2 tahun berlalu sejak saat itu. Yunho sedang berjabat tangan dengan Tuan Kim. Senyumnya cerah, sementara Tuan Kim sangat muram. Keperluannya dengan Tuan Kim sudah selesai, Yunho sudah akan beranjak pergi ketika Tuan Kim menahannya.
"Tuan Jung.."
"Tuan Kim."
"Maafkan aku, aku telah melanggar perjanjian kontrakku padamu. Tapi sekarang bahkan kau masih mau menolongku.."
"Aku melakukannya untuk mengembangkan bisnis keluargaku Tuan Kim, seharusnya aku yang berterima kasih kepadamu telah memberiku jalan yang mudah. Perusahaan ini sudah berjalan, aku bahkan tidak perlu melakukan apapun selain mengeluarkan uang."
"Terima kasih Tuan Jung, telah menyelamatkan kami. Aku tidak punya apapun saat ini untuk kuberikan kepadamu. Andai saja dia masih---"
"Siapa? Jaejong? Apa kau ingin menawarkannya lagi kepadaku? Tidak perlu repot-repot melakukan hal semacam itu lagi Tuan Kim, aku sudah tidak tertarik. Aku sudah menikah, lihat."
Yunho menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya.
"Menikah?"
"Ya. Aku bahkan sudah memiliki seorang putra. Ah dia sangat menggemaskan, aku selalu ingin cepat pulang jika mengingatnya."
"Aku tidak tahu anda sudah---"
"Aku memang tidak mengundangmu, hanya keluarga dekat kami saja yang datang pada perayaannya. Jangan terlalu terkejut begitu Tuan Kim, kami memang tidak suka berpesta seperti anda."
"..."
"Apakah ada hal lain yang ingin anda sampaikan?"
"Tidak ada.."
"Kalau begitu aku undur diri Tuan Kim. Sampai jumpa pada pertemuan berikutnya. Maaf merepotkan anda untuk menyiapkan semuanya."
Yunho berpamitan dan segera melangkahkan kakinya pergi. Suasana hatinya sangat baik, dia tidak akan ke mana-mana setelah ini, dia hanya ingin segera pulang ke rumah untuk memeluk istri tercintanya.
-------------------------
Beberapa hari kemudian, Yunho pergi ke suatu tempat, dia berada di dalam mobil bersama seseorang di sampingnya. Yunho menggenggam tangannya, lalu mengecupnya singkat. Mobil itu sudah sampai di depan sebuah gedung tinggi. Yunho mengusap wajah orang di sampingnya, lalu mengecup bibirnya. Orang itu menahannya, mengharapkan satu kecupan lagi. Yunho tersenyum lalu menyesap bibir merah itu lagi.
"Keluarlah bersama Eunwoo jika sudah siap. Eunwoo akan menjagamu, jangan cemas."
Orang itu mengangguk lalu dengan berat hati melepaskan Yunho untuk pergi. Yunho berjalan memasuki gedung itu. Sebuah ruangan sudah disiapkan untuk menyambutnya. Menyambut calon CEO baru mereka. Para pegawai sudah berjajar menyambut kedatangannya, mereka mengangguk penuh hormat kepada Yunho. Yunho dengan ramah menyapa mereka sambil terus melangkah menuju ruangan dimana para petinggi-petinggi Kim Company sudah menunggunya. Hari ini untuk pertama kalinya Yunho akan memimpin pertemuan di Kim Company.
Yunho memasuki ruangan itu. Dia melihat satu persatu semua orang yang ada di sana. Tatapan terakhirnya jatuh kepada Tuan Kim yang berwajah sangat kecut hari ini. Yunho tersenyum menyapa Tuan Kim, Tuan Kim membalas sapaannya dengan lemas. Yunho duduk di kursi paling depan. Sebuah kursi kosong juga disiapkan disebelahnya. Dia tidak bisa berhenti menyunggingkan senyuman di bibirnya. Bagaimana tidak, rencananya selama 2 tahun ini akhirnya berhasil. Dia berhasil meraup 99% saham Kim Company, menyisakan 1% sisanya untuk Tuan Kim hanya untuk membuatnya tetap terikat pada perusahaan. Tentu saja Tuan Kim melepas semua saham itu dengan terpaksa karena perusahaan itu sudah hampir bangkrut. Dia terpaksa menjualnya kepada Yunho yang saat itu menawarkan bantuan kepadanya. Banyak kontrak bisnisnya dengan ivestor gagal, bahkan kontraknya dengan Yunho sendiri juga gagal dia penuhi. Tuan Kim mengalami kerugian besar, para investor dan pemegang saham besar meninggalkannya. Tuan Kim terpaksa menjual perusahaan yang telah dipegangnya salama puluhan tahun itu kepada Yunho. Yunho dengan senang hati mengucurkan uangnya untuk Kim Company. Tuan Kim hanya tidak tahu jika semua kegagalan yang dia alami itu diatur oleh orang yang sama, Jung Yunho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Offered Child
Fanfiction1 tangan Jaejong memegang lengan Yunho, 1 tangan lainnya memegang perutnya sendiri. Sambil terengah-terangah Jaejong memohon. "Yunho! Tolong! Kumohon, sembunyikan aku! Ayahku ingin me---" "Jaejoooooong! Keluar!" Sial sudah sangat dekat. Jaejong memu...