Sisca terbangun dari tidurnya, ia memandangi wajahnya sekilas pada sebuah kaca yang tergantung di kamarnya, ada bekas make up yang luntur karna menangis semalaman.
Ia berjalan menuju ruang tamu, ada jinan tertidur di sebuah sofa yang empuk dengan bungkus makanan yang berserakan dimana mana.
" nan, bangun udah jam 7 "
" heh"
" bangun"
" lo kerja kan nannnnn"
" JINANNNNNN"
Jinan mengerjapkan matanya berkali kali dan menutup kuping nya yang terasa pengang.
" berisik sisca!"
" bangunin lo gabisa pake cara halus tauga" jawab sisca malas sembari membereskan rumahnya yang sudah seperti kapal pecah
" gua aja nanti yang beresin sis"
" gua aja, lo mending mandi ntar telat berangkat kerjanya"
Jinan tersenyum tipis kemudian beranjak untuk mandi.
" jadi sekarang lo kerja di toko mainan? Gaji nya gede emang?"
Tanya jinan yang kini sedang berada pada kursi pengemudi mobil." cukup si, lagian ada marketingnya juga, kalo gue bisa jual banyak nanti dapet bonus "
" oke nanti kalau gue butuh mainan gue hubungan lo"
Sisca mengangguk dan kembali memainkan handphone nya lalu melirik sekilas ke arah jalan,
" berhenti di depan aja nan, gausah masuk mall, nanti lo bayar parkir "
Jinan hanya terkekeh dan berhenti tepat di luar mall tempat sisca bekerja, " lo beneran udah gapapa sis?"
" gapapa, makasih tebengannya ya ji, gaji pertama nanti gue traktir onde onde " ucap sisca seraya berpamitan dan melambaikan tangannya.
" onde onde tuh yang ijo apa yang berwijen ya?" gumam jinan dalam hati.
—0–
Shani duduk di sebuah kursi rumah sakit dan menyandarkan tubuhnya, menatap lekat pada wanita yang sangat ia cintai sedang berjuang melawan koma,
Sudah satu tahun lebih ia masih setia mendampinginya wanita itu dan masih terus berdoa juga berharap dengan kesembuhannya, meski dokter sudah bilang bahwa wanita itu lumpuh total shani tidak pernah mempermasalahkan itu, ia akan terus mencintai wanita itu hingga akhir hayatnya, ia hanya berharap wanita itu bisa berbicara lagi dan merespons ucapannya, sungguh shani sangat merindukan suaranya.
Ia berjalan keluar dari rumah sakit setelah selesai menjenguk wanita yang sangat ia cintai, yang sudah menjadi kebiasaan rutinnya setiap hari.
Drtttt
Shani menghentikan langkahnya dan melihat pesan yang terkirim di telephone genggamnya.
" dia kabur lagi "
Shani menghela nafasnya kasar, menahan emosinya agar tidak meluap karna ia masih di rumah sakit lalu membalas pesan orang tersebut.
" lacak dimana dia sekarang, aku kesana "
Shani memutar bola matanya malas lalu berjalan keluar menuju tempat yang baru saja di share karyawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIEN [shansis]
Fanfictionkenyataan yang terjadi ternyata tidak seperti dunia yang aku impikan selama ini.