan baik, sisca bersyukur untuk itu.Jinan menghela nafasnya dan kembali mengeratkan pelukan mereka, mengelus pelan bahu sisca yang mulai bergetar, ia biarkan sisca menangis sesuka hatinya selagi itu masih di dalam pelukannya, jinan selalu bersedia.
" udah gausah nangis lagi,katanya mau jadi dukun "
Plakk
" aduh " keluh jinan mengusap bahunya
" sejak kapan gue punya cita cita jadi dukun " balas sisca malas lalu berjalan untuk duduk di sofa dan menyalakan tv
" dih mood nya gampang banget berubah, baru tadi lo sweet sama gue "
" lo yang mancing, lagian aneh banget dah lo, btw ada masalah ya?" Tanya sisca sembari membuka snack
" gaada, gue cuman mau di akui aja sama lo "
Jawab jinan santai lalu ikut duduk di samping sisca" makasih ya nan "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIEN [shansis]
Fanfictionkenyataan yang terjadi ternyata tidak seperti dunia yang aku impikan selama ini.