06.

3.2K 239 5
                                    

Sekarang sudah 3 bulan sejak Yunho mulai menggauli Jaejong lagi setelah pulih. Yunho rutin membawa Jaejong untuk bercinta di tempat-tempat favorit mereka semasa bersekolah dulu setiap 2 minggu sekali. Kali ini Yunho membawa Jaejong ke rumahnya sendiri.

Jaejong mengikuti Yunho memasuki rumah mewah itu. Belum banyak berubah sejak terakhir kali Jaejong masuk ke sana lebih dari 10 tahun yang lalu. Jaejong melihat foto Tuan Jung terpampang besar di sebuah dinding ruang utama. Jaejong teringat hari dimana untuk pertama kalinya dia harus melayani rekan bisnis ayahnya, dan itu ternyata adalah ayah Yunho. Jaejong merasa sangat bersalah pada Yunho saat itu. Tidak. Bahkan sampai saat ini Jaejong masih merasa sangat bersalah. Dia tidak sempat meminta maaf atau setidaknya menjelaskan sesuatu kepada Yunho terkait hubungannya dengan Tuan Jung..

"Merindukannya?"

"Yunho, aku tidak---"

"Dia sudah meninggal, sekarang layani aku."

Yunho sudah menunggu Jaejong yang melamun dari tadi sambil bersandar pada pintu kamarnya. Jaejong menghembuskan napas panjang lalu segera mengikuti Yunho memasuki kamarnya. Jaejong masih tidak mengerti apa yang membuat Yunho menjadi begitu membencinya. Jaejong bahkan tidak mengerti kenapa Yunho dulu tiba-tiba pindah sekolah ke luar negeri. Jaejong sempat tidak masuk sekolah cukup lama karena perawatan di rumah sakit, ketika dia kembali bersekolah Yunho sudah tidak ada, Yunho bahkan pergi tanpa berpamitan dengannya. Jaejong sangat sedih dan kesepian sejak saat itu, dia kehilangan satu-satunya orang yang bisa membuatnya tersenyum melupakan semua hal yang terjadi di rumahnya.

Kali ini Yunho meminta Jaejong yang bekerja, melakukan blowjob pada Yunho. Jaejong memasukkan kejantanan Yunho itu ke dalam mulutnya, sangat besar, bahkan menjadi lebih besar ketika Jaejong mulai bergerak. Ujung batang itu menyentuh pangkal tenggorokannya. Jaejong menahan air mata yang sudah mulai terkumpul di sudut matanya. Rahang Jaejong sudah mulai sakit menampung besarnya batang itu, dan perutnya mulai mual karena ujung batang itu terus menyodok pangkal tenggorokannya. Sampai akhirnya Jaejong tidak bisa menahan lagi, sebelum Yunho melakukan pelepasan, Jaejong mengeluarkan batang itu lalu memuntahkan isi perutnya.

"Aku bahkan belum mengisi perutmu dengan spermaku."

Yunho yang kecewa karena pekerjaan Jaejong tidak selesai, menarik Jaejong ke tempat tidur dan menyelesaikannya disitu. Jaejong menatap Yunho yang sedang bergerak menuaskan kejantanannya. Perlahan Jaejong mengangkat sebelah tangannya, lalu menangkupkannya ke wajah Yunho.

"Yunho.. maafkan aku.. dulu aku terpaksa melakukannya dengan ayahmu.. aku tidak tahu siapa yang akan meniduriku sampai melihatnya di dalam kamar hotel itu.. maafkan aku Yunho.. maafkan aku.."

Jaejong menitikkan air mata sambil mengusap lembut wajah Yunho. Yunho berhenti sejenak dari kegiatannya, lalu menggeram marah dan memberikan hentakan yang lebih menyakitkan kepada Jaejong. Kedua tangan Jaejong meremat bantal untuk menyalurkan rasa sakitnya.

"Yunho... andaikan aku seorang wanita. Apa yang akan kau lakukan jika aku mengandung anakmu?"

Jaejong bertanya asal sambil meringkuk setelah mereka selesai melakukannya. Yunho yang sedang mengenakan lagi pakaiannya berhenti sejenak, lalu mendengus.

"Aku tidak sudi memiliki anak dari seorang pelacur."

"Mn. Aku mengerti..."

"Cepat berpakaian, aku sudah meminta Tuan Kim mengirim orang untuk menjemputmu."

Yunho berkata sambil melempar uang seperti biasa kepada Jaejong. Jaejong membelakangi Yunho, sehingga Yunho tidak bisa melihat Jaejong yang sedang menitikkan air mata sambil sekuat tenaga menahan isakannya.





Offered ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang