Seorang putri dari suatu kerajaan yang telah runtuh. Di kehidupan pertamanya dia dieksekusi bukan karena dia merupakan tahanan dari kerajaannya, tapi dia di eksekusi akibat tuduhan yang tidak ia perbuat. Berusaha mengejar cinta sang raja tanpa tahu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
༶•┈┈⛧┈♛ Happy Reading Love
Disiang hari susana yang tadinya tenang berubah menjadi mencekam. Baik pelayan ataupun prajurit semua berlarian menuju istana utama untuk melindungi Tuan mereka.
"Taun putri, prajurit Kerajaan Utara telah berhasil memasuki ibu kota mari tuan putri anda harus bersembunyi." Mia masuk kedalam kamar tuannya dengan tergesa-gesa sambil memberi tahukan kondisi yang sedang terjadi.
Orla terbangun dari tidur siangnya, saat mendengar Mia masuk membuka pintu dengan cukup kencang. Menyadari apa yang sedang terjadi Orla segera bangun dari tidurnya.
Tanpa kusadari hari berjalan dengan cepat dan sekarang sudah saatnya.
"Tuan putri hamba mohon jangan melamun untuk saat ini anda harus segera ikut ke istana utama, di istana belakang cukup berbahaya saya takut prajurit musuh masuk melalui istana bagian belakang apalagi hanya tersisa kita berdua para pelayan dan prajurit sedang menjaga di istana utama." Mia menjelaskan dengan cepat sambil mengemaskan beberapa barang penting yang sekiranya di butuhkan oleh tuannya.
"Aku tidak akan kemana mana Mia, aku akan tetap disini." Orla berkata sambil mengingat perlakuan keluarganya bahkan disaat seperti ini tidak ada yang memperdulikannya, satu prajurit pun tidak ada yang ditugaskan untuk menjaganya.
"Tapi taun putri ini sangat berbahaya dan anda bisa tertangkap apa lagi tidak ada ksatria disini."
"Kau tidak perlu khawatir Mia aku akan baik baik saja jadi kau pergilah ikut berlindung bersama pelayan lainnya."
Orla tidak ingin memaksakan Mia untuk ikut bersamanya. Walaupun ia ingin Mia selalu ada disisinya tapi mengingat apa yang terjadi terhadap Mia di kehidupan sebelumnya membuat dia tidak ingin Mia menjadi korban ke egoissannya lagi.
Mia yang mendengar hal itu meneteskan air mata ia merasa senang di pedulikan oleh tuannya.
"Tidak putri saya sudah menganggap anda satu satunya keluarga saya bagaimana saya dengan tega meninggalkan anda disini saya akan selalu menemani anda dan mengikuti segala keputusan anda."
Mendengar ucapan Mia, Orla berdiri menghampiri Mia lalau memeluknya. "Terima kasih Mia kau selalu ada untuk ku, maaf jika aku belum memberikan yang terbaik untuk mu tapi aku janji akan memberikan apa yang sebelumnya belum pernah aku berikan."
"Hiks tidak putri saya sudah merasa cukup selama ini. Di kehidupan ini Tuhan memperkenalkan hamba dengan anda itu merupakan suatu anugrah terbaik, jadi saya tidak membutuhkan apa pun lagi."
"Terimakasih Mia."
༶•┈┈⛧┈♛
"Sial kenapa semuanya menjadi seperti ini."
"Maaf yang mulia kita harus segera turun tangan sendiri mengingat putra mahkota dan pangeran lainnya telah gugur di medan perang."
Sang raja dengan baju perang wajah yang biasanya penuh dengan keegoisan sekarang terlihat kalut dan menyedihkan.
"Jenderal siapkan pasukan yang tersisa jaga di depan istana jangan sampai mereka berhasil memasuki istana. "
"Baik yang mulia"
Apakah semuanya akan berakhir begini, kerajaan yang aku bangun selama ini dan aku banggakan semuanya terasa akan hilang begitu saja. Lamunan Raja itu terhenti ketika salah satu ksatria menyampaikan sesuatu padanya.
"Yang mulia pasukan dari musuh telah mengalahkan pasukan kita yang ada di pusat perkotaan, saat ini pasukan musuh berhasil menguasai ibu kota. "
"KURANG AJAR BERANINYA MEREKA HAH, bagaimana dengan banyaknya pasukan yang sudah di siapkan apakah semuanya lenyap begitu saja HAH!!."
Kesatria itu hanya menunduk dia sadar pasukan yang telah di sediakan tidak akan pernah mampu untuk mengalahkan pasukan yang mendapatkan julukan sebagai Sang penguasa.
Raja Donald Juan Kinsey yang memiliki tempramen yang cukup buruk terlihat sangat murka dia berjalan dengan baju jirahnya menuju ke halaman istana untuk memimpin perang yang bisa di bilang menjadi perang penentu. Ia sadar jika saat ini pasukannya kalah kerajaan yang selalu ia nomer satukan ini benar benar akan runtuh.
Matahari mulai masuk kedalam sangkar nya meninggalkan suasana yang sangat mencekam. Sudah berjam jama raja Donald dan beberapa jendral menunggu di depan istana tapi tidak ada tanda tanda bahwa musuh akan segera datang. Karena hal ini mereka bukan merasa lebih tenang melainkan menjadi lebih waspada bagaimana tidak jika tiba tiba kerajaan dari musuh itu menyerang.
Grubuk grubuk grubuk (Demi apa aku gak tau gimana suara kaki kuda😭)
Tiba tiba terdengar samar samar suara kuda yang di pacu dengan kencang dan mulai muncul banyak asap dari tanah yang gersang.
Mendengar suara itu raja Donald tahu bahwa pasukan musuh telah berada didepan siap untuk menyerangnya. Dia memerintahkan untuk menyerang.
"Pasukan SERANGG!"
Suara pedang yang saling bersentuhan terdengar di setiap telinga orang orang yang ada. Bahkan tanah yang tadi nya kering sekarang basah oleh darah, teriakan di segala arah seakan menyaut satu sama lain.
Disini lah jenderal pemimpin perang kerajaan Utara bertemu dengan raja Donald pemimpin kerajaan Kinsey.
"Akhirnya aku dapat bertemu dengan anda bangsawan terhormat sang duke Albern De Adalgiso, saya cukup terkesan dengan keberanian anda"
"Heh saya juga cukup terkesan dengan kepercayaan diri anda sepertinya anda lupa yang mulia bahwa kerajaan anda akan segera runtuh dan hanya menjadi puing-puing sejarah menyediakan."
Raja Donald yang mendengar itu marah, dia merasa harga dirinya terinjak injak oleh orang yang jauh lebih muda darinya. Walaupun tanpa bisa ia pungkiri bahwa kehebatan orang didepannya melebihi kehebatannya.
Dengan penuh tenaga raja Donald menyerang orang didepannya itu. Pertarungan kedua pemeran utama dalam peperangan ini terus berlanjut dengan sangat sengit. Sekuat apapun mereka berdua pasti salah satu diantara mereka akan ada yang kalah dan ya Sang Jendral berhasil mengalahkan sang raja dari kerajaan Kinsey.
"Sepertinya kau tidak tahu bahwa yang melenyapkan ke tiga putra mu itu adalah aku dan sekarang giliran kau."
Srish Suara pedang yang berhasil memisahkan kepala sang raja dari tubuhnya. Dengan ini pula kemenangan di ambil oleh kerajaan Utara.
"Carlos cari semua keluarga kerajaan dan pelayanan istana jadikan mereka sebagai tawanan jika ada yang melawan bunuh saja mereka." Perintah sang Jendral kepada tangan kanannya.
"Baik jenderal." Para prajurit satu persatu memasuki istana mencari keseluruh bagian istana.