Happy Reading guys
༶•┈┈⛧┈♛
Satu dua ti
Belum selesai Orla menghitung ia langsung merasakan nyeri di bagian rambutnya kepalanya mendongak keatas.
"Kau putri tidak tau diri hah dasar jalang kau berani beraninya mengambil milik ku."
putri Nari yang sedari tadi menahan akhirnya menghampiri Orla dan menjambak rambutnya lalu mendorong tubuh Orla dan menginjak nya.Orla hanya diam saja dia tidak melawan atau pun membalas. Sebenarnya hal ini yang Orla tunggu dari awal dia ingin dia terlihat lemah untuk saat ini.
"Dasar jalang anak selir murahan" Putri Nari terus menendang nendang tubuh Orla hingga rasanya orla ingin memuntahkan sesuatu.
Para petinggi kerajaan hanya melihat tingkah laku para putri itu dengan pandangan heran sambil bertanya tanya apakah masalah internal kerajaan Kinsey separah ini.
Prajurit mulai datang memisahkan putri Nari dari putri Orla.
"Hei lepas kan, aku belum selesai lepaskan.""Bawa seluruh putri itu dan pelayan pribadinya serta kesatria pribadinya ke penjara bawah tanah eksekusi mereka akan dilakukan besok pagi."
Setelah berkata cukup panjang raja Edgar meninggalkan lapangan beserta petinggi istana lainnya.Setelah itu beberapa pelayan menghampiri Orla dan membawa dia masuk kedalam istana.
"Rawat dia dengan baik."
Seorang pria datang menghampiri Orla dan para pelayan itu. Orla menatap pria itu badan tinggi dan wajah yang cukup rupawan yang mencolok darinya adalah warna rambutnya yang seakan satu paket dengan warna matanya. Siapa yang tidak mengenalnya dia adalah James Graziano tangan tangan kepercayaan sang raja putra kedua dari keluarga Marquess Graziano.
"Baik tuan, kalau begitu kami pamit undur diri."
Sambil menundukkan badan Orla dan para pelayan berlalu memasuki istana.
༶•┈┈⛧┈♛
Hari berlalu pagi ini adalah pagi dimana ketiga putri dari Kerajaan Kinsey akan di eksekusi beserta pelayan dan beberapa kesatria yang sekiranya dapat memicu pemberontakan.
Orla di bawa ke tempat pengeksekusian dia berdiri di dekat raja edgar.
"Kau lihat lah baik baik jika kau suatu saat berniat memberontak aku jamin hukuman mu lebih berat dari ini. "
Raja Edgar memperingati Orla bahwa kerajaannya tidak menerima segala bentuk pemberontakan. Orla hanya menundukkan kepala tanpa menjawab raja Edgar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPOIR
Ficção HistóricaSeorang putri dari suatu kerajaan yang telah runtuh. Di kehidupan pertamanya dia dieksekusi bukan karena dia adalah tahanan dari kerajaannya, tapi dia di eksekusi akibat tuduhan yang tidak ia perbuat. Berusaha mengejar cinta sang raja tanpa tahu mal...