28. incident

767 108 18
                                    

Apa yang harus Hima lakukan?? Ia tak ingin menjadi kakak yang jahat tetapi ia harus mengorbankan keponakannya. Jika ia tak ingin menjadi paman yang jahat maka ia harus mengorbankan adiknya. Hima benar-benar berada di posisi tengah yang sulit.

••••••

Jefri berdiri di depan ruangan UGD dengan cemas. Ia tak sengaja menemukan Nalen yang dipukuli oleh preman yang meminta motornya. Jefri melihat pemuda itu di sebuah gang kecil dikepung oleh 3 preman bertubuh besar. Sudah lumayan lama ia berdiri di depan UGD. Untuk Jericho dan Javier sudah ia titipkan ke Mahen.

Pintu UGD terbuka, Jefri langsung mendekat untuk menanyakan keadaan Nalen. Ia takut pemuda itu mengalami hal serius melihat bagaimana preman-preman itu memukulnya tadi.

"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Jefri dengan panik.

"Dia perlu dirawat inap, saudara Nalen mengalami fraktur klavikula atau tulang bahu retak, jadi untuk sementara waktu bahu bagian kanan saudara Nalen tidak diperkenankan mengangkat beban berat serta melakukan kegiatan-kegiatan yang memperlambat penyembuhan tulangnya" Jefri menganggukkan kepalanya dan berterimakasih kepada dokter. Ia langsung pergi menuju ruang administrasi untuk membayar biaya rumah sakit dan obat untuk Nalen.

Sedangkan Nalen yang masih tidak sadarkan diri karena efek obat bius sudah dipindahkan ke ruangan yang lebih besar. Jefri tanpa kenal lelah menemani Nalen layaknya Nalen yang menemaninya di masa-masa sulit. Dimana awal-awal dirinya ditinggal oleh Radeva. Pemuda itu bahkan rela cuti kuliah untuk membantunya menjaga twins. Jadi anggap saja saat ini Jefri tengah membalas budi atas kebaikan adik iparnya itu.

•••••

Arkan menatap putranya yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit. Anak berusia 8 tahun itu tersenyum cerah padahal ayahnya tengah khawatir dengan keadaannya.

Ceritanya, tadi siang Jay ingin sekali bermain ice skating, tapi malangnya anak itu mengalami kejadian tak mengenakkan dimana ada orang yang menabraknya dari belakang sehingga dirinya terjatuh dan membuat hidungnya mengalami mimisan. Arkan yang mengetahui itu langsung panik dan meninggalkan pekerjaannya.

"Lain kali jangan izin lagi seperti ini, supaya jika jatuh tidak merepotkan ayah atau pun kak Deva" sindir Arkan yang hanya dibalas senyuman oleh sang putra. Jay benar-benar diciptakan untuk menjadi musuh Arkan.

"Jika aku tidak jatuh tidak mungkin ayah membelikan ini" Jay menunjuk ke robot keluaran terbaru yang diberikan Arkan supaya anak itu semangat untuk sembuh. Tapi nyatanya dia hanya dimanfaatkan sang putra.

"Kamu ini ada saja idenya" seru Radeva yang tersenyum melihat interaksi mereka. Arkan mengacak-acak rambutnya. Bayangkan dirinya tinggal bersama Jay saja selama ini.

"Ayah ayah, I want to watch the match between Real Madrid and Barcelona" Arkan menatap putranya tak percaya. Anak sekecil itu sudah tergila-gila dengan Real Madrid.

"Televisi rumah sakit tidak menyediakan tayangan sepakbola" Jay merengut tak suka. Ayahnya terlihat berbohong. Mana ada seperti itu.

"Kenapa sesekali tidak menuruti Jay?" Arkan menatap Radeva yang tengah menata keperluan Jay selama di rumah sakit.

"Dia terlalu sering dituruti sampai-sampai dia bisa menggigit ku" jawab Arkan. Radeva hanya menggelengkan kepalanya. Ia tau Arkan adalah ahli psikologi yang terkenal di daratan Britania Raya ini, tapi dalam menghadapi anaknya, Arkan masih sering kesulitan.

Handsome Demon'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang