Sisca berjalan menaiki bus menuju kantor jinan dengan rasa bersalah yang ia tanam di hatinya, semalaman hati nya gelisah bahkan tidak bisa tidur, bagaimana tidak , itu adalah pertama kalinya sisca bisa melihat wajah khawatir jinan dan amarahnya menjadi satu, ia benar benar merasa bersalah pada jinan karna tidak menjelaskan dulu saat ia salah mengira bahwa jinan yang datang, ia malah langsung jalan keluar bersama shani tanpa membawa hpnya, bodoh sekali sisca bisa melupakan hpnya, semalam jinan hanya mengoceh sebentar dan langsung pulang tanpa berpamitan, sampai sekarang pun jinan masih belum membalas pesannya sama sekali.
Akhir akhir ini jinan memang menjadi teman yang sangat menjaga sisca, meski mereka baru mengenal sekitar enam bulan yang lalu, sisca sudah bisa bergantung pada jinan bahkan sebaliknya, mereka sering membicarakan hal yang random dan kenyamanan mulai muncul di antara keduanya sebagai seorang teman, namun sesekali sisca berfikir, kenapa jinan bisa se khawatir itu dengannya padahal mereka baru saja dekat dan terlebih sisca yang slalu menyusahkan jinan, kenapa jinan selalu bersedia menolongnya padahal sisca sama sekali tidak pernah membantu jinan.
"Kalau di pikir pikir jinan rugi ga si punya temen macam gue"
Sisca menghela nafasnya pelan lalu menatap kaca bus dan menyandarkan kepalanya, ia benar benar merasa tidak enak pada jinan.
Sisca turun dari bus dengan satu tangan nya membawa sebuah tas berisi bekal makanan yang sengaja ia masak sendiri untuk ia beri pada jinan untuk makan siang, sisca menyempatkan mampir ke kantor jinan sebelum berangkat kerja, sebelumnya sisca juga sudah memberi tahu pada jinan bahwa ia akan ke kantornya untuk memberi masakan buatannya, namun jinan masih belum membalas chatnya, boro boro di balas bahkan di lihat pun tidak.
Sisca menunggu di lobi menunggu jinan datang karna ia sudah menyuruh seorang rekan kantor jinan untuk memberitahunya bahwa sisca menunggu di lobi kantor.
" kamu denger kan bos shani bilang kalau anak itu anak dia? "
" shani aja masih muda masa udah punya anak aja, hamil di kuar nikah kali ya?"
" jelas, shani aja ga punya pasangan gimana bisa punya anak?"
Sisca menggertakan giginya dan menaruh barang bawaannya di meja lobi lalu mendekat pada kerumunan karyawan yang sedang bergosip lalu duduk di antara mereka.
" pasti in lo tau faktanya sebelum bergosip! Kalo lo pada gatau apa apa tentang shani tutup mulut lo dan stop bicara omong kosong!"
" jangan berlagak sok paling tau tentang kehidupan seseorang padahal lo cuman karyawannya! "
" coba lo ngaca, liat kaya apa muka lo "
" sekolah tinggi mulutnya hmmmmppp"
Jinan menutup mulut sisca dan membawanya keluar kantor, para karyawan yang tadinya sedang menggosip hanya bisa menatap sisca sebal dan kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
Jinan melepas tangannya yang sedari tadi menutup mulut sisca dan menatap temannya itu sebal.
" ngapain " tanya jinan ketus
Sisca memanyunkan bibir nya dan menatap jinan dengan wajah yang ia tekuk.
" maafin gue, gue bikin lo malu terus ya? Lagian tadi mereka tuh gosippin shani nan makanya gue kesel "
Jinan menghela nafasnya kasar " gue maafin " jawabnya singkat lalu berbalik meninggalkan sisca.
" eh eh bentar kek "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIEN [shansis]
Фанфикkenyataan yang terjadi ternyata tidak seperti dunia yang aku impikan selama ini.