8. arrogant

2.5K 278 4
                                    

"Nah, this is what i mean, sekarang kamu berada di posisi itu, kamu ngga berani meyakinkan hati mu untuk mengejar Jefri, padahal belum tentu kenyataannya akan seburuk pemikiran mu" Radeva diam-diam memikirkan ucapan Yudhis. Ia tak percaya secepat ini ia bisa merasa kagum sekaligus suka dengan atasannya itu. Memang Jefri sangatlah tampan dan jangan lupakan dia itu kaya. Ia juga ragu dengan Jefri. Ia dan Jefri seperti orang asing.

••••••

Matahari sudah menyapa, saatnya hari yang cerah dimulai. Radeva bangun dengan meregangkan tubuhnya. Pukul 9 nanti mereka harus kembali ke Surabaya. Nalen sudah menerornya dengan berbagai permintaan. Nasih baik ia sudah membelikan oleh-oleh untuk adiknya itu. Katanya sebagai permintaan maaf karena ia telat pulang sampai 4 hari lamanya.

Radeva membuka gorden cukup keras membuat Jefrian sedikit terganggu. Tapi pria itu hanya menaikkan selimutnya dan masih terpejam.

 Tapi pria itu hanya menaikkan selimutnya dan masih terpejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Radeva tak memperdulikan itu. Ia lebih memilih untuk mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi. Bersyukur ia tak mual pagi ini. Selesai mandi ia memilih berganti pakaian terlebih dahulu lalu membangunkan Jefri yang rupanya masih enggan membuka matanya.

"Mas, bangun" Radeva mengguncangkan tubuh Jefri cukup keras. Karena ia tahu jika Jefri tipekal orang yang sulit bangun.

"Eunghhh, nanti five minutes" Jefri justru membelakangi Radeva. Pemuda itu melirik jam.

"MAS BANGUN MAS!! SEBENTAR LAGI FLIGHT AYOO MAS BANGUN!!" Jefri langsung terbangun dan menatap jam lalu menatap Radeva malas. Radeva hanya tersenyum.

"Masih jam 7"

"Masih?! Mas harus beres-beres baju, belum lagi sarapan, belum mandi, belu-"

"Stttt berisik" potong Jefri. Ia pun beranjak dan masuk ke kamar mandi mengabaikan Radeva yang membereskan tempat tidur. Menggosok giginya dengan santai. Menatap kamar mandi yang sudah rapi. Pasti Radeva yang membereskan semuanya.

Di luar, Radeva sibuk membereskan kopernya. Ia harus memastikan semuanya masuk ke dalam kopernya. Tapi ia tak yakin karena oleh-oleh yang ia beli cukup banyak.

"DEVA! AMBILIN HANDUK" Radeva menghela nafasnya. Padahal jika ke kamar mandi mereka pasti melewati gantungan handuk. Kenapa Jefri selalu lupa??

Tok....tok.....tok....

Ceklekkk

Kepala Jefri menyembul dibalik pintu kamar mandi.
"Makasih" ia mengambil handuk itu dengan cepat. Radeva pun kembali menata kopernya. Memaksa oleh-oleh itu masuk ke dalam kopernya.

"Kok ngga muat sih??" Bingung Radeva. Ia sudah berkali-kali merubah posisi barangnya. Sampai Radeva menduduki kopernya berharap agar ia bisa menutup kopernya.

Handsome Demon'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang