Part 27 kontraksi

1.1K 42 0
                                    

Sudah sembilan bulan kehamilan Naura. Badan yang mulai membesar dan kaki yang sudah membengkak membuat Naura minder, namun Azzam selalu mengeluarkan kata mutiara untuk istrinya ketika istrinya merasa minder karena berat badan yang berubah drastis, jangan insecure sayang, mas gak mempersalahkan itu, bagaimanapun perubahan adek mas tetep cinta bahkan cinta ini makin bertambah sama kamu sayang. Kata itu selalu dikeluarkan oleh Azzam setiap hari.

Azzam sudah mengambil cuti bulan ini untuk menjaga-jaga kalau istrinya akan melahirkan.

Hari ini Azzam mengajak Naura ke pantai, bertujuan agar menghilangkan rasa kebosanan istrinya.

"Mas, sandal adek udah gak muat karna kaki adek makin bengkak"lirih Naura menatap Azzam sendu.

"Pakai sandal mas aja sayang, tungguin sini mas ambilin"Azzam menuntun Naura untuk duduk diteras.

Setelah mengambil, Azzam memakaikan sandalnya di kaki Naura dengan telaten.

"Nah udah dek, ayo berangkat"Azzam menggandeng tangan Naura menuju mobilnya.

"Mas adek laper"ucap Naura, padahal tadi pagi mereka sudah makan tapi sekarang ia lapar lagi, gapapa karna ia juga mengasih makan anaknya jadi makan Naura bertambah berkali-kali lipat.

"Mau makan apa sayang"tanya Azzam mengecup pipi Naura yang semakin tembam.

"Makan nasi padang mas"

"Kita cari dulu ya"

Mereka berhenti di rumah makan nasi padang. Setelah selesai makan mereka melanjutkan perjalanan ke pantai.

Mereka sudah sampai di pantai dan berjalan ke tepi pantai.

Mereka sudah sampai di pantai dan berjalan ke tepi pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Foto ini hanya untuk menambah keindahan. Gak tau dimana pantai ini berada)

"Sayang hadap sini"titah Azzam, Naura menurut ia menghadap Azzam. Azzam menyematkan bunga ditelinga istrinya.

"Tambah cantik bumilnya Mas"

"Mas pengen minum kelapa itu"tunjuk Naura kepada salah satu penjual es kelapa muda.

"Ayo beli"Azzam merangkul pundak Naura.

"Buk beli kelapa mudanya 2 ya"ucap Azzam kepada penjual tersebut.

"Ini mas"ucap penjual itu menyodorkan 2 buah kelapa yang diatasnya sudah terdapat sedotan. Setelah membayarnya Azzam menuntun Naura untuk duduk ditepi pantai menikmati kelapa muda.

"mas masih gak nyangka sayang, kita sebentar lagi mau jadi orang tua"ucap Azzam mengelus perut besar Naura.

"Adek takut kalau gak bisa ngurus anak kita mas"

"Ada mas sayang, kita rawat dia bersama sampai dewasa sampai dia dipinang oleh seseorang"ucap Azzam menarik kepala Naura untuk disenderkan di pundak lebarnya.

"Janji buat ngerawat dia bersama, mas"Naura menyodorkan jari kelingking dihadapan Azzam.

"Janji sayang"ucap Azzam menautkan jari mereka.

"Mas mau anak pertama kita lahir nanti cowok atau cewek"memang mereka sengaja tidak melakukan USG biarlah nanti menjadi kejutan untuk mereka.

"Mas pengennya cowok sayang biar nanti bisa jagain adek-adeknya, tapi kalau tuhan ngasihnya cewek juga gapapa, mas bakal terima"ucap Azzam mengecup kening Naura.

"Pulang yuk mas"

"Ayok, nanti mau mampir ke suatu tempat dulu gak?"tanya Azzam menuntun Naura untuk masuk kedalam mobil.

"Enggak deh, adek udah capek"keluh Naura memijat pelan kakinya.

"Sini mas pijitin dulu kakinya"ia menarik kaki Naura ke atas pahanya lalu memijat pelan kaki bengkak Naura.

Setelah selesai memijat kaki Naura, Azzam menjalankan mobilnya menuju rumah.

"Dek beneran gak mau beli makanan apa gitu"tanya Azzam memastikan.

"Beneran mas"balasnya diangguki Azzam

Beberapa menit kemudian Azzam dan Naura sudah sampai di depan rumahnya, saat ingin masuk membuka pintu tiba-tiba Naura merintih kesakitan.

"Akhh mas s-sakit"rintih Naura terduduk lemas.

"Adek mau lahiran?"tanya Azzam disela-sela kepanikannya.

"I-iya mas buruan hiks ke rumah sakit"ucap Naura menangis bahkan gamisnya sudah basah karna air ketubannya sudah pecah.

"I-iya sayang"Azzam menggendong Naura ala bridal style menuju mobilnya, mendudukkannya disamping kursi pengemudi.

"Tahan sayang, adek pasti kuat"ucap Azzam mengendarai mobilnya diatas rata-rata.

"S-sak-kit banget mas"Naura tak henti-hentinya menangis, ia menggenggam erat tangan Azzam untuk menyalurkan rasa sakitnya. Azzam tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan istrinya.








VOTE AND KOMEN❤️

"Nyatanya tak semua rumah bisa disebut tempat pulang ternyaman"
_author_

TERIMAKASIH ❤️

MY PERFECT HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang