CHAPTER 3

1.7K 101 2
                                    

Happy Reading guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading guys.

                         ༶•┈┈⛧┈♛

      Di depan halaman kerajaan Kinsey biasanya pada saat malam hari dipenuhi ketenangan, tapi kali ini tidak udara malam yang dingin semakin dingin dengan suara tangisan setiap orang.

"Yang mulia kami telah mengumpulkan semua orang di istana ini."

"Hmm baiklah kita ak.. "
Belum selesai sang pemimpin perang berbicara dipotong oleh salah satu putri yang menjadi tawanan.

"Tidak hiks masih ada yang kurang hiks dimana anak tidak tau diri itu." sambil sesegukan putri itu memberitahukan bahwa masih ada keluarga kerajaan yang belum ditangkap.

"Kau tidak sopan memotong ucapan jendral kami." Carlos memajukan pedangnya pada leher putri itu.

"Hentikan Carlos cari siapa yang dimaksud olehnya."

"Baik tuan duke." saat Carlos dan berapa prajurit akan kembali mencari tiba tiba datang seorang putri dan satu pelayanan di belakangnya.

"Kau tidak perlu repot repot mencari ku tuan." semua orang yang melihat itu terkejut bukanya melarikan diri gadis itu malah datang untuk menyerah kan diri.

Gadis itu berjalan dengan anggun kemudian berdiri disebelah putri Sera, putri yang memberitahukan bahwa dia tidak ada tadi.

"Tidak ku sangka bahwa kakak ku ini sangat peduli pada ku sampai sampai mengingatkan bahwa aku tidak ada." dengan tenang Orla mengatakan hal itu.

Saat melihat situasi ini Albren mengerti gadis yang baru datang itu merupakan salah satu putri di kerajaan ini. Dia terlihat berbeda dari putri lainnya tidak hanya dari fisiknya tapi juga dari sorot matanya seperti tidak ada kesedihan.

"Carlos jadikan satu kepala raja itu dengan para putranya"

Semua orang yang mendengar itu kaget dan semakin menangis dengan histeris. Sang ratu yang tidak terima berusaha memberontak.

"KAU KURANG AJAR, KAU APAKAN SUAMI DAN ANAK KU HAH!!" dengan tangan dan kaki yang di ikat sang ratu terus memberontak.

Sresh
Dengan seperkian detik tidak ada lagi suara dari ratu itu yang ada muncratan darah dari pedang sang pemimpin perang. Yang tadinya terdengar suara tangisan tiba tiba menjadi hening.

"Sangat berisik dan aku membenci hal itu, Carlos ambil kepala itu dan gabungkan pada keluarga nya lanjutkan perjalanan malam ini juga."

"Baik yang mulia duke." Carlos mengambil kepala sang ratu dan di jadikan satu dengan sang raja dan para pangeran di sebuah kotak.

Mimik wajah semua orang disana sudah sangat jelas melambangkan kesedihan yang sangat mendalam atas kematian raja, ratu dan para pangeran. Kecuali Orla di hanya menatap kejadian itu dengan memutar matanya seakan tidak tertarik.

ESPOIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang