Changmin sudah duduk di sekolah dasar, usianya 7 tahun sekarang, dia sangat pintar, sedikit banyak seperti Yunho, dari sifatnya, perawakannya, hanya matanya saja yang seperti Jaejong. Jaejong kadang kesal melihat semakin hari anaknya itu semakin mirip ayahnya, dia yang lelah mengandung 9 bulan tapi hanya mendapatkan jatah sepasang mata.
"Ibu, kapan aku memiliki adik?"
Jaejong sedang membuat makan malam ketika Changmin melemparkan pertanyaan yang membuat jarinya hampir teriris pisau. Jaejong kembali melanjutkan kegiatannya setelah terkejut sesaat.
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu sayang?"
"Aku tidak mau memimpin perusahaan seperti ayah dan ibu! Beri aku adik supaya dia saja yang jadi penerus ayah.."
Jaejong meletakkan pisaunya lalu berlutut mensejajarkan diri dengan anaknya. Jaejong mengusap lembut rambut anaknya.
"Siapa yang mengatakan kau harus menjadi penerus ayah?"
"Nenek.."
Jaejong menghembuskan napas panjang. Tidak heran. Ibu Yunho memang selalu seperti itu, sepertinya dia ingin mencetak Changmin seperti dia mencetak Yunho dulu. Ibu mertuanya itu sekarang tinggal di luar negeri sejak Tuan Jung meninggal. Dia hanya berkunjung 1 atau 2 kali dalam setahun. Beberapa hari yang lalu mereka baru saja mengantar Nyonya Jung ke bandara untuk kembali ke luar negeri. Jaejong tersenyum kepada Changmin.
"Changmin, nenek hanya menginginkanmu tumbuh hebat seperti ayahmu. Tapi percayalah, tidak ada yang memaksamu untuk melakukan sesuatu. Jika kau tidak ingin memimpin perusahaan tidak apa-apa, kau boleh melakukan apapun yang kau impikan setelah dewasa nanti. Apa ayah dan ibu pernah menuntut sesuatu darimu?"
Changmin menggeleng.
"Nah, percaya pada ayah dan ibu, oke? Kami tidak pernah menuntutmu untuk menjadi sesuatu. Jadi jangan cemaskan hal itu."
Changmin mengangguk.
"Aku aku tetap ingin seorang adik."
"e...kenapa?"
"Tentu saja untuk teman bermainku. Aku bosan selalu bermain dengan orang dewasa sepulang sekolah."
"Ah.. begitu.. e.. kalau itu.. minta saja ke ayahmu. Ibu tidak keberatan kalau harus melahirkan 1 anak lagi."
"Aku sudah memintanya kemarin, ayah tidak mau! Makanya aku minta ke ibu."
"....Tidak mau?"
"Mn."
"Apa ayah memberitahu alasannya?"
"Tidak. Ayah cuma bilang tidak mau ya tidak mau. Katanya aku akan jadi anak tunggal selamanya. Aaaaaaa ibuuuu bujuk ayah! Aku tidak mau jadi anak tunggal.."
"Ayahmu bilang begitu...?"
"Mn! Dia bahkan memarahiku karena merengek padanya terus..."
"Tidak apa-apa, jangan sedih, ayah hanya sedang lelah. Ibu akan bicara dengannya."
Jaejong memeluk anaknya. Pikirannya tiba-tiba melayang ke masa lalu. Dadanya terasa sakit..
KAMU SEDANG MEMBACA
Offered Child
Fanfic1 tangan Jaejong memegang lengan Yunho, 1 tangan lainnya memegang perutnya sendiri. Sambil terengah-terangah Jaejong memohon. "Yunho! Tolong! Kumohon, sembunyikan aku! Ayahku ingin me---" "Jaejoooooong! Keluar!" Sial sudah sangat dekat. Jaejong memu...