04.

2.5K 211 11
                                    

2 minggu kemudian, Yunho kembali menggunakan Jaejong. Kali ini bukan di pondok pinggir pantai, tapi di atas bukit tempat mereka dulu sering mengahabiskan waktu menikmati senja bersama sepulang sekolah. Mereka benar-benar melakukannya di atas rumput. Jajeong benar-benar seperti diperkosa saat ini. Jajeong sudah beberapa kali mencoba mendorong Yunho menjauh agar berhenti menyetubuhinya, atau setidaknya memberinya waktu untuk istirahat, lubangnya sangat sakit sekarang, Yunho bermain lebih kasar dari sebelumnya. Tapi Yunho tidak berhenti sampai Jaejong hampir kehilangan kesadaran.

Lagi-lagi Yunho meninggalkan Jaejong dengan melemparkan segepok uang. Jaejong berusaha berdiri, tapi terjatuh lagi karena lubangnya sangat sakit. Dia memukul rerumputan di depannya sambil meraung. Seharusnya ini menjadi tempat yang penuh kenangan indah baginya, tapi Yunho telah merenggut sisa kenangan indah itu hari ini. Jaejong mulai paham bahwa Yunho tidak benar-benar menginginkan tubuhnya, dia hanya ingin menyiksa Jaejong, menghapus semua kenangan indah yang Jaejong miliki bersamanya, mempermalukan Jaejong. Jaejong tidak lagi menahan tangisnya sekarang, dia meraung melampiaskan kesedihannya.





-----------------------






Satu minggu kemudian, pagi-pagi dokter pribadi keluarga Kim datang untuk memeriksa Jaejong yang ditemukan pingsan di halaman. Jaejong sudah sadar sekarang, dokter pun sudah selesai meriksanya. Jaejong duduk di sisi ranjang menahan tangan dokter itu untuk tidak pergi.

"Jaejong, maaf aku harus memberitahukan ini kepada Tuan Kim."

"Tidak, dokter, kumohon, jangan.. dia akan membunuhnya lagi seperti sebelumnya.. kumohon! kumohon, biarkan dia hidup untuk kali ini!"

"Aku tidak bisa memutuskan, aku hanya bertugas melaporkan, maafkan aku Jaejong.."

Dokter itu melepaskan genggaman tangan Jaejong lalu pergi. Jaejong meraung menangis meringkuk di atas ranjang sambil memeluk perutnya. Beberapa saat menangis, tiba-tiba matanya membelalak, dia harus lari, sebelum ayahnya tahu. Secepat mungkin Jaejong mengemasi barangnya dalam sebuah tas ransel, lalu dengan segala kenekatan yang dimilikinya, Jaejong keluar dari jendela kamarnya dan kabur dari rumah itu. Jajeong tahu dia akan segera dikejar, jadi dia harus cepat meminta bantuan untuk bersembunyi. Hanya 1 orang yang dia pikirkan saat ini, ayah dari janin yang sedang dikandungnya. Secepat mungkin Jaejong berlari tanpa menoleh ke belakang. Berbekal ingatannya yang sudah lebih dari 10 tahun yang lalu, Jaejong berlari ke arah kediaman keluarga Jung.

Di tempat lain, dokter sedang memberikan laporan pemeriksaan kepada Tuan Kim.

"Berapa usianya?"

"Sekitar 2 minggu."

"Hmh. Jung Yunho."

"...."

"Lakukan seperti biasa."

"Ta..tapi Tuan Kim, Jaejong sudah melalui 2x proses pengguguran sebelum ini, jika terlalu sering dikuret rahimnya bisa---"

"Tidak apa-apa. Lagipula untuk apa seorang pria memerlukan rahim. Jika rahim itu rusak maka biarkan saja."

".....Jika memang tidak menginginkannya, kenapa anda tidak mengangkat saja rahim itu sejak dulu Tuan Kim?"

"Mengeluarkan biaya besar hanya untuk anak itu? Aku tidak sudi. Lebih murah jika menggugurkannya saja bukan? Cih. Jika saja istriku dulu tidak melindunginya, aku sudah membuang monster itu ke panti asuhan sejak dulu. Lakukan segera! Dan beri dia sesuatu agar tidak hamil lagi!"

"Ba..baik Tuan Kim."







-------------------------------







Offered ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang