4. Radeva and Nalen

2.8K 300 4
                                    

Mungkin ini semua dikarenakan kejadian 25 tahun lalu. Pada saat itu Jefri kecil sangat senang karena akan memiliki adik, tapi semua itu gagal dikarenakan sang adik meninggal ketika lahir. Mungkin jika adik Jefri masih hidup, usianya kini sudah seperti Radeva. Mungkin itu yang membuat Indhira bisa dengan cepat menyayangi Radeva dan Nalendra selain kedua anak itu baik kepadanya.

•••••

Sudah satu Minggu sejak Radeva ke rumah sakit bersama Jefri saat itu. Dokter Danes kemarin mengatakan untuk ia kembali pada hari ini. Tapi Radeva tak ke sana. Lebih tepatnya ia memilih pekerjaannya. Ya walaupun tadi pagi ia sempat kram perut.

"Radeva??"

"Ahh iya pak??" Yudhis memberikan sebuah kotak untuk Radeva. Hal itu memancing perhatian dari anak satu divisi Radeva.

"Tadi saya tadi habis dari lobby jadi sekalian membawa paket mu, resepsionis yang menitipkannya" ucap Yudhis. Tentu saja ia berbohong. Itu titipan dari Indhira. Jefri saja tak tahu jika mamanya memberikan itu ke Radeva.

"Ahh terimakasih pak"

"Hm" Yudhis berlalu meninggalkan ruangan itu. Mahen hanya menatapnya saja. Ada beberapa spekulasi muncul di otak pria 26 tahun itu.

"Pstt pstt...ada hubungan apa lo sama pak Yudhis??" Radeva tak menanggapinya.

"Ngga ada hubungan apa-apa kok" jawabnya. Haidar hanya mengedikkan bahunya tak percaya.

"Apa itu??"

"Barang"

"Ya maksudnya barang apaan??"

"Buat Nalen" jawab Radeva. Haidar terdiam. Tak berani berkata apa-apa lagi. Jika sudah menyangkut Nalendra, maka Radeva akan menjadi sensitif. Tapi ia tak memungkiri sih, ia jika menyangkut keluarganya juga menjadi sensitif.

•••••

"APA?! KE BANDUNG?!" Kaget Jefri. Kakeknya ini aneh-aneh sekali. Tak bisakah mengundur jadwal kepergiannya ke Bandung?? Ia masih harus fokus ke Radeva. Ia tak ingin uangnya terbuang sia-sia. Ia harus memastikan anaknya tumbuh baik.

"Tidak bisa kakek, aku tak bisa berpisah dengan kekasih ku"

"Bawa dia" Jefri melotot. Bagaimana bisa begitu?? Radeva tak bisa kelelahan. Jika Radeva ikut dengannya pasti Radeva akan kelelahan. Dan itu akan berbahaya, tapi jika ia meninggalkan Radeva di Surabaya, bisa-bisa pemuda itu ceroboh.

"Tidak"

"Apa mau mu Jef?? Kau ingin membuat kita miskin??"

"Oh ayolah kakek, jika perusahaan keluarga bangkrut aku masih memiliki perusahaan ku sendiri yang bahkan lebih besar dari perusahaan keluarga" ucap Jefri. Tak tahukah jika ucapannya dapat melukai hati sang kakek??

"Jefri! Jaga ucapan mu! Tanpa perusahaan itu kau tak bisa membangun perusahaan mu, lagipula kau tidak tahu bagaimana buyut mu dengan susah payah membangunnya dan kau dengan seenaknya seperti itu?! Mulai saat ini kau bukan cucu ku, dasar bocah tak tahu terimakasih!" Jefri menatap pria tua itu dengan tatapan kesalnya. Ia harus mengalah. Daripada masalahnya semakin memanjang. Dan akan semakin rumit apabila nanti sang ayah mendengarnya. Jefri paling menghindari kontak dekat dengan ayahnya itu.

Handsome Demon'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang