Part 18 marah

1.2K 50 0
                                    

Dikamar pasutri ini tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing, Azzam yang sibuk dengan laptopnya dan Naura yang sibuk mengotak-atik handphone milik Azzam, Azzam tak mempersalahkan itu selagi Naura tidak melakukan yang aneh-aneh.

"Dek mainnya udah, ayo makan dulu"ucap Azzam menaruh laptopnya dinakas.

"Iya bentar, mas turun aja dulu, nanti adek nyusul"ucap Naura tanpa menatap Azzam.

"Udah dulu sayang, nanti boleh dimainin lagi kok"ucapnya manarik tangan Naura.

"Iya mas iya"ucap Naura pasrah ditarik suaminya.

"Mas ambilin makan dulu"ucapnya namun ditahan oleh Naura.

"Gausah biar adek aja, ini tugas adek bukan mas, kalau mas terus yang nyiapin adek nanti adek gak ngapa-ngapain lagi"

"Gapapa sayang tugas mas untuk meratukan adek, jadi dirumah ini biar adek duduk manis jadi ratu"ucap Azzam mengecup pipi Naura.

Blush! Yah Naura baperan amat sama ucapan suaminya buktinya saja sekarang pipinya sudah seperti tomat busuk eh maksudnya tomat merah.

Mereka makan seperti biasa dengan satu piring berdua dan saling menyuapi satu sama lain.

Setelah makan Azzam mencuci piringnya dan Naura sudah ngacir ke kamar entah ada apa di hp suaminya sampai membuatnya ingin memegang terus.

Azzam membawa nampan berisi coklat panas untuk Naura dan kopi untuk menemani kesibukannya dengan laptop.
Perhatian banget sih kamu zam jadi pengen milikin.

"Sayangg, lagi ngapain sih fokus banget sampe suaminya dicuekin"ucap Azzam menyodorkan secangkir coklat panas dihadapan bibir Naura.

"Eh panas mas"sinis Naura lalu menerima pemberian suaminya.

"Hehe maaf sayang"ucapnya lalu mulai membuka laptopnya.

"Mau kemana dek"tanya Azzam saat melihat Naura keluar kamar.

"Ambil cemilan"ucapnya menoleh sekilas ke Azzam.

Brug

Pyarr

Deg! Azzam segera berlari menuju dapur saat mendengar suara piring pecah.

"Astaghfirullah adek"Azzam segera menggendong Naura untuk menjauh dari pecahan piring ia mendudukkan Naura diatas meja makan.

Tanpa banyak kata Azzam membersihkan beling-beling tersebut betapa terkejutnya ia saat melihat hpnya ikut hancur terpecah menjadi dua.

Naura menundukan kepala menahan tangis saat ia melihat tatapan tajam dari suaminya.

"Kenapa hpnya ikut pecah?"tanya Azzam dingin.

"I-itu tadi a-aku"ucap Naura menahan rasa takut.

"Kenapa? Suaminya nanya itu dijawab"ucapnya masih dengan nada dingin.

"Maaf mas"ucap Naura lirih seperti bisikan.

"Alasannya apa?"Azzam menempelkan kening mereka jadilah ia bisa melihat naungan air dimata Naura.

"Ta-di waktu a-adek nuang-in cemilan di piring hiks gak sengaja kesenggol tang-ngan adek terus hiks terus hp mas ada disampingnya terus piring sama hpnya jatuh hiks hiks"ucap Naura mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

Azzam tak menjawab membuat Naura semakin mengeraskan tangisannya.

"Maafin adek hiks mas"ucap Naura memeluk Azzam menyembunyikan wajahnya di dada bidang Azzam.

"Nanti adek ganti kok, janji"ucap Naura menyodorkan kelingkingnya namun masih tak ada jawaban dari Azzam.

"Mas jawab, adek janji bakal gantiin kok"Naura menggoyangkan badan Azzam agar mendapatkan respon, Azzam masih enggan untuk membuka suara karna ia sedang mengatur nafasnya menahan amarah, ia tak mau kalau istri kesayangannya menerima kemarahannya, ia juga tak tega untuk melakukan itu semua.

"Ayo tidur"ucap Azzam menggendong Naura, walaupun Azzam masih perhatian dengannya tapi Naura tau kalau suaminya itu sedang menahan amarah.

"Mas kalau mau marah, marahin adek aja tapi habis itu jangan diemin adek"Naura menyembunyikan wajahnya di leher suaminya.

"Mas gak marah kok"

"Bohong, kentara banget dari muka mas kalau mas sedang nahan marah"ucapnya menatap mata tajam suaminya.

"Masih gak mau maafin juga kan"lanjutnya saat Azzam merebahkan tubuh disampingnya.

"Udah dimaafin"ucapnya memeluk Naura.

"Kok masih cuek"ucap Naura mengelus punggung suaminya.

"Udah sayang, mas udah maafin adek, udah ah buruan tidur"ucap Azzam mengelus rambut Naura.

"Mas elus-elus sini"Naura mengarahkan tangan Azzam ke pipinya agar Azzam mengelus pipinya.












VOTE DAN KOMEN PART INI❤️

"Air mataku mengalir tapi bibirku juga tersenyum jika banyanganmu terlintas di benakku"

TERIMAKASIH ❤️

MY PERFECT HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang